PERGESERAN NILAI SAKRALITAS PADA TRADISI ONDEL-ONDEL BETAWI (STUDI KASUS SANGGAR BABA ACANG)

Farhan Agung Ahmadi, NIM.: 19205022056 (2022) PERGESERAN NILAI SAKRALITAS PADA TRADISI ONDEL-ONDEL BETAWI (STUDI KASUS SANGGAR BABA ACANG). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PERGESERAN NILAI SAKRALITAS PADA TRADISI ONDEL-ONDEL BETAWI (STUDI KASUS SANGGAR BABA ACANG))
19205022056_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (PERGESERAN NILAI SAKRALITAS PADA TRADISI ONDEL-ONDEL BETAWI (STUDI KASUS SANGGAR BABA ACANG))
19205022056_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (7MB) | Request a copy

Abstract

Ondel-ondel itulah nama yang disematkan oleh masyarakat Betawi kepada boneka raksasa berukuran tinggi kurang lebih 2 M dan memiliki lebar 80 CM. Boneka raksasa yang memiliki bentuk hasil deformasi tubuh manusia namun tanpa bagian leher ini sudah ada dan bertahan ditengah kehidupan masyarakat Betawi sejak berabad-abad silam. Dimasa awal kemunculannya ondel-ondel dipercaya memiliki sebuah kekuatan magis dan merupakan sarana untuk berkomuikasi/meminta bantuan kepada roh-roh nenek moyang, ondel-ondel digunakan untuk mengusir dan menangkal marabahaya oleh masyarakat Betawi, sehingga mereka mempunyai keyakinan akan kesakralan ondel-ondel. Walaupun sampai dengan saat ini kita masih dengan mudah menemukan ondel-ondel ditengah kehidupan masyarakat Betawi, namun masyarakat Betawi modern sepertinya sudah tidak lagi memiliki keyakinan yang sama dengan masyarakat Betawi tradisional. Mereka memiliki anggapan ondel-ondel hanya sebagai sebuah seni hasil kebudayaan yang bernilai biasa saja atau profan. Hal ini dibuktian dengan pemakain ondel-ondel sebagai pelengkap acara kebudayaan Betawi, hiasan, daya tarik wisata dan bahkan digunakan sebagai sebuah alat untuk memenuhi kebutuhan dengan cara mengamen. Terdapat tiga hal yang dibahas dalam penelitian ini. Pertama, sejauh mana pemaknaan ondel-ondel pada sanggar Baba Acang? Kedua, bagaimana cara yang ditempuh oleh pemerintah dan tokoh masyarakat dalam upaya pelestarian ondel-ondel? Ketiga, masih adakah nilai sakral ondel-ondel diera modern? Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun penelitian menggunakan pendekatan studi agama dan sosial-antropologi yang bersifat deskriptif-analitik. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan teori sakral dan profan dari Mercia Elliade. Hasil penelitian menunjukkan tiga hal. Pertama, anggota sanggar Baba Acang memaknai ondel-ondel sebagai sebuah seni budaya dan tradisi masyarakat Betawi yang harus tetap dilestarikan. Kedua, pemerintah dan tokoh Betawi berupaya agar ondel-ondel tetap lestari dengan menetapkannya sebagai ikon budaya Betawi dan menyelenggarakan acara untuk memperkenalkan ondel-ondel. ketiga, pada masyarakat Betawi modern sudah tidak ada lagi nilai sakral pada tradisi ondel-ondel.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing : Dr. Moh Soehadha, S. Sos.
Uncontrolled Keywords: Ondel-ondel, Sakral, Profan.
Subjects: Studi Agama Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Studi Agama Agama (S2)
Depositing User: S.Sos Sofwan Sofwan
Date Deposited: 06 Oct 2022 12:49
Last Modified: 06 Oct 2022 12:49
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53968

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum