KEZALIMAN KEPEMIMPINAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (STUDI ANALISIS TAFSIR FI ZILAL AL-QUR’AN)

Luthfia Anwar, NIM.: 08530039 (2012) KEZALIMAN KEPEMIMPINAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (STUDI ANALISIS TAFSIR FI ZILAL AL-QUR’AN). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (KEZALIMAN KEPEMIMPINAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (STUDI ANALISIS TAFSIR FI ZILAL AL-QUR’AN)) BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (5MB) | Preview
	Text (KEZALIMAN KEPEMIMPINAN FIR’AUN DALAM AL-QUR’AN (STUDI ANALISIS TAFSIR FI ZILAL AL-QUR’AN)) BAB II, III, IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Pada era kekinian saat ini terjadi pergolakan-pergolakan politik di berbagai negara. Pada penghujung 2010 hingga awal 2011, kawasan di Afrika Utara dan Timur Tengah mengalami pergolakan politik yang dikenal dengan sebutan “Jasmine Revolution” (Revolusi Melati). Negara-negara tersebut seperti Tunisia, Mesir, Yaman, Libya, Syria, dan negara-negara lain-lainnya. Negara-negara yang identik dengan wajah Islam, pergolakan rakyat yang ingin melancarkan kudeta terhadap pemimpinnya yang tentunya juga mempunyai pribadi seorang muslim, sebut saja Zein al-Abidin Ben Ali (Tunisia), Hosni Mubarak (Mesir), Muammar Zein Khadafi (Libya). Merupakan suatu keniscayaan terjadinya pergolakan politik di suatu negara dipicu oleh kondisi kepemimpinan para pemimpinnya. Revolusi tersebut bertujuan untuk menumbangkan pemimpin yang menzalimi rakyatnya. Terjadinya fenomena tersebut marak diberitakan bahwasannya sistem pemerintahan yang mereka gunakan terkuak merupakan sistem kediktatoran, artinya pemimpin melakukan penyimpangan dan membuat rakyatnya menderita. Pemimpin tidak melaksanakan kewajiban yang seharusnya ia lakukan, yakni mengayomi rakyatnya. Hal inilah yang disebut sebagai kezaliman dalam kepemimpinan. Berangkat dari fenomena tersebut, penulis mulai tertarik untuk mencoba meneliti tentang kezaliman dalam kepemimpinan yang ada di dalam Al-Qur’an. Dalam Al-Qur’an, tokoh yang terkenal sebagai seorang pemimpin yang paling kejam terhadap rakyatnya, dimana melakukan penyiksaan yang begitu menyayat hati, yakni berupa penyembelihan terhadap rakyatnya adalah Fir’aun. Selain itu, Fir’aun merupakan satu-satunya pemimpin zalim dalam Al-Qur’an yang jasadnya diselamatkan oleh Allah sebagai pelajaran bagi manusia masa sesudahnya, jasadnya masih bisa disaksikan saat ini. maka penulis mengambil tokoh tersebut sebagai bahan rujukan untuk meneliti mengenai kezaliman dalam kepemimpinan yang ada di dalam Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analisis, sementara sumber primer yang penulis gunakan ialah tafsir Fi< Z}ila<l al-Qur’a>n karya Sayyid Qutb. Berdasarkan setting historis penulisan kitab tersebut, Qutb hidup dalam ruang dan waktu dimana pada zamannnya Mesir diselimuti dengan keprihatinan. Kepedihan melihat kondisi masyarakat dan kebencian melihat penguasa yang zalim. Fakta sejarah mengatakan bahwa pada saat itu rakyat Mesir dengan tahta kekuasaan di tangan Gamal Abdul Naser merasakan adanya pengekangan dan penindasan. Sehingga timbullah gejolak yang menginginkan terwujudnya suatu perubahan. Hal inilah yang mendasari penulis memilih kitab tersebut. Dalam pandangan Qutb, Fir’aun sang penguasa tiran ini memperlakukan rakyatnya sesuai dengan hawa nafsunya yang kejam dan sombong. Fir’aun dengan semua tindakan kezalimanya tersebut bertitik tolak dari anggapan Fir’aun yang menuhankan dirinya (menempatkan dirinya pada posisi Tuhan) di hadapan rakyatnya. Fir’aun seolah menempatkan seluruh keinginan rakyatnya di bawah kehendaknya, maka tak heran ia memperlakukan rakyatnya sesuai dengan hawa nafsunya.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item