PENAFSIRAN IDEOLOGIS SAYYID QUTB PERSPEKTIF HERMENEUTIKA KRITIS JURGEN HABERMAS

Fiqih Kurniawan, NIM.: 18200010173 (2022) PENAFSIRAN IDEOLOGIS SAYYID QUTB PERSPEKTIF HERMENEUTIKA KRITIS JURGEN HABERMAS. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PENAFSIRAN IDEOLOGIS SAYYID QUTB PERSPEKTIF HERMENEUTIKA KRITIS JURGEN HABERMAS)
18200010173_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (5MB) | Preview
[img] Text (PENAFSIRAN IDEOLOGIS SAYYID QUTB PERSPEKTIF HERMENEUTIKA KRITIS JURGEN HABERMAS)
18200010173_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (6MB) | Request a copy

Abstract

Di era dewasa sekarang, kajian mengenai Sayyid Qutb merupakan topik yang cukup banyak diminati dengan berbagai perspektif. Hal ini tidak terlepas dari sejarah pribadi Qutb dan sosio-kultur yang mengitarinya. Selain seorang sastrawan dan mufassir, ia juga seorang ideolog gerakan Islam. Dengan latar belakang seperti itu, teks Alquran tidak jarang dijadikan sarana perlawanan yang politis dalam rangka membangun ideologinya. Titik kulminasinya, Qutb tidak hanya memperlakukan teks Alquran yang ditafsirkannya sebagai kepentingan untuk membebaskan proses dakwah Islam, tetapi dijadikan alat untuk mengabsahkan jihad dan menegakkan syariat Islam secara menyeluruh (kāffah). Penelitian ini bertujuan mengetahui dan mengungkap penafsiran ideologis Sayyid Qutb dalam menafsirkan QS. [2]: 256, QS. [2]: 190, QS. [5]: 44, QS. [2]: 208. Fokus penelitian ini berusaha menjawab tiga persoalan. Pertama, faktor yang melatarbelakangi penafsiran Qutb kenapa ideologis. Kedua, sejauh mana hermeneutika kritis mampu menyingkap penafsiran ideologis Qutb. Ketiga, bagaimana cara membendung ideologisasi terhadap teks Alquran. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) yang bersifat kualitatif dengan metode deksriptif-analitis di mana penyajian datanya berupa data-data tertulis. Adapun secara teoritis, penulis menggunakan hermeneutika kritis yang digagas Jurgen Habermas. Dengan teori ini, penulis berupaya menganalisis pergeseran pemikiran Qutb, faktor yang menyebabkan penafsiran Qutb ideologis dan memberikan kritik terhadap implikasi penafsiran dan pemikiran ideologisnya. Temuan dari penelitian ini memperlihatkan, Sayyid Qutb memahami QS [2]: 256 secara ambigu: pada satu sisi ia mendukung kebebasan beragama, pada sisi yang lain ia menolak adanya kebebasab di dalam penentuan sistem atau tatanan masyarakat. Karena Qutb berkeyakinan bahwa pemilihan atas keyakinan masing-masing harus setelah adanya jihad sistemik QS [2]: 190: menegakkan syariat Islam. Qutb juga memberi penekanan bahwa kebebasan beragama itu hanya dapat terealisasi di dalam Islam ketika diterapkan sebagai undang-undang kehidupan. Di samping itu, penafsirannya terhadap QS. [2]: 208 juga sarat ideologis. Qutb mendikotomisasi yang menurutnya hanya ada dua arah, memasuki Islam secara kāffah (menyeluruh) atau mengikuti sistem jahiliah yang berdampak pada kekafiran QS [5]: 44. Dari ayat-ayat yang disajikan, mencirikan karakteristik penafsiran Qutb yang tidak bebas dari kepentingan. Ditambah, Qutb mengabaikan aspek historisitas (asbāb al-nuzūl) saat kedua ayat itu diturunkan sehingga penafsirannya dengan demikian, di samping ideologis juga ahistoris.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing: Dr. Subi Nur Isnaini, Lc, M.A
Uncontrolled Keywords: Sayyid Qutb, Kebebasan Beragama, Jihad, Islam Kaffah
Subjects: al Qur'an > Hermeneutika Al Qur'an
Tafsir Al-Qur'an > Tafsir Al Qur'an - Metode
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Hermeneutika Al Qur'an
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 14 Feb 2023 07:58
Last Modified: 14 Feb 2023 07:58
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56165

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum