UKHUWWAH SEBAGAI SOLUSI KONFLIK INTERNAL UMAT ISLAM DALAM PERSPEKTIF HADIS (KAJIAN MA‘ANI AL-HADIS)

Muhsin, NIM.: 08530063 (2012) UKHUWWAH SEBAGAI SOLUSI KONFLIK INTERNAL UMAT ISLAM DALAM PERSPEKTIF HADIS (KAJIAN MA‘ANI AL-HADIS). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (UKHUWWAH SEBAGAI SOLUSI KONFLIK INTERNAL UMAT ISLAM DALAM PERSPEKTIF HADIS (Kajian Ma‘ani al-Ha dis)) BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview
	Text (UKHUWWAH SEBAGAI SOLUSI KONFLIK INTERNAL UMAT ISLAM DALAM PERSPEKTIF HADIS (Kajian Ma‘ani al-Ha dis)) BAB II, III, IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Konflik dan kekerasan atau kerusuhan pada dasarnya adalah tidak sama. Konflik tidak harus diikuti dengan kekerasan atau kerusuhan yang menimbulkan korban yang besar. Konflik bersifat inheren, artinya konflik akan senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu, di mana saja dan kapan saja. Konflik yang bisa dikelola secara arif dan bijaksana akan mendinamisasi proses sosial dan bersifat konstruktif bagi perubahan sosial masyarakat dan tidak menghadirkan kekerasan, namun dalam catatan sejarah masyarakat dunia, konflik sering bersifat destruktif. Sebagaimana aksi-aksi yang dilakukan oleh kelompok Islam tertentu dalam bentuk teror, pengeboman, pemaksaan (coercion), sweeping, pengrusakan, pembakaran, pengeroyokan dan sebagainya seolah tidak pernah berhenti bahkan sebaliknya, menunjukkan eskalasi serius yang mencemaskan semua pihak. Ajaran Islam tidak mengajarkan umatnya untuk menjadi sebab terjadinya konflik, sebab konflik memanas, melainkan mengajarkan umatnya untuk senantiasa menjadi solusi di tengah konflik umat terjadi. Perbedaan pendapat, pemikiran, ucapan dan perbuatan seharusnya mendorong terjadinya sharing dan partisipasi aktif, di antara anggota suatu kelompok, mematangkan proses pembentukan bangunan kelompok atau komunitas yang kuat, yakni komunitas yang berakar pada nilai-nilai yang dijunjung dan dipelihara secara bersama-sama. Kenyataan itu memang benar-benar dibuktikan pada kota Madinah sewaktu dipimpinan langsung oleh Nabi Muhammad Saw., namun menjadi lain ketika Nabi telah tiada. Sikap demikian ini, disinyalir terdapat dalam hadis-hadis Nabi yang membicarakan tentang ukhuwwah atau persaudaraan Dalam penelitian ini, proses oprasional analisanya dengan menggunakan kajian Ilmu Ma’ani al-Hadis yang ditawarkan oleh Nurun Najwah. Pertama, adalah metode historis. Metode ini dipergunakan untuk menguji validitas sumber dokumen (teks-teks hadis), sebagai peninggalan masa lampau yang dijadikan rujukan, yakni mengupas otentisitas teks-teks hadis, dari aspek sanad (kritik eksternal) dan dari aspek matan (kritik internal). Kedua, adalah metode hermeneutika, yakni menuntut diperlakukannya teks hadis sebagai produk lama dapat berdialog secara komunikatif dan romantik (dialektik) dengan pensyarah dan audiensnya yang baru sepanjang sejarah umat Islam. Pemaknaan terhadap hadis tentang ukhuwwah atau persaudaraan adalah Nabi tidak merumuskan definisi persaudaraan, tetapi yang ditempuhnya adalah memberi contoh-contoh praktis tentang persaudaraan itu. Konsep persaudaraan ini tersirat dalam kata tawadud (Anjuran untuk mendatangkan kecintaan, seperti memberi hadiah, saling mengunjungi dan sebagainya); tara>h}um (Saling mengasihi atas dasar persaudaraan iman bukan sebab lainnya atau empati) dan ta’aruf (Tolong-menolong atau saling membantu). Dalam hal ini, umat Islam perlu menerapkan sikap persaudaraan yang telah diajarkan Nabi, serta mengimbanginya dengan menjauhi sikap-sikap yang dapat mendatangkan pertikaian atau konflik. Tidak menutup kemungkinan konflik internal umat Islam terlebih dalam konteks ke-Indonesiaan dapat diselesaikan.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item