KODIFIKASI HADIS PERSPEKTIF MAHMUD ABU RAYYAH (TELAAH ATAS KITAB AD}WA’ ‘ALA AL-SUNNAH AL-MUHAMMADIYYAH)

Muh. Munib, NIM.: 08530043 (2012) KODIFIKASI HADIS PERSPEKTIF MAHMUD ABU RAYYAH (TELAAH ATAS KITAB AD}WA’ ‘ALA AL-SUNNAH AL-MUHAMMADIYYAH). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (KODIFIKASI HADIS PERSPEKTIF MAHMUD ABU RAYYAH (TELAAH ATAS KITAB AD}WA’ ‘ALA AL-SUNNAH AL-MUHAMMADIYYAH)) BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview
	Text (KODIFIKASI HADIS PERSPEKTIF MAHMUD ABU RAYYAH (TELAAH ATAS KITAB AD}WA’ ‘ALA AL-SUNNAH AL-MUHAMMADIYYAH)) BAB II, III, IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Salah satu persoalan utama yang tetap ramai diperbincangkan kendati telah lama memicu polemik dan kontroversi dalam kancah studi hadis adalah problem kodifikasi (tadwi>n) hadis. Problem ini bisa jadi akan terus berkembang menjadi topik perdebatan dan diskusi di kalangan para sarjana keislaman, khususnya para peminat studi hadis. Pasalnya, sampai sejauh ini proses kodifikasi hadis masih menyisakan persoalan yang cukup pelik, utamanya menyangkut problem historis-metodologis dan ontologis dari kitab hadis ketika dihadapkan pada kritik sejarah. Sehingga tidak heran jika persoalan itu menjelma menjadi topik kajian ilmiah yang cukup menarik dari satu sisi, disamping juga kontroversial di sisi lain. Adalah Mah}mu>d Abu> Rayyah, sarjana dari Mesir yang disebut sebagai inkar al-sunnah modern, yang juga ikut mengkaji persoalan kodifikasi hadis, dalam kitabnya Ad}wa>’ ‘Ala> al-Sunnah al-Muh}ammadiyyah. Dari sini lah penulis mengangkat persoalan tentang kodifikasi hadis dalam pemahaman golongan inka>r al-sunnah, yakni Mah}mu>d Abu> Rayyah. Sejumlah pertanyaan menarik mungkin muncul, namun masalah pokok yang menjadi fokus penelitian di sini adalah bagaimana pandangan Abu> Rayyah terhadap kodifikasi hadis dan bagaimana implikasi yang muncul dari pemikirannya tersebut dalam studi hadis. Dengan menggunakan metode deskriptif-analisis, penelitian ini menghasilkan temuan-temuan sebagai berikut. Secara konseptual, tadwi>n (kodifikasi) hadis telah dipahami secara berbeda-beda oleh para sarjana Muslim atau pun barat. Namun dari pandangan yang beragam itu dapat diambil suatu konklusi bahwa tadwi>n hadis merupakan upaya penghimpunan hadis dalam bentuk tulisan, s}ah}i>fah dan kitab, baik yang disusun secara acak (tidak beraturan) ataupun yang sudah berbentuk sistematis berdasarkan subjek-subjek tertentu. Dengan pengertian ini maka data sejarah mengatakan bahwa kodifikasi hadis sudah dimulai pada masa Nabi Saw. Namun, Abu> Rayyah berpendapat bahwa kodifikasi hadis baru dimulai sekitar dua abad setelah wafatnya Nabi Saw. keterlambatan kodifikasi hadis ini mengindikasikan bahwa pada masa Nabi Saw., sahabat, dan tabi’in awal belum ada penulisan hadis, bahkan Nabi Saw. sendiri melarangnya. Ia juga menyatakan bahwa kodifikasi hadis dilakukan karena adanya tujuan politik pemerintah pada masa itu. Hal itu ditunjukkan dengan keterpaksaan para penulis hadis dalam menjalankan perintah khalifah untuk membukukan hadis. Lanjutnya, keterlambatan kodifikasi hadis memberikan dampak negatif yang sangat besar, seperti maraknya riwa>yat bi> al-ma’na dan munculnya hadis-hadis palsu. Akhirnya, ia menolak hadis karena hadis-hadis yang terkodifikasi pada kitabkitab hadis tidak otentik dari Nabi Saw. Pemikiran Abu> Rayyah tentang kodifikasi hadis tersebut tidak hanya berimplikasi pada melemahnya otoritas hadis Nabi Saw. sebagai sumber kedua ajaran Islam, bahkan hal itu bisa memunculkan sikap penolakan terhadap hadis Nabi Saw. Dari semua pemaparan dan penjelasannya terkait kodifikasi hadis menjurus pada sikap penolakan hadis. Namun, karena pemikirannya itu pula para sarjana Muslim mulai tertarik dengan kajian kritik historis hadis.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item