HADIS LARANGAN MENGUCAP SALAM KEPADA NON-MUSLIM (STUDI MA’ANIL HADIS)

Hendri Dunan, NIM.: 08530034 (2012) HADIS LARANGAN MENGUCAP SALAM KEPADA NON-MUSLIM (STUDI MA’ANIL HADIS). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (HADIS LARANGAN MENGUCAP SALAM KEPADA NON-MUSLIM (STUDI MA’ANIL HADIS))
BSB3US~M.PDF - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (HADIS LARANGAN MENGUCAP SALAM KEPADA NON-MUSLIM (STUDI MA’ANIL HADIS))
BYJEKB~8.PDF - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Islam sebagai agama yang cinta damai dan sangat menghargai perbedaan dalam keyakinan merupakan bagian dari manifestasi misi Rasulullah diutus ke muka bumi. Dalam sejarahnya Beliau selalu berusaha berinteraksi dengan baik terhadap siapa saja, tidak terkhusus kepada sahabat dari kalangan umat muslim. namun, dalam posisi beliau sebagai pemimpin komunitas, beliau juga tegas terhadap kelompok lain yang mengancam eksistensi umat muslim pada saat itu. Hal ini dibuktikan dengan ada dua bentuk teks al-Qur’an dan Hadis dalam konteks sosial. Ada teks-teks yang menunjukkan bahwa beliau sangat “welcome” dan apresiatif terhadap non-muslim, namun di sisi lain terdapat teks yang menunjukan sikap keras dan permusuhan. Dari teks-teks bercorak anarki inilah yang paling sering digunakan oleh beberapa golongan umat muslim untuk mengklaim dan melegitimasi kekerasan terhadap umat agama lain. Salah satu teks yang bercorak nomer dua adalah larangan mengucap salam dan mendesak nonmuslim ketika bertemu di jalan. Secara eksplisit makna hadis tersebut sangat menyudutkan non-muslim dan bersifat deskriminatif. Bahkan Cak Nur dan kelompok Jaringan Islam Liberal dengan tegas menolak hadis tersebut karena diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan dianggap bertentangan dengan ajaran Islam. Selain itu, hadis ini juga dikutip oleh Ibn H{ajar al-‘Asqala>ni> dalam Bulu>g al- Mara>m yang merupakan salah satu kitab hadis yang paling banyak dikaji di pesantren. Tentu pemahaman yang menyimpang dari hadis tersebut akan sangat mempengaruhi pola pikir santri dan implikasinya sangat besar di kehidupan bermasyarakat. Dalam kajian ini penulis mencoba mendapatkan pemahaman hadis yang konprehensif dengan menggunakan kajian historis-hermeneutik yang ditawarkan Nurun Najwah. Kajian historis di sini bertujuan untuk mengetahui otentisitas hadis, baik dari aspek sanad ataupun matn. Sedangkan kajian hermeneutik difungsikan untuk memahami hadis baik dari aspek bahasa, historis, korelasi dengan teks-teks lainnya dan untuk mendapatkan ide dasar dari hadis tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menemukan bahwa kondisi masyarakat muslim pada saat itu sedang berada pada posisi tertekan dan dimusuhi. Sebagai sebuah komunitas baru, minoritas dan berbeda – untuk tidak mengatakan menentang – ajaran dan keyakinan lama yang dianut. Dalam kondisi itu sangat bisa dimaklumi apabila hadis tersebut muncul. Ide dasar dari hadis tersebut adalah bersikap baik terhadap siapapun tanpa memandang ras, suku, etnis maupun kepercayaan yang berbeda. Melihat kondisi sosial-keagamaan yang ada di Indonesia sebagai sebuah negara Republik, berinteraksi dengan tanpa memandang golongan merupakan alternatif terbaik sekaligus bentuk implementasi dari sila ketiga Pancasila. Hal ini sangat dibutuhkan untuk mempererat dan menjaga kesatuan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang merupakan kewajiban kita sebagai warga negara.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Dr. Nurun Najwah, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Nas Al-Qur’an, Interaksi Sosial, Historis Hadis
Subjects: Tafsir Hadist
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 01 Nov 2022 14:55
Last Modified: 01 Nov 2022 14:55
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54699

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum