TEROBOSAN BARU PENAFSIRAN AL-QUR’AN MENURUT HAJI HASAN MUSTAPA (Studi Naskah Petikan Qoer’an Katoet Adab Padikana)

Devi Sri Rahayu, NIM.: 18105030014 (2022) TEROBOSAN BARU PENAFSIRAN AL-QUR’AN MENURUT HAJI HASAN MUSTAPA (Studi Naskah Petikan Qoer’an Katoet Adab Padikana). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (TEROBOSAN BARU PENAFSIRAN AL-QUR’AN MENURUT HAJI HASAN MUSTAPA (Studi Naskah Petikan Qoer’an Katoet Adab Padikana)) 18105030014_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (TEROBOSAN BARU PENAFSIRAN AL-QUR’AN MENURUT HAJI HASAN MUSTAPA (Studi Naskah Petikan Qoer’an Katoet Adab Padikana)) 18105030014_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (9MB) | Request a copy

Abstract

Tafsir al-Qur’an dipahami sebagai suatu upaya untuk menyingkap makna al-Qur’an yang masih tertutup. Adanya terobosan baru dalam memahami al-Qur’an ditujukan sebagai usaha untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif dan terpadu sesuai dengan ajaran al-Qur’an. Perkembangan tafsir di Indonesia juga ditandai dengan lahirnya tafsir lokal yang khas dengan aspek lokalitasnya. Namun, pada kenyataanya banyak di antara karya tafsir lokal yang memiliki pengaruh pada masanya termarginalkan dan kurang mendapatkan perhatian, padahal di dalamnya banyak mengandung hal-hal baru yang belum banyak diketahui. Lahirnya tafsir lokal menunjukkan sebuah prestasi besar dari seorang mufassir yang mampu menghasilkan pemahaman al-Qur’an yang lebih pribumi karena memuat aspek lokalitas di dalamnya. Tokoh yang dikaji dalam penelitian ini adalah mufassir Sunda, yaitu Haji Hasan Mustapa. Sumber primer yang digunakan adalah naskah Petikan Qoer’an Katut Adab Padikana hasil transkrip Komite Mendakna dalam aksara latin. Naskah tersebut menghimpun 57 surat 354 ayat yang secara keseluruhan membahas tentang akidah dan akhlak, namun penggunaan ayat disesuaikan dengan konsep penelitian. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif-analisis, dengan mengambil langkah pendekatan content analysis dan historis-sosiologis. Tulisan ini menguraikan tentang biografi tokoh, aspek-aspek penafsiran dalam naskah Petikan Qoer’an Katut Adab Padikana, sejarah penafsiran al-Qur’an di Indonesia dan di Tatar Sunda, serta wujud terobosan baru penafsiran al-Qur’an menurut Haji Hasan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tafsir Haji Hasan yang bermula dari pemenuhan janjinya terhadap wasiat orang tua dan karoehoen (leluhur), kemudian penafsiran yang sesuai dengan ukuran jiwanya dan penting bagi kebatinan orang Sunda. Tafsir Haji Hasan diketahui menggunakan metode ijmālī, dengan pendekatan tafsir al-ishārī bercorak ṣhūfī. Aktivitas penafsiran yang dilakukan oleh Haji Hasan adalah dengan menggunakan ayat-ayat yang menurutnya sesuai dengan visi spiritualnya yang akan lebih keuna kana hate (kena ke hati). Haji Hasan juga dikenal sebagai ulama yang terkenal mahiwal (nyeleneh) baik dari pemikiran maupun perilakunya. Karena hal tersebutlah, tafsir beliau menjadi sangat unik serta memberi kontribusi melalui terobosan baru yang dihadirkan oleh Haji Hasan dalam tafsirnya. Terobosan baru penafsiran al-Qur’an menurut Haji Hasan, yaitu dari segi penulisan, pemilihan ayat yang ditafsirkan, kentalnya aspek lokalitas, adanya pengenalan speech levels kebahasaan, serta kekhasan paradigma keagamaan dan karakter sufistik lokal yang ditampilkan dalam bingkai penafsiran menjadi ciri keaslian pemikiran Haji Hasan dan menambah daftar uniqueness tafsirnya.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item