PENAFSIRAN TERHADAP QS. AL-FURQAN [25]: 30-33 DENGAN PENDEKATAN MA’NA CUM MAGHZA

Aidah Mega Mega Kumalasari, NIM.: 20205031023 (2022) PENAFSIRAN TERHADAP QS. AL-FURQAN [25]: 30-33 DENGAN PENDEKATAN MA’NA CUM MAGHZA. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PENAFSIRAN TERHADAP QS. AL-FURQAN [25]: 30-33 DENGAN PENDEKATAN MA’NA CUM MAGHZA)
20205031023_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (PENAFSIRAN TERHADAP QS. AL-FURQAN [25]: 30-33 DENGAN PENDEKATAN MA’NA CUM MAGHZA)
20205031023_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Q.S. Al-Furqan [25]: 32 selama ini seringkali digunakan sebagai landasan dalam mempelajari Al-Qur’an, terutama dalam membaca Al-Qur’an secara tartil. Namun, jika melihat secara keseluruhan teks kelompok ayat dan konteks Q.S. Al-Furqan [25]: 32 tidak hanya membahas tentang konsep tartil saja. Perubahan makna ini bisa saja terjadi disebabkan karena terdapat variabel-variabel yang belum dilihat dan ditelisik sebelumya. Sehingga, hal ini menjadi pintu dalam reinterpretasi Q.S. Al-Furqan [25]: 32 dengan makna yang lebih luas dan mendalam dengan mengkaitakan segala aspek yang memiliki kaitan terhadap ayat tersebut. Hal ini sering terjadi disebabkan dalam membaca ayat, kurangnya memabaca secara keseluruhan teks dan konteks ayat. Sehingga, untuk menjawab persoalan tersebut, penulis mereinterpretasikan kembali dengan menggunakan pendekata ma’na cum maghza. Pedekatan ma’na cum maghza merupakan pendekatan yang tidak hanya melihat secara tekstual, meilainkan mengkaitkan pemahaman tekstual dengan kontekstual ayat, dengan menjadikan makna asal (makna historis) menjadi pijakan awal untuk memahami maghza atau pesan utama ayat. dalam prosesnya menemukan maghza ayat ma’na cum maghza memiliki tiga tahapan, diantara: ma’na at-tarikhi, maghza at-tarikhi dan maghza mutaharrik ma’asir. Selain itu penulisan ini mengarah pada penelitian kualitatif-library research (penelitian kepustakaan) dengan menggunakan sumber data klasik yang dipadukan dengan keilmuan modern. Dengan demikian hasil dari penulisan ini pada tahap ma’na at-tarikhi ditemukan satu fragmen pembahasan yakni dalam QS. Al-Furqan [25]: 30-33 yakni tidak hanya membahas mengenai konsep tartil, melainkan perjalanan dan tantangan Nabi Muhammad dalam berdakwah. kata mahjuwra dan tartila. Dua kata ini mengalami perubahan makna yang berbeda-beda pada setiap ayatnya. Kata mahjuwra memiliki makna dihina atau hinaan hanya dikhususkan pada redaksi ayat yang membahas tentang Al-Qur’an dan kaum musyrikin. Dan hanya ditemukan pada ayat-ayat Makkiyah. Selanjutnya kata tartila berkaitan erat dengan proses turunya Al-Qur’an yakni secara berangsur-angsur. Adapun Maghza al-Tarikhi (Singnifikansi fenomenal Historis) dari Q.S al-Furqan [25]:32 diantaranya: Pengabaian kaum musyrikin terhadap seruan Nabi Muhammad dalam mempelajari Al-Qur’an, Allah menenangkan Nabi Muh}ammad dalam menghadapi perilaku kaum musyrikin dan tujuan diturunkanya Al-Qur’an secara berangsur-angsur dengan mengikuti ritme Nabi Muhammad. Maghza al-Mutaharrik Q.S al-Furqan [25]:30-33 berkaitan dengan adanya tantangan dalam setiap dakwah yang berarti mengajak kepada kebaikan, sehingga bagi para pendakwah seperti halnya kyai, mubalig, cendekiawan, guru dan lain-lain perlunya untuk bersabar dan menguatkan hati. Karena hal tersebut sudah menjadi konsekuensi dalam berdakwah. Terutama dalam berdakwah di media sosial hal ini dikarenakan tantangan yang akan dihadapi akan semakin beragam. Sehingga perlunya memahami latar belakang audiens sebelum mensyiarkan dakwah. Adapun diturunya Al-Qur’an secara berangsur-angsur dengan mebikuti ritme Nabi Muh}ammad memiliki tujuan agar Al-Qur’an dapat dipahami secara detail oleh Nabi, sehingga Nabidapat menyampaikan dengan seksama kepada kaumnya.hal ini viii mengandung nilai pendidikan, bahwa dalam mempelajari suatu hal perlu adanya sistem dengan melihat latar belakang murid, sehingga dalam ilmu pendidikan diadaknya kurikulum. Dengan tujuan agar murid dapat memahami dengan seksama sesuai janjang masing-masing. selain itu dengan turunkan Al-Qur’an mengikuti ritme Nabi Muhammad dan umatnya, dan menjadi sumber utama kehidupan umat muslim hingga akhir zaman yang diturunkan dimasa Nabiyang memiliki perbedaa sosial budaya menunjukkan bahwa kontekstualisasi Al-Qur’an memang menjadi tujuan diturunkanya Al-Qur’a

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing : Prof. Dr. Phil. Sahiron, M.A.
Uncontrolled Keywords: Perjalanan dan tantangan dakwah Nabi Muhammad, Q.S. Al-Furqan [25]:30-33, Ma’na cum Maghza
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur'an dan Tafsir (S2)
Depositing User: S.Sos Sofwan Sofwan
Date Deposited: 11 Oct 2022 08:13
Last Modified: 11 Oct 2022 08:13
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54031

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum