TRADISI LATIFAN DI PEDUKUHAN KEDIWUNG (Studi Living Hadis)

Sofrotul Hasanah, NIM.: 18105050127 (2022) TRADISI LATIFAN DI PEDUKUHAN KEDIWUNG (Studi Living Hadis). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (TRADISI LATIFAN DI PEDUKUHAN KEDIWUNG (Studi Living Hadis))
18105050127_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (TRADISI LATIFAN DI PEDUKUHAN KEDIWUNG (Studi Living Hadis))
18105050127_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian skripsi ini mengangkat tema mengenai living hadis dalam tradisi latifan di Pedukuhan Kediwung yang terletak di Kabupaten Bantul. Tradisi latifan berasal dari kata Yā Laţīf dikarenakan dalam pelaksanaannya terdapat zikir Yā Laţīf sebanyak 16641 kali dengan diiringi beberapa prosesi do’a dan zikir lainnya. Pelaksanaan tradisi latifan merupakan tradisi yang telah berdiri selama 5 dasawarsa. Pelestarian terhadap latifan sendiri dikarenakan dianggap memiliki signifikasi oleh masyarakat Kediwung. Pada mulanya latifan berasal dari ijazah salah satu tokoh agama dengan tujuan menghindari tolak bala dan ketentraman dalam hidup. Jenis dari penelitian ini ialah field research (penelitian lapangan) dengan pendekatan fenomenologi. Data primer didapatkan dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi secara langsung di Pedukuhan Kediwung selama kurang lebih lima bulan. Kemudian wawancara dilakukan dengan sembilan narasumber di Kediwung yakni tetua desa, tokoh agama, partisipan latifan dan masyarakat umum. Data sekunder berasal dari arsip-arsip resmi, software, serta publikasi yang berkaitan dengan tema. Adapun teori yang digunakan pada kajian ini yakni teori living hadis yang digunakan sebagai pisau analis untuk menggali hadis-hadis yang hidup dalam tradisi latifan dilengkapi dengan resepsi fungsional. Teori kedua yakni teori sosiologi pengetahuan milik Karl Mannheim dengan tiga sistem makna yakni makna obyektif, makna espresif dan makna dokumenter. Hasil temuan dari penelitian ini yakni terdapat lima hadis yang diresepsi oleh masyarakat kediwung terkait pelaksanaan latifan. Hadis keutamaan membaca al-Asmā al-Husna, hadis anjuran bersedekah, hadis mencari ilmu, hadis anjuran menjaga tali persaudaraan, dan hadis keutamaan zikir. Kemudian, hasil analisis dari hadis-hadis tersebut masuk dalam tipologi hadis informative bagi masyarakat Kediwung. Berangkat dari hal tersebut terdapat tiga bentuk resepsi fungsional dari latifan dimana latifan digunakan sebagai tolak bala, media dakwah dan menjadi sarana untuk menjaga solidaritas masyarakat. Selanjutnya hasil analisis makna melalui teori sosiologi pengetahuan Karl Mannheim menunjukkan bahwa melestarikan tradisi dan bentuk loyalitas terhadap tokoh agama sebagai makna obyektif. Latifan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT sekaligus untuk mencari ketentraman hidup, transfer nilai-nilai moral serta pengetahuan antar masyarakat merupakan makna ekspresif. Untuk makna dokumenter dapat terlihat bagaimana latifan telah mengakar hingga menjadi sebuah kebudayaan serta identitas dari masyarakat Kediwung

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing Asrul, M.Hum.
Uncontrolled Keywords: Tradisi Latifan, Resepsi Hadis, Karl Mannheim
Subjects: Ilmu Hadits
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Hadis (S1)
Depositing User: S.Sos Sofwan Sofwan
Date Deposited: 06 Oct 2022 09:32
Last Modified: 06 Oct 2022 09:32
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53955

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum