PENAFSIRAN MUHAMMAD ḤUSAYN ṬABAṬABA'I TERHADAP AYAT-AYAT TRINITAS DALAM TAFSIR AL-MIZAN

Irfan Fajar Ramadhan, NIM.: 20205031003 (2022) PENAFSIRAN MUHAMMAD ḤUSAYN ṬABAṬABA'I TERHADAP AYAT-AYAT TRINITAS DALAM TAFSIR AL-MIZAN. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PENAFSIRAN MUHAMMAD ḤUSAYN ṬABAṬABA'I TERHADAP AYAT-AYAT TRINITAS DALAM TAFSIR AL-MIZAN)
20205031003_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (PENAFSIRAN MUHAMMAD ḤUSAYN ṬABAṬABA`I TERHADAP AYAT-AYAT TRINITAS DALAM TAFSIR AL-MIZAN)
20205031003_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (6MB) | Request a copy

Abstract

Konsep trinitas agama Kristen menjadi salah satu pembahasan yang rumit di kalangan para teolog, peneliti dan mufasir. Di mana, umat Kristiani pada dasarnya meyakini Tuhan yang Maha Esa, akan tetapi juga meyakini adanya tiga pribadi dalam wujud kesatuan Tuhan. Mayoritas ulama tafsir lebih cenderung menganggap bahwa musyrik mencakup juga orang-orang kafir ahli kitab. Dalam kecendrungan mayoritas ulama tafsir ini, Ṭabaṭab'i merupakan salah satu ulama tafsir abad modern yang justru tidak memasukkan ahli kitab ke dalam kategori musyrik. Menurutnya, Kristen dengan keyakinan trinitasnya, masih digolongkan ke dalam ahli kitab, walaupun mereka telah berbuat syirik, namun tidak secara tegas diberi predikat musyrik oleh Alquran. Adapun Tafsir al-Mizan merupakan karya terbesar Ṭabaṭaba`i dengan metode penafsiran Alquran bil Quran yang dianggap sebagai metode penafsiran terbaik dan dapat dipertanggung jawabkan, sehingga Tafsir al-Mizan memiliki pengaruh yang signifikan di kalangan Syi’ah maupun Sunni. Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian deskriptif-analitis. Dalam menganalisis penafsiran Ṭabaṭaba`i terhadap ayat-ayat trinitas dalam Tafsir al-Mizan, penelitian ini menggunakan Hermeneutika filosofis Gadamer. Penafsiran Konsep trinitas agama Kristen menjadi salah satu pembahasan yang rumit di kalangan para teolog, peneliti dan mufasir. Di mana, umat Kristiani pada dasarnya meyakini Tuhan yang Maha Esa, akan tetapi juga meyakini adanya tiga pribadi dalam wujud kesatuan Tuhan. Mayoritas ulama tafsir lebih cenderung menganggap bahwa musyrik mencakup juga orang-orang kafir ahli kitab. Dalam kecendrungan mayoritas ulama tafsir ini, Ṭabaṭab'i merupakan salah satu ulama tafsir abad modern yang justru tidak memasukkan ahli kitab ke dalam kategori musyrik. Menurutnya, Kristen dengan keyakinan trinitasnya, masih digolongkan ke dalam ahli kitab, walaupun mereka telah berbuat syirik, namun tidak secara tegas diberi predikat musyrik oleh Alquran. Adapun Tafsir al-Mizan merupakan karya terbesar Ṭabaṭaba`i dengan metode penafsiran Alquran bil Quran yang dianggap sebagai metode penafsiran terbaik dan dapat dipertanggung jawabkan, sehingga Tafsir al-Mizan memiliki pengaruh yang signifikan di kalangan Syi’ah maupun Sunni. Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian deskriptif-analitis. Dalam menganalisis penafsiran Ṭabaṭaba`i terhadap ayat-ayat trinitas dalam Tafsir al-Mizan, penelitian ini menggunakan Hermeneutika filosofis Gadamer. Penafsiran Ṭabaṭab'i terhadap ayat-ayat trinitas sangat bersifat filosofis dan inklusif. Dalam pengertian hermeneutika filosofis Gadamer, penafsiran Ṭabaṭaba`i dipengaruhi oleh tradisi keilmuan filsafat dan 'irfan, konteks sosial politik Iran, konteks sosial keagamaan Iran, konteks hubungan Islam-Kristen, peguasaan lieratur di luar Islam, khususnya Injil yohanes, pra-pemahaman tentang trinitas, serta tujuan dan metode penafsiran Konsep trinitas agama Kristen menjadi salah satu pembahasan yang rumit di kalangan para teolog, peneliti dan mufasir. Di mana, umat Kristiani pada dasarnya meyakini Tuhan yang Maha Esa, akan tetapi juga meyakini adanya tiga pribadi dalam wujud kesatuan Tuhan. Mayoritas ulama tafsir lebih cenderung menganggap bahwa musyrik mencakup juga orang-orang kafir ahli kitab. Dalam kecendrungan mayoritas ulama tafsir ini, Ṭabaṭab'i merupakan salah satu ulama tafsir abad modern yang justru tidak memasukkan ahli kitab ke dalam kategori musyrik. Menurutnya, Kristen dengan keyakinan trinitasnya, masih digolongkan ke dalam ahli kitab, walaupun mereka telah berbuat syirik, namun tidak secara tegas diberi predikat musyrik oleh Alquran. Adapun Tafsir al-Mizan merupakan karya terbesar Ṭabaṭaba`i dengan metode penafsiran Alquran bil Quran yang dianggap sebagai metode penafsiran terbaik dan dapat dipertanggung jawabkan, sehingga Tafsir al-Mizan memiliki pengaruh yang signifikan di kalangan Syi’ah maupun Sunni. Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian deskriptif-analitis. Dalam menganalisis penafsiran Ṭabaṭaba`i terhadap ayat-ayat trinitas dalam Tafsir al-Mizan, penelitian ini menggunakan Hermeneutika filosofis Gadamer. Penafsiran Ṭabāṭabā`i terhadap ayat-ayat trinitas sangat bersifat filosofis dan inklusif. Dalam pengertian hermeneutika filosofis Gadamer, penafsiran Ṭabaṭaba`i dipengaruhi oleh tradisi keilmuan filsafat dan 'irfan, konteks sosial politik Iran, konteks sosial keagamaan Iran, konteks hubungan Islam-Kristen, peguasaan lieratur di luar Islam, khususnya Injil yohanes, pra-pemahaman tentang trinitas, serta tujuan dan metode penafsiran Konsep trinitas agama Kristen menjadi salah satu pembahasan yang rumit di kalangan para teolog, peneliti dan mufasir. Di mana, umat Kristiani pada dasarnya meyakini Tuhan yang Maha Esa, akan tetapi juga meyakini adanya tiga pribadi dalam wujud kesatuan Tuhan. Mayoritas ulama tafsir lebih cenderung menganggap bahwa musyrik mencakup juga orang-orang kafir ahli kitab. Dalam kecendrungan mayoritas ulama tafsir ini, Ṭabaṭab'i merupakan salah satu ulama tafsir abad modern yang justru tidak memasukkan ahli kitab ke dalam kategori musyrik. Menurutnya, Kristen dengan keyakinan trinitasnya, masih digolongkan ke dalam ahli kitab, walaupun mereka telah berbuat syirik, namun tidak secara tegas diberi predikat musyrik oleh Alquran. Adapun Tafsir al-Mizan merupakan karya terbesar Ṭabaṭaba`i dengan metode penafsiran Alquran bil Quran yang dianggap sebagai metode penafsiran terbaik dan dapat dipertanggung jawabkan, sehingga Tafsir al-Mizan memiliki pengaruh yang signifikan di kalangan Syi’ah maupun Sunni. Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian deskriptif-analitis. Dalam menganalisis penafsiran Ṭabaṭaba`i terhadap ayat-ayat trinitas dalam Tafsir al-Mizan, penelitian ini menggunakan Hermeneutika filosofis Gadamer. Penafsiran Ṭabāṭabā`i terhadap ayat-ayat trinitas sangat bersifat filosofis dan inklusif. Dalam pengertian hermeneutika filosofis Gadamer, penafsiran Ṭabaṭaba`i dipengaruhi oleh tradisi keilmuan filsafat dan 'irfan, konteks sosial politik Iran, konteks sosial keagamaan Iran, konteks hubungan Islam-Kristen, peguasaan lieratur di luar Islam, khususnya Injil yohanes, pra-pemahaman tentang trinitas, serta tujuan dan metode penafsiran Ṭabaṭab'i. terhadap ayat-ayat trinitas sangat bersifat filosofis dan inklusif. Dalam pengertian hermeneutika filosofis Gadamer, penafsiran Ṭabaṭab'i dipengaruhi oleh tradisi keilmuan filsafat dan 'irfan, konteks sosial politik Iran, konteks sosial keagamaan Iran, konteks hubungan Islam-Kristen, peguasaan lieratur di luar Islam, khususnya Injil yohanes, pra-pemahaman tentang trinitas, serta tujuan dan metode penafsiran Ṭabaṭab'i.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing : Dr. Nina Mariani Noor, SS., MA..
Uncontrolled Keywords: Hermeneutika Filosofis, Ayat-ayat Trinitas, Ṭabaṭaba'i, Tafsir al-Mizan
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur'an dan Tafsir (S2)
Depositing User: S.Sos Sofwan Sofwan
Date Deposited: 07 Oct 2022 09:08
Last Modified: 07 Oct 2022 09:08
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53982

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum