REAKTUALISASI PENAFSIRAN QS. BANI ISRAIL [17]: 4-8 (APLIKASI TEORI MA’NA CUM MAGHZA)

Satria Tenun Syahputra, NIM.: 20205031027 (2022) REAKTUALISASI PENAFSIRAN QS. BANI ISRAIL [17]: 4-8 (APLIKASI TEORI MA’NA CUM MAGHZA). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (REAKTUALISASI PENAFSIRAN QS. BANI ISRAIL [17]: 4-8 (APLIKASI TEORI MA’NA CUM MAGHZA))
20205031027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA (1).pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (REAKTUALISASI PENAFSIRAN QS. BANI ISRAIL [17]: 4-8 (APLIKASI TEORI MA’NA CUM MAGHZA))
20205031027_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (8MB) | Request a copy

Abstract

Pemahaman tentang janji hukuman Tuhan yang terdapat dalam QS. Bani Israil [17]: 4-8 tidak pernah tuntas, karena banyaknya perbedaan pendapat yang terjadi dikalangan para mufassir dari era klasik hingga kontemporer dalam memahami janjian awal (wa’du al-ula) dan janjian akhir (Wa’du al-akhirah) yang terdapat dalam ayat tersebut. Penafsiran yang sudah ada tentang QS. Bani Israil [17]: 4-8 dijadikan legitimasi bagi umat Islam untuk melanjutkan konflik dengan Yahudi di era kontemporer sebagai upaya pemenuhan janjian akhir (Wa’du al-akhirah). Keinginan tersebut diperkuat dengan redaksi kata wa in u’dtum u’dna (tetapi jika kamu kembali melakukan kejahatan, niscaya kami kembali mengazabmu) yang dipahami sebagai indikator pengulangan janji atas kemenangan umat Islam. Tindakan yang dilakukan Yahudi di era kontemporer seperti pendirian negara Israel di tanah kependudukan Palestina, tindakan kolonialisme, agenda jahat organisasi Zionisme menjadi landasan umat Islam untuk melanjutkan konflik dengan Yahudi dalam berbagai bentuk termasuk berperang. Konflik muncul akibat reaksi dari produk penafsiran yang mengabaikan konteks, produk penafsiran yang bersifat ideologis dan sektarian, tidak relevan dengan problem yang dihadapi umat sekarang, bersifat tekstualis yang cenderung berakibat pada radikalisme agama, hal ini dapat diselesaikan dengan tafsir kontekstual yang mengungkap pesan al-Quran sesuai dengan realitas kekinian tanpa menghilangkan dimensi tekstualnya, dengan mempertimbangkan konteks sosio-historis, baik mikro maupun makro. oleh sebab itu, untuk mengisi gap penelitian tersebut, peneliti bermaksud untuk mengkaji ulang penafsiran QS. Bani Israil [17]: 4-8 dengan mengaplikasikan teori Ma’na Cum Maghza. Penelitian ini merupakan kajian pustaka (library research) dengan yang bersifat kritis-analitis dengan menggunakan teori pendekatan Ma,na Cum Maghza yang terdiri dua langkah utama yaitu pertama, mengungkap signifikansi historis (al-maghza at-tarikhi) dengan mencari makna historis (al-ma,na at-tarikhi) dalam analisa linguistik, intratekstualitas, intertekstualitas, analisis konteks historis dan menangkap pesan utama ayat. Kedua, mengungkap signifikansi dinamis kontemporer( al-maghza al-mutaharrik al-mu’asir) dengan menentukan kategori ayat, mereaktualisasikan dan merekontekstualisasikan pesan utama ayat, memperkuat signifikansi dinamis kontemporer dengan ilmu pengetahuan lain dan menangkap makna simbolik ayat. Dari penelitian ini ditemukan signifikansi fenomenal dinamis kontemporer (al-maghz|a al-mutaharrik al-mu’asir) dari QS. Bani Israil [17]: 4-8 yaitu: pertama, untuk menjaga keberlangsungan dunia, segala bentuk perbuatan fasad dilarang secara umum bagi seluruh makhluk, perbuatan fasad dipahami sebagai segala jenis perbuatan atau tindakan yang keluar dari garis normal atau bertentangan dengan batas kewajaran. Perbuatan fasad di era sekarang dapat ditelusuri dari berbagai aspek diantaranya dari aspek ideologis, aspek sosiologis, aspek geopolitik dan aspek antropologis dan aspek lainnya. Kedua, untuk menjaga keamanan dan kedamaian dunia, setiap perbuatan fasad akan diganjar dengan hukuman yang berat, diantara bentuk hukuman tersebut yaitu dihancurkannya segala kepunyaan yang dimiliki oleh orang atau kelompok atau bangsa yang berbuat fasa>d tersebut yang menyebabkan mereka sombong, angkuh dan zalim atas pencapaian mereka, pencapaian itu di era kontemporer dapat dilihat dari berbagai segi yaitu dari segi ekonomi, politik, teknologi, keuangan, bisnis, militer dan ketahanan negara serta keberlangsungan suatu negara atau bangsa. Mereka akan dihentikan oleh kelompok yang lebih kuat dari mereka dalam berbagai aspek termasuk dari aspek-aspek yang disebutkan diatas dan setiap manusia memiliki peluang yang sama besar dalam menguasai aspek tersebut, termasuk umat Islam. Ketiga, manusia tidak lepas dari kesalahan, oleh sebab itu, setiap orang akan diberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki keadaan agar menjadi makhluk yang lebih baik, kesempatan ini diukur dari berbagai sisi, baik dari segi agama, adab, tingkah laku dan karakter, termasuk juga dari sisi finansial maupun sumber daya manusia. Jika kembali melakukan perbuatan fasad setelah diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri, maka akan kembali dihancurkan dengan telak, sehingga tidak ada lagi kemungkinan untuk memperbaiki diri dan kehancuran tersebut bisa jadi terjadi di dunia maupun di akhirat.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing: Prof. Dr. Phil Sahiron Syamsuddin, M.A.
Uncontrolled Keywords: konflik Israel - Palestina; Bani Israil; kedamaian dunia; fasad; Yahudi
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur'an dan Tafsir (S2)
Depositing User: Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id]
Date Deposited: 24 Nov 2022 10:07
Last Modified: 24 Nov 2022 10:07
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55203

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum