BERTAWASSUL DENGAN ORANG SALEH STUDI KOMPARATIF PANDANGAN JA'FAR SUBHANI DAN M. NASHIRUDDIN AL-ALBANI

MUHAMMAD IHSAN FATHONY - NIM. 03360181 , (2011) BERTAWASSUL DENGAN ORANG SALEH STUDI KOMPARATIF PANDANGAN JA'FAR SUBHANI DAN M. NASHIRUDDIN AL-ALBANI. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Ber-tawassul dengan orang saleh hingga kini masih menjadi perdebatan hangat di kalangan para ulama. Di satu sisi, dalam batas-batas tertentu, bertawassul dianggap sebagai perbuatan syirik karena mencari perantara selain Allah dan dianggap mencari kekuasaan selain Allah. Tatapi pada sisi yang lain, bertawassul oleh sebagain kalangan justru dianggap sebagai perbuatan yang tidak melanggar syariat dan tidak termasuk dalam kategori syirik. Bahkan, ber-tawassul juga dianggap sebagai pengakuan terhadap kekuasaan dan keesaan Allah yang tidak mengenal batas ruang dan waktu. Perbedaan inilah yang melatarbelakangi pemahaman M. Nashiruddin Al-bani dan Ja'far Subhani dalam memahami tawassul. Pada dasarnya, bertawassul adalah suatu (ibadah) yang dapat mendekatkan diri kepada Allah. Hakikat ber-tawassul kepada Allah ialah menjaga jalan-Nya dengan ilmu dan aqidah, dan mencari keutamaan syariat, sebagai peribadatan (qurbah). Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research) yang berusaha menemukan dan menggali wacana ber-tawassul dengan orang saleh berdasarkan pandangan M. Nashiruddin Al-Albani dan Ja'far Subhani. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan dan mengkomparasikan pandangan M. Nashiruddin Al-Albani dan Ja'far Subhani tentang ber-tawassul dengan orang saleh, sehingga nantinya diharapkan muncul kesimpulan yang komphrehensif tentang ber-tawassul. Penelitian ini bersifat deskriptif-komparatif-analitis, yaitu penelitian yang menggambarkan mengenai konsep tawassul berserta seluruh unsur-unsur yang berkaitan dengannya, serta keabsahan tawassul menurut syariat, yang mengacu pada pandangan kedua tokoh, yaitu M. Nashiruddin Al-Albani dan Ja'far Subhani. Selanjutnya, gambaran tersebut kemudian dirumuskan, dianalisis, dan dikomparasikan, baik dari segi perbedaan maupun persamaan serta untuk memunculkan hasil analisis obyektif mengenai tawassul dari pandangan kedua tokoh tersebut. Dalam memahami sumber hukum digunakan epistomologi bayani dan irfani. Ja'far subhani menggunakan epistomologi irfani, yaitu dengan olah rohani dimana dengan kesucian hati diharapkan Tuhan akan melimpahkan pengetahuan langsung kepadanya. Sedangkan M. Nasiruddin Al-Albani lebih cenderung menggunakan epistomologi bayani,yaitu didasarkan atas otoritas teks (nash), secara langsung atau tidak langsung. Sehingga dalam mengambil suatu hukum khususnya mengenai ber-tawassul dengan orang saleh, mereka berlainan pendapat. div

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: 1. H. Wawan Gunawan, S.Ag., M.Ag. 2. Ahmad Bahiej, SH., M.Hum.
Uncontrolled Keywords: Tawassul
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Last Modified: 04 May 2012 23:47
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/5332

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum