MUSHIBAH, BALA’ DAN ADZAB DALAM AL-QUR’AN (STUDI TAFSIR TEMATIK)

Alfian Wahidanto, NIM.: 04531640 (2012) MUSHIBAH, BALA’ DAN ADZAB DALAM AL-QUR’AN (STUDI TAFSIR TEMATIK). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (MUSHIBAH, BALA’ DAN ADZAB DALAM AL-QUR’AN (STUDI TAFSIR TEMATIK)) BSB3US~M.PDF - Published Version Download (5MB) | Preview
	Text (MUSHIBAH, BALA’ DAN ADZAB DALAM AL-QUR’AN (STUDI TAFSIR TEMATIK)) BYJEKB~8.PDF - Published Version Restricted to Registered users only Download (751kB) | Request a copy

Abstract

Term musibah, bala’, dan azab merupakan istilah yang sudah sangat familiar dalam masyarakat. Ketiganya biasanya semakin sering dirujuk dan dijadikan sebagai argumen ketika bencana marak terjadi. Ketika terjadi gempa bumi atau tsunami misalnya, tidak sedikit agamawan yang dengan serta merta menganggap tragedi tersebut sebagai sebuah azab dari Tuhan karena kezaliman yang sudah sedemikian akut terjadi di negeri ini. Meski tidak sepenuhnya salah, terlalu cepat menghadirkan Tuhan tanpa didahului dengan telaah secara lebih mendalam tentu saja bisa sangat memengaruhi psikologi para korban. Selain itu, manusia jadi tidak bisa mengambil hikmah dari apa yang terjadi karena telah disuguhi oleh ‘‘doktrin’’ bahwa semua itu murni berasal dari Tuhan yang hendak menghukum manusia. Efek lain yang lebih akut yang mungkin timbul dari kesimpulan dini tersebut adalah munculnya anggapan bahwa Tuhan merupakan dzat yang buas karena sering mendatangkan bencana tanpa ada sebab-sebab yang jelas. Berangkat dari fakta di atas, maka pokok penelitian skripsi ini difokuskan pada kajian tematik (maudhu’i) untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah sebagai berikut: pertama, Bagaimana konsep mengenai terma musibah, bala’ dan azab dalam al-Qur’an? dan kedua, Bagaimana sikap manusia menghadapi musibah, bala’ dan azab menurut al-Qur’an? Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode tematik dengan didasarkan pada pendekatan semantik, di mana uraiannya difokuskan pada upaya mengkaji term musibah, bala’, dan azab dari sisi makna (hermeneutis) untuk menjawab rumusan masalah di atas. Adapun langkah operasional penelitian ini dilakukan dengan mengacu kepada bangunan metodologi tematik yang digagas oleh Abd al-Hayy al- Farmawi yang di-break down ke dalam tujuh langkah metodologisnya, yaitu: menentukan masalah; menghimpun ayat-ayat yang berkaitan; menyusun kronologi ayat; memahami munasabah (korelasi) ayat; menyusun pembahasan dalam satu kerangka yang sempurna; melengkapi pembahasan dengan hadits-hadits yang relevan; dan memahami keseluruhan ayat-ayat. Data yang ada selanjutnya di analisis dan dilakukan interpretasi sesuai dengan masing-masing sub-bab pembahasan. Hasil penelitian dari kajian ini adalah: Pertama, dalam al-Qur’an, musibah dan bala’ kejadian apa saja yang menimpa manusia yang tidak dikehendaki dan datang atas ketentuan Allah. Bedanya, musibah bersifat makro (umum) dan akumulatif, sedangkan bala’ lebih banyak bersifat mikro (personal) dan kasuistik, misalnya berhubungan dengan human error. Sementara azab adalah suatu kemurkaan Allah akibat pelanggaran sunnatullah di alam semesta dan pelanggaran syariat Allah yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya yang dilakukan oleh manusia. Dampak dari azab ini biasanya selalu membinasakan, di mana eksistensi atau keberadaan suatu kaum yang di azab selalu musnah dari peredaran sejarah di muka bumi. Kedua,dalam menghadapi musibah, bala’ dan azab, al-Qur’an mengajarkan manusia agar senantiasa rida dan bersabar dengan tetap berbaik sangka pada Tuhan. Al-Qur’an juga menganjurkan kita untuk melakukan antisipasi terhadap segala kemungkinan terburuk yang mungkin muncul sehingga kita bisa meminimalisir dampak yang timbul darinya.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item