REINTERPRETASI AYAT-AYAT KEDAULATAN TUHAN PERSPEKTIF TAFSIR MAQASIDI

Ulfiya Nur Faiqoh, NIM.: 18205010081 (2022) REINTERPRETASI AYAT-AYAT KEDAULATAN TUHAN PERSPEKTIF TAFSIR MAQASIDI. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (REINTERPRETASI AYAT-AYAT KEDAULATAN TUHAN PERSPEKTIF TAFSIR MAQASIDI)
18205010081_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (REINTERPRETASI AYAT-AYAT KEDAULATAN TUHAN PERSPEKTIF TAFSIR MAQASIDI)
18205010081_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (6MB) | Request a copy

Abstract

Penyempitan pemahaman terkait kedaulatan Tuhan (ḥākimiyyah) yang cenderung dimaknai dengan arti “politik dan pemerintahan” mengarah pada mudahnya pelabelan kafir hingga gerakan disintegrasi bangsa. Di satu sisi, ayat-ayat terkait hukum Allah ditafsiri secara tekstual dan dijadikan doktrin teologis oleh sebagian kelompok Islam. Di sisi lain, ayat-ayat tersebut ditafsiri dengan penjelasan yang sama sekali tidak berkaitan dengan politik. Berdasarkan dinamika tersebut, penelitian ini mencoba menelusuri pesan-pesan ayat dari dimensi maqasidnya dengan berfokus pada tiga rumusan masalah. Pertama, dengan melihat bagaimana konstruksi konsep kedaulatan Tuhan (ḥākimiyyah) dan pola-pola penafsirannya. Kedua, dengan melihat urgensi tafsir maqasidi sebagai pengembangan penafsiran ayat-ayat kedaulatan Tuhan (ḥākimiyyah) dalam menggali pesan teks. Ketiga, dengan menelusuri dimensi maqasid yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut. Metode penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan data pustaka sebagai sumber penelitian. Teori tafsir maqasidi Abdul Mustaqim digunakan sebagai pisau analisis untuk menggali maksud dan nilai-nilai dibalik suatu teks. Objek kajian ini meliputi ayat-ayat yang seringkali dijadikan sebagai legitimasi hakimiyah. Setelah proses identifikasi ayat, analisis fitur linguistik dan konteks historis, dapat ditemukan bahwa ayat-ayat ḥākimiyyah yang turun di Makkah mayoritas bermakna ketentuan (qaḍā`) dan mengandung pesan sebagai penegasan ketuhanan dan larangan menyekutukan Allah dalam hal ibadah. Sementara konteks ayat-ayat ḥākimiyyah yang turun di Madinah mayoritas berkaitan dengan putusan (qaḍā`) atas perselisihan. Hasil penelusuran dimensi maqasid ayat-ayat tersebut meliputi: Aspek maqasid, yakni menerima dan berhukum dengan hukum Allah, tidak terlalu ekstrim dalam mengajak non-muslim untuk masuk Islam, tidak berselisih dengan ahli kitab dalam urusan agama (ḥifẓ ad-dīn), kemaslahatan dalam hukum qisas dan menjaga kesehatan mental, (ḥifẓ an-nafs), mengembangkan wawasan pengetahuan dan menjaga keseimbangan dialektika antara wahyu dan akal dalam memahami otoritas Tuhan (ḥifẓ al-„aql), dan menerapkan nilai-nilai universal dibalik perintah penerapan hukum Islam, bukan dengan gerakan yang justru merusak integritas bangsa (ḥifẓ ad-daulah). Nilai-nilai fundamental maqasid dalam ayat-ayat ḥākimiyyah meliputi: memberi putusan yang adil tanpa terpengaruh intervensi dan iming-iming atau suap, tidak condong pada salah satu pihak dan berbuat zalim dengan menggugurkan hak orang lain (al-„adālah); menghargai jiwa atau nyawa dalam penerapan hukum qisas dengan pertimbangan maslahat (al-insāniyah); kesetaraan gender, kesetaraan antar suku dan kesetaraan beragama (al-musāwāh); mengajak atau berdakwah tanpa pemaksaan, moderatisme dalam menyikapi perbedaan (al-wasaṭiyah); kebebasan dalam memberi putusan hukum, kebebasan bagi pemeluk agama untuk berhukum sesuai syariat agamanya dan kewajiban menaati hukum yang telah ditentukan (al-ḥurriyah ma‟a al-mas‟ūliyah). Tesis ini memberikan kesimpulan bahwa ayat-ayat ḥākimiyyah yang dikaji tidak menunjukkan arti politik dan pemerintahan. Akan tetapi nilai-nilai atau maqasid ayat tersebut dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan. Di sinilah tafsir maqasidi menemukan urgensinya dengan tetap menjaga makna teks dan mengakomodir perkembangan makna kata dalam Al-Qur‟an. Melihat pada makna asal dan tujuan dasar ḥākimiyyah yang berarti mencegah atau menghindari kerusakan (al-man‟u min al-fasad), dapat dikatakan bahwa maqasid dari hukum Allah adalah mewujudkan kemaslahatan. Ayat-ayat ḥākimiyyah yang oleh sebagian kelompok justru dijadikan legitimasi untuk pengkafiran dan tindakan yang berdampak pada kerugian dan kerusakan, berarti telah keluar dari konteks dan makna asalnya.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing: Prof. Dr. KH. Abdul Mustaqim, S.Ag., M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Hakimiyyah, Kedaulatan Tuhan, Ayat-Ayat Ḥākimiyyah, Tafsir, Maqasid.
Subjects: Qur'an Hadis
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S2) > Studi al Qur'an dan Hadits
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 24 Feb 2023 14:30
Last Modified: 24 Feb 2023 14:30
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56577

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum