TRADISI MITONI DI KECAMATAN BANGIL KABUPATEN PASURUAN : STUDI PERBANDINGAN PENDAPAT TOKOH NAHDLATUL ULAMA DAN TOKOH PERSATUAN ISLAM

Ahmad Ahda Sabila, NIM.: 18103060038 (2022) TRADISI MITONI DI KECAMATAN BANGIL KABUPATEN PASURUAN : STUDI PERBANDINGAN PENDAPAT TOKOH NAHDLATUL ULAMA DAN TOKOH PERSATUAN ISLAM. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (TRADISI MITONI DI KECAMATAN BANGIL KABUPATEN PASURUAN : STUDI PERBANDINGAN PENDAPAT TOKOH NAHDLATUL ULAMA DAN TOKOH PERSATUAN ISLAM)
18103060038_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (TRADISI MITONI DI KECAMATAN BANGIL KABUPATEN PASURUAN : STUDI PERBANDINGAN PENDAPAT TOKOH NAHDLATUL ULAMA DAN TOKOH PERSATUAN ISLAM)
18103060038_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Tradisi mitoni adalah perayaan tujuh bulan usia kehamilan. Mitoni artinya menjelang pitu yang dalam bahasa Jawa artinya tujuh. Mitoni dilaksanakan untuk mensyukuri kesehatan ibu bayi janin atau yang sifatnya tolak bala. Di daerah tertentu, budaya ini juga disebut tingkeban. Mitoni, ningkebi, atau tingkeban biasanya dilaksanakan pada hari Selasa atau Sabtu pada tanggal gasal sesuai dengan adat istiadat yang ada. Seyogyanya antara tanggal tujuh dan lima belas menurut kalender Jawa. Mitoni diadakan sebagai rasa syukur atas kesehatan janin bayi serta ibu yang mengandungnya, dan memohon untuk tidak terjadi kesusahan maupun kesukaran yang menimpa ibu dan bayi. Lebih lanjut, keyakinan yang kuat akan pentingnya tradisi mitoni tersebut bahkan membuat sebagian besar masyarakat memandang mitoni sebagai sebuah kewajiban. Masyarakat berkeyakinan bahwa maksud dan tujuan pokok dari diselenggarakannya tradisi mitoni adalah agar janin yang ada di dalam kandungan dan ibu yang mengandung senantiasa memperoleh keselamatan. Melihat prosesi dan keyakinan di atas, para ulama memberi perhatian serius terhadap masalah ini. Sebagian ulama melarang jenis ritual seperti ini, karena tidak ada syariat yang mendasarinya. Tujuannya tak lain untuk membendung munculnya bidah yang jelas-jelas merusak agama. Hal inilah yang melatarbelakangi penyusun melakukan penelitian ini, dimana fokus dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dengan rumusan masalah: (1) Bagaimana praktik mitoni di Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan? (2) Bagaimana pandangan para tokoh Nahdlatul Ulama, dan tokoh Persatuan Islam di Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan terhadap praktik tradisi mitoni yang banyak terjadi di kalangan masyarakat muslim? (3) Bagaimana praktik tradisi mitoni dalam pandangan hukum Islam? Tujuan penelitian ini guna (1) Mendeskripsikan praktik mitoni di Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan. (2) Menjelaskan pandangan pendapat tokoh agama dari Nahdlatul Ulama dan Persatuan Islam tentang mitoni di Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, (3) Mendeskripsikan perbedaan dan persamaan pendapat antara tokoh agama dari Nahdlatul Ulama dan Persatuan Islam tentang mitoni di Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research), dimana data dikumpulkan langsung dari lapangan dengan berbagai metode, yakni wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan deskriptif-analisis-komparatif, yaitu suatu analisis masalah yang berpedoman pada upaya untuk membandingkan dua konsep atau lebih untuk dicari persamaan dan perbedaannya. Pendekatan penelitian dilakukan dengan pendekatan sosiologi dengan teori Dialektika Budaya dengan al-Qur’an dan pendekatan Usul Fikih dengan menggunakan teori al-‘Urf. Dari penelitian ini tokoh Nahdlatul Ulama berpendapat bahwa tradisi mitoni merupakan al-'Urf as-Sahih} sehingga perlu dilaksanakan dan dilestarikan. Sedangkan tokoh Persatuan Islam berpendapat bahwa tradisi mitoni merupakan al-‘Urf al-Fasid. Hal ini memunculkan perbedaan yang signifikan antara pendapat para tokoh dari Nahdlatul Ulama dan Persatuan Islam terkait eksistensi tradisi mitoni. Akan tetapi, dalam praktik mitoni di Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan masih mengandung unsur al-‘Urf al-Fasid karena ada beberapa hal yang tidak sejalan dengan ajaran Islam. Tradisi mitoni di Kecamatan Bangil juga terdapat at-Tagyir, hal ini dapat dilihat dari bacaan-bacaan baik atau kalimah t{ayyibah dalam pelaksanaannya, dan terdapat upaya keras yang senantiasa dilakukan oleh tokoh agama untuk merubah penyimpangan-penyimpangan tersebut menjadi al-'Urf as-Sahih}.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: H. Nurdhin Baroroh, S.H.I., M.SI.
Uncontrolled Keywords: al-'Urf; mitoni; tujuh bulanan; Nahdlatul Ulama
Subjects: Perbandingan Madzhab
Islam dan Tradisi
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id]
Date Deposited: 02 Nov 2022 13:58
Last Modified: 02 Nov 2022 13:58
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54754

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum