KESENIAN TARI TRADISIONAL JATILAN TURONGGO GUYUP RUKUN DI DESA WUKIRSARI CANGKRINGAN SLEMAN YOGYAKARTA

Mashadi, NIM.: 97121986 (2003) KESENIAN TARI TRADISIONAL JATILAN TURONGGO GUYUP RUKUN DI DESA WUKIRSARI CANGKRINGAN SLEMAN YOGYAKARTA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KESENIAN TARI TRADISIONAL JATILAN TURONGGO GUYUP RUKUN DI DESA WUKIRSARI CANGKRINGAN SLEMAN YOGYAKARTA)
97121986_Bab I_Bab V_Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (KESENIAN TARI TRADISIONAL JATILAN TURONGGO GUYUP RUKUN DI DESA WUKIRSARI CANGKRINGAN SLEMAN YOGYAKARTA)
97121986_Bab II_Bab IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Keseniaan merupakan salah satu bentuk aktifitas manusia yang dalam kehidupannya (kesenian) selalu tidak dapat berdiri sendiri. Pertumbuhan dan perkembangan kesenian rakyat tidak dapat dipisahkan dari warna ciri kehidupan masyarakat itu sendiri sebagai pendukungnya. Kesenian tari kerakyatan jatilan yang popular di masyarakat Jawa ini tumbuh dan berkembang serta menjadi kesenian yang digemari oleh masyarakat baik mereka sebagai pelaku maupun mereka sebagai penonton. Jatilan atau jaran kepang, dan ada juga yang menyebutnya kuda lumping adalah suatu kesenian tradisional yang populer di kalangan masyarakat Jawa Tengah dan DIY. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data dengan observasi, interview, dan dokumenter.Dalam menganalisis data dengan menggunakan statistika. Statistika yang digunakan adalab statistika deskriftif dan statistik analitik atau infersial. Hasil penelitian ini adalah Pertama, Kata jatilan berasal dari kata jatil yang berarti gerak reflek yang melonjak, tanda memperoleh kebahagiaan, kebahagiaan ini tersirat dari tarian yang diilhami dari cerita panji yang mengisahkan pertemuan Panji Asmoro Bangun denean Dewi Sekartaji. Jatilan berarti tontonan tari-tarian kelompok yang menggunakan property kuda kepang. Kesenian tari tradisional kerakyatan ini biasanya diakhiri dengan intrance (ndadi) penarinya, istilah bahasa Jawa yang paling umum adalah kesurupan, secara harfiah berarti "kemasukan" dan ndadi bukan sekedar tidak sadarkan diri, tetapi bener-benar kemasukan atau menjadi. Pada adegan ini, peran pawang sangat diperlukan sebagai perantara dalam penyembuhan kesadaran penari. Kedua, kesenian jatilan sebenamya sudah lama ada sejak puluhan tahun di desa Wukirsari, tetapi kesenian ini mengalami pasang surut oleh imbas dan kritik pemuka agama, barulah pada tahun 1990 kesenian ini bisa diterima oleh semua kalangan satelah diadakannya festifal kesenian jatilan yang diakomodir oleh Kiai Masrur sebagai tokoh agama dan pimpinan Pondok Pesentren al­Qadir. Ketiga, kesenian jatilan merupakan kombinasi seni suara dan seni tari, oleh kerena itu, kesenian ini didukung oleh beberapa elemen seperti pawang yang memimpin pertunjukan, pemain jatilan yang melakukan adegan atraktif, musik yang mengiringinya. Iringan musik dalam pementasan di sini dilantunkan juga Shalawat Badar oleh penyanyi. Kesenian ini diakhiri dengan intrance/ kesurupan. Keempat, kehadiran suatu hasil karya seni mempunyai fungsi, baik bagi pencipta maupun masyarakat pendukungnya. Hal ini disebabkan keduanya mempunyai hubungan yang erat. Adapun fungsiny : Sebagai sarana upacara adat, sarana hiburan atau tontonan serta sarana pelestarian budaya dan pergaulan sosial.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Drs. Dudung Abdurahman, M.Hum.
Uncontrolled Keywords: jatilan; kuda lumping; kesenian; budaya Jawa
Subjects: Sejarah Peradaban / Kebudayaan Islam
SENI DALAM ISLAM
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id]
Date Deposited: 08 Nov 2022 15:26
Last Modified: 08 Nov 2022 15:26
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/54904

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum