AGAMA DAN PERGAULAN BEBAS (STUDI ATAS RESPON KEBERAGAMAAN MAHASISWA IKATAN ALUMNI PONDOK PESANTREN ANNUQAYAH GULUK-GULUK SUMENEP MADURA TERHADAP PERGAULAN BEBAS DI YOGYAKARTA)

Zulkarnain, NIM.: 08520007 (2012) AGAMA DAN PERGAULAN BEBAS (STUDI ATAS RESPON KEBERAGAMAAN MAHASISWA IKATAN ALUMNI PONDOK PESANTREN ANNUQAYAH GULUK-GULUK SUMENEP MADURA TERHADAP PERGAULAN BEBAS DI YOGYAKARTA). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (AGAMA DAN PERGAULAN BEBAS (STUDI ATAS RESPON KEBERAGAMAAN MAHASISWA IKATAN ALUMNI PONDOK PESANTREN ANNUQAYAH GULUK-GULUK SUMENEP MADURA TERHADAP PERGAULAN BEBAS DI YOGYAKARTA)) BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (6MB) | Preview
	Text (AGAMA DAN PERGAULAN BEBAS (STUDI ATAS RESPON KEBERAGAMAAN MAHASISWA IKATAN ALUMNI PONDOK PESANTREN ANNUQAYAH GULUK-GULUK SUMENEP MADURA TERHADAP PERGAULAN BEBAS DI YOGYAKARTA)) BAB II, III, IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (6MB) | Request a copy

Abstract

Persoalan pergaulan bebas yang diangkat dalam kajian karya ilmiah sudah terbilang banyak dilakukan oleh para insan akademik. Namun, persoalan pergaulan bebas yang dikaji dalam penelitian ini lebih menitikberatkan terhadap respon keberagamaan mahasiswa Ikatan Alumni Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep Madura (IAA Yogyakarta) terhadap fenomena pergaulan bebas di Yogyakarta sehingga memiliki corak khas tersendiri. Tujuan dari studi atas respon keberagamaan tersebut adalah untuk melihat, mendeskripsikan, dan menganalisis tentang pandangan para mahasiswa IAA Yogyakarta terhadap pergaulan bebas yang berasaskan pada beberapa dimensi keberagamaan. Dalam proses menelaah dan menganalisis persoalan pergaualan bebas dari aspek dimensi keberagamaannya tersebut, maka dalam penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif ini, peneliti menggunakan teori keterlibatan keagamaan “religion commitment” atau dimensi keberagamaan C.Y. Glock dan R. Stark. Teori ini menggambarkan dimensi keberagamaan seseorang dalam lima dimensi, di antaranya dimensi ideologis, intelektual, eksperensial, ritualistik, dan konsekuensial. Kelima dimensi keberagamaan tersebut secara umum dapat diklasifikasikan dalam tiga aspek, pertama aspek kognitif (ideologis dan intelektual), kedua aspek afektif (emosionalitas atau eksperensial), dan ketiga aspek behavioristik (perbuatan dan konsekuensial). Teori ini menjelaskan bahwa antara dimensi keberagamaan yang satu dan lainnya itu saling berkaitan dan koheren. Hasil dari inti penelitian ini yakni respon keberagamaan mahasiswa Ikatan Alumni Pondok Pesantren Annuqayah (IAA) Yogyakarta terhadap pergaulan bebas menyatakan bahwa pertama, berdasarkan lima dimensi keberagamaan pelaku pergaulan bebas baik secara kognitif (ideologis-intelektual), afektif (eksperensial-emosionalitas), dan behavioral (ritualistik-konsekuensial), sudah menampakkan bahwa para pelaku pergaulan bebas tidak peduli lagi atau bersikap apatis terhadap persoalan-persoalan berbau ajaran-ajaran agama (intelektual) dan agama (ideologis-teologis). Persoalan mendasar dalam hal ini terletak pada dimensi ideologis-teologis dimana keyakinan yang kuat dan diaplikasikan dengan perbuatan (syariah atau islam) dan penghayatan serta pemahaman (akhlak atau ikhsan) itu terbengkalai karena pelaku hanya berikrar secara fisik saja (pseudo religious). Maka tidak heran, jika kebahagiaan dan kemerdekaan yang diperoleh hanya sebatas kebahagiaan fisik (physical happiness atau physical freedom) belaka, bukan kebahagian sejati yakni kebahagiaan moral (moral happiness atau moral freedom). Kedua, berdasarkan pemaknaan terhadap agama ternyata pelaku pergaulan bebas sudah tidak lagi memaknai agama sebagai pedoman hidup atau way of life. Oleh karena itu, secara ekstrem agama bagi pelaku pergaulan bebas telah dikesampingkan dan hal ini berdasarkan atas perilaku dan tindakan mereka, seperti seks bebas, narkoba, dan minumanminuman beralkohol.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item