PROBLEM KEJAHATAN DALAM AL-QURAN (TELAAH KATA SYARR DAN SU` DALAM TAFSIR MAFATIH AL-GHAYB KARYA FAKHR AL-DIN AL-RAZI)

Achmad Fauzan, NIM.:15530079 (2022) PROBLEM KEJAHATAN DALAM AL-QURAN (TELAAH KATA SYARR DAN SU` DALAM TAFSIR MAFATIH AL-GHAYB KARYA FAKHR AL-DIN AL-RAZI). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PROBLEM KEJAHATAN DALAM AL-QURĀN (TELAAH KATA SYARR DAN SŪ` DALAM TAFSĪR MAFĀTĪḤ AL-GHAYB KARYA FAKHR AL-DĪN AL-RĀZĪ))
15530079_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (PROBLEM KEJAHATAN DALAM AL-QURĀN (TELAAH KATA SYARR DAN SŪ` DALAM TAFSĪR MAFĀTĪḤ AL-GHAYB KARYA FAKHR AL-DĪN AL-RĀZĪ))
15530079_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Problem kejahatan masih menjadi momok teologi dari generasi ke generasi. Para filsuf-cum-teolog hampir sepakat bahwa problem kejahatan sulit diobati. Di Barat, diskursus ini cukup banyak dibahas, namun sangat sedikit yang menaruh perhatian pada kitab suci dan tafsirnya. Di Indonesia, diskursus ini masih menjadi perhatian kecil, dan bisa dikatakan belum ada yang membahas secara khusus problem kejahatan dalam terang al-Qur’an dan tafsirnya. Skripsi ini membahas problem kejahatan melalui metode kualitatif dengan pendekatan semantik ‘sederhana’ dan interpretatif-sastrawi. Data primer yang digunakan adalah al-Qur’an melalui kata al-syarr dan al-sū` serta penafsiran dari seorang tokoh bernama Fakhr al-Dīn al- Rāzī, sementara data sekundernya adalah pendukung argumentasi. Hasil dari penelitian ini terklasifikasi ke dalam tiga argumen; 1) secara ontologis, kejahatan dibagi menjadi dua: ada (‘adamiyyah) dan tidak ada (wujūdiyyah). 2) Kata al-syarr dan al-sū` memiliki beberapa keterkaitan makna relasional seperti bisikan setan, menyebarkan berita yang tidak benar, membunuh, tergesa-gesa, putus asa, kafir, sesar, menyekutukan Allah, ujian/cobaan, dan pencipta kejahatan. 3) Terkait sumber kejahatan yang disandarkan kepada Tuhan, diperdebatkan oleh para filsuf. Namun bagi al-Rāzī, ketika menafsirkan surat al-Falaq [113]:2, tidak ada yang salah dengan meminta perlindungan kepada Sang Pencipta kejahatan. Bahkan dengan adanya kejahatan dan penderitaan yang Dia ciptakan, kita tahu ke-Mahakuasaan- Nya, dan dengan demikian kita meminta perlindungan kepada-Nya agar kejahatan tersebut tidak benar-benar terjadi pada kita. Kalau pun setelah meminta perlindungan kepada Allah, antara penderitaan dan kesenangan tidak seimbang, diamlah. Allah tidak ditanya atas segala perbuatan-Nya, melainkan hanya manusialah yang ditanya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Dr. Ali Imran, S.Th.I., M.S.I
Uncontrolled Keywords: Problem Kejahatan, Penderitaan, Al-Qur’ān, Al-Syarr, Al-Sū`
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 19 Oct 2022 14:52
Last Modified: 19 Oct 2022 14:52
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54338

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum