PERANG JAWA 1825-1830 (TINJAUAN POLITIK DAN STRATEGI MILITER)

M.ISA AKBAR MUBAROK - NIM. 02121039, (2011) PERANG JAWA 1825-1830 (TINJAUAN POLITIK DAN STRATEGI MILITER). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Perang Jawa berlangsung sepanjang tahun 1825 hingga 1830 di wilayah bekas Kerajaan Mataram. Perang ini dilatarbelakangi oleh beberapa sebab, terutama adalah faktor politik dan ekonomi. Dua kubu yang bertikai dalam peperangan ini adalah Pangeran Diponegoro melawan pemerintah kolonial Belanda. Diponegoro mendapat dukungan dari rakyat Yogyakarta, sedangkan Belanda mendapatkan dukungan dari kerajaan-kerajaan di Yogyakarta dan Surakarta. Misi utama dari perlawanan Diponegoro adalah mengusir Kolonial Belanda dari Jawa (khususnya wilayah kekuasaan Kesultanan Yogyakarta), dan mengembalikan kesejahteraan rakyat melalui balad Islam. Sumber-sumber sejarah menyebutkan sekitar 200.000 orang Jawa dan 15.000 serdadu Belanda tewas; Seperempat tanah yang telah diolah rusak; dan 20 juta gulden yang harus ditanggung Belanda untuk pembiayaan perang. Selama hampir lima tahun berlangsungnya perang, kedua belah pihak silih berganti memenangkan pertempuran, hal ini tidak lepas dari strategi dan taktik militer yang dilakukan oleh masing-masing pihak. Perang Jawa secara garis besar terdiri dari dua babak dengan mendasarkan pada ragam petempuran serta strategi dan taktik yang digunakan. Pada babak awal, strategi Diponegoro adalah menguasai ibukota Yogyakarta (nagara) sebagai simbol kekuasaan politik dan militer Belanda. Hal ini diikuti Belanda dengan melancarkan strategi penumpasan kekuatan Diponegoro secara ofensif, terutama di markas utamanya (headquarter). Karena kalah dalam kualitas persenjataan, Diponegoro tidak berhasil mempertahankan dominasi dalam pertempuran-pertempurannya, sehingga Diponegoro mengubah strategi perang. Strategi baru Diponegoro adalah menggerogoti kekuatan militer Belanda secara perlahan (atrisi). Hal ini dimaksudkan untuk melemahkan kekuatan Belanda secara perlahan. Berhasilnya strategi Diponegoro dibalas dengan strategi stelsel benteng oleh Belanda yang bersifat lebih defensif dan persuasif. Strategi Belanda menemui hasil, meskipun harus dibayar mahal dengan menyita waktu yang sangat lama. Akhirnya Belanda berhasil memperdaya Diponegoro yang melemah dengan sebuah tipu daya pada pada 28 Maret 1830. Diponegoro dijebak dan ditangkap dalam sebuah perundingan di Magelang. Dengan tertangkapnya Dipoengoro, Perang Jawa dapat diakhiri dalam waktu hampir lima tahun. Penelitian ini adalah penelitian historis yang bertujuan untuk merekonstruksi masa lampau secara sistematis, adil dan berimbang, serta sedekat mungkin obyektif. Penelitian ini menggunakan bahan-bahan tertulis (library research), seperti buku, majalah, artikel, dan sebagainya seputar tema politik dan ,strategi dalam Perang Jawa 1825-1830. div

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Drs. H. Maman A. Malik, Sy,. M.S
Uncontrolled Keywords: perang Jawa, Pangeran Diponegoro, politik, ekonomi, strategi militer
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Last Modified: 04 May 2012 23:47
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/5425

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum