PENAFSIRAN MAJELIS MUJAHIDIN TERHADAP AYAT-AYAT KHILAFAH

Mohamad Bakhtiar Ibnu Hanif, NIM.: 08530042 (2012) PENAFSIRAN MAJELIS MUJAHIDIN TERHADAP AYAT-AYAT KHILAFAH. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (PENAFSIRAN MAJELIS MUJAHIDIN TERHADAP AYAT-AYAT KHILAFAH) BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview
	Text (PENAFSIRAN MAJELIS MUJAHIDIN TERHADAP AYAT-AYAT KHILAFAH) BAB II, III, IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (8MB) | Request a copy

Abstract

Majelis Mujahidin merupakan salah satu gerakan kelompok Islam berorientasi politik yang dipengaruhi aspek agama sebagai basis argumentasi politiknya dengan berlabel ‚dakwah dan jihad‛. Track record-nya di kancah politik dengan membentuk basis dukungan terhadap beberapa partai politik Islam yang pro-syari’at dan memperjuangkannya di lembaga negara, menggagas amandemen undang-undang berdasarkan syari’at, serta posisinya sebagai kelompok kepentingan yang beroposisi secara ideologis terhadap negara, menunjukkan sisi pengaruh serta peran Majelis Mujahidin yang tidak dapat dipandang sebelah mata dalam konstelasi perpolitikan Indonesia. Sehingga penting untuk melihat bagaimana Majelis Mujahidin berinteraksi dengan Al- Qur’an, yang dalam hal ini yaitu berupa penafsiran terhadap ayat-ayatnya serta penerbitan Al-Qur’an dan Tarjamah Tafsiriyah. Melihat gagasan Majelis Mujahidin yang bersifat politis dengan menyentuh ranah kenegaraan dan pemerintahan, maka ayat-ayat khila>fah dalam Al-Qur’an layak diketengahkan sebagai objek penafsiran Majelis Mujahidin terhadapnya. Karena itu, dalam penelitian ini akan dikaji bagaimana pokok-pokok penafsiran Majelis Mujahidin terhadap ayat-ayat khila>fah, yang kemudian akan dilihat dari analisis hermeneutik. Penelitian ini adalah penelitian lapangan, dengan sumber primer para tokoh Majelis Mujahidin serta Al-Qur’an dan Tarjamah Tafsiriyah. Sumber sekundernya antara lain buku-buku, majalah-majalah, jurnal dan sebagainya yang terkait dengan penafsiran Majelis Mujahidin sebagai objek materialnya. Penafsiran Majelis Mujahidin akan dikaji lebih dalam melalui pendekatan sosiohistoris terhadap ayat-ayat terkait dengan menggunakan metode aplikasi teori hermeneutika double movement yang diperkenalkan oleh Fazlur Rahman. Pendekatan dan metode ini digunakan untuk mengukur sejauh mana koherensi antara hasil penafsiran Majelis Mujahidin, historisitas teks terkait, serta tinjauan konteks kekinian. Dari penelitian ini ditemukan jawaban, bahwa ayat-ayat khila>fah, pertama, Q.S. al-Baqarah ayat 208 ditafsirkan sebagai perintah untuk menegakan syari’at Islam di lembaga Negara. Kedua, Q.S. al-Nisa>’ ayat 59-60 ditafsirkan sebagai himbauan untuk hanya taat kepada pemimpin (pemerintah negara) yang menegakkan syari’at Islam. Ketiga, Q.S. al-Nu>r ayat 55 ditafsirkan sebagai justifikasi wilayah khila>fah Isla>miyah berupa Negara, dan keempat, Q.S. A<li ‘Imra>n ayat 103-104 ditafsirkan sebagai himbauan persatuan umat di bawah syari’at Islam. Secara umum, Penafsiran Majelis Mujahidin berorientasi tekstual, dan pada kasus ayat-ayat khilafah lebih bercorak siya>si> (politis). Sedangkan Al- Qur’an dan tarjamah tafsiriyah secara sistematika lebih terlihat sebagai tafsir ijma>li>. Dilihat dari analisis interpretasi hermeneutik, penafsiran Majelis Mujahidin - terutama penafsiran ayat-ayat khila>fah yang diungkap secara lisan – lebih menggunakan pendekatan atomistik dan mengesampingkan urgensi aspek historis. Hal ini memperlihatkan perbedaan hasil penafsiran yang cukup signifikan ketika ayat-ayat khila>fah tersebut dianalisis melalui pendekatan teori double movement.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item