ANALISIS SADD AZ-ZARI'AH TENTANG PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN (STUDI KOMPARASI FATWA MAJELIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH DAN FATWA MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH)

Sholihur Rahman, NIM.: 15360053 (2022) ANALISIS SADD AZ-ZARI'AH TENTANG PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN (STUDI KOMPARASI FATWA MAJELIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH DAN FATWA MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (ANALISIS SADD AŻ-ŻĀRĪ'AH TENTANG PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN (STUDI KOMPARASI FATWA MAJELIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH DAN FATWA MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH)) 15360053_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (1MB) | Preview
	Text (ANALISIS SADD AŻ-ŻĀRĪ'AH TENTANG PERCERAIAN DI LUAR PENGADILAN (STUDI KOMPARASI FATWA MAJELIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH DAN FATWA MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH)) 15360053_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (800kB) | Request a copy

Abstract

Dalam perihal percerain, perundang-undangan di negara Indonesia mengharuskan dilaksankan di depan pengadilan meskipun dalam kenyataannya masih dapat kita jumpai sebagian masyarakat yang mengabaikannya. Sebagaian menganggap bahwa perceraian tidak perlu dilakukan di depan pengadilan, pendapat ini merujū’kepada teori fiqh klasik. Untuk merespon fenomena tersebut Majelis Tarjih Muhammadiyah mengeluarkan fatwa terkait hal tersebut. dalam fatwanya dijelaskan bahwa talak di luar pengadilan adalah tidak sah mengingat muḍarat yang dapat ditimbulkan. Berbeda halnya dengan Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh, dalam fatwanya dijelaskan bahwa talak di luar pengadilan adalah sah. Mersepon dari perbedaan Fatwa yang terjadi penyusun menganalisa kedua fatwa tersebut menggunakan salah satu teori dalam ilmu Uṣūl fiqh yaitu sadd aż-żārī’ah. Dalam skripsi ini yang berjudul “Analisis Sadd Aż-żarī’ah Tentang Peceraian di luar pengadilan (Studi Komparasi Fatwa Majelsi Tarjih Muhammadiyah Dan Fatwa Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh) merupakan hasil penelitian Pustaka (Library Research) yang bersifat deskriptif-komparatif. Menggunakan pendekatan uṣūl fiqh yaitu sadd aż-żārī’ah. Pengertian dari sadd ażżarī’ah adalah mencegah segala perbuatan yang dapat mengantarkan kepada kemuḍaratan/kerusakan. Hasil penelitian menunjukan setidaknya ada beberapa alasan mengapa perceraian harus dilaksanakan didepan pengadilan, yaitu: memberikan perlindungan terhadap institusi keluarga, kepastian status dalam masyarakat, perlindungan dan jaminan hukum, jaminan nasib anak-anak pasca perceraian, diketahuinya alasan-alasan perceraian, memastikan penggunaan hak talak dilakukan dengan benar, sesuai dan tidak melenceng dari syari’at Islam, dan jaminan terlaksananya hak dan kewajiban pasca perceraian Dalam Fatwa Majelis Tarjih Muhammadiyah tidak mengesahkan talak di luar pengadilan mengingat mudarat yang dapat ditimbulkan sehingga hal tersebut harus dicegah. Dengan kata lain ikrar talak di depan pengadilan menjadi salah satu syarat sahnya suatu perkawinan dalam pandangan Muahmmadiyah dan ini sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dengan tanpa mengesampingkan rukun dan syarat yang sudah ditetapkan oleh syari’at. Sementara dalam pandangn Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh mengesahkan talak di luar pengadilan, mengingat hak talak berada pada suami sehingga ketiak rukun dan syarat terpenuhi maka talak dapat dijatuhkan kepada istri. Dengan kata lain melakukan ikrar talak di depan pengadilan ataupun melaporkan perceraian ke Mahkamah Syari’ah bukan sebagian dari syarat sahnya talak dan hal itu sematamata dilakukan guna memperoleh perlindungan hukum yang menaungi sehingga dapat mencegah seuatu kemudaratan dan ini sesuai dengan keterangan dalam teori fiqh kalsik dengan tanpa mengesampingkan perundang-undangan yang berlaku.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item