KAJIAN EPISTEMOLOGI BUKU SERIAL TAJWID MADRASAH MUROTTILIL QUR'AN KARYA MAFTUH BASTHUL BIRRI

Ihda Hani’atun Nisa’, NIM.: 18205010092 (2022) KAJIAN EPISTEMOLOGI BUKU SERIAL TAJWID MADRASAH MUROTTILIL QUR'AN KARYA MAFTUH BASTHUL BIRRI. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (KAJIAN EPISTEMOLOGI BUKU SERIAL TAJWID MADRASAH MUROTTILIL QUR'AN KARYA MAFTUH BASTHUL BIRRI) 18205010092_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview
	Text (KAJIAN EPISTEMOLOGI BUKU SERIAL TAJWID MADRASAH MUROTTILIL QUR'AN KARYA MAFTUH BASTHUL BIRRI) 18205010092_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (9MB) | Request a copy

Abstract

Tajwid sebagai ilmu yang yang berkaitan dengan pembacaan Al-Qur’an tidak hanya terbatas pada pembahasan tentang beberapa hukum bacaan seperti hukum nūn mati dan tanwin, hukum mīm mati, hukum rā’, hukum lām jalālah, hukum dari beberapa banyak macam mad, namun juga masuk pada pelafalan di masing-masing huruf baik secara praktik maupun teori, berkaitan juga dengan pembahasan waqaf, waṣal, ibtidā’, bahkan juga pada pembahasan rasm. Buku serial tajwid Madrasah Murottilil Qur’an menjadi salah satu rangkaian karya yang membahas tajwid dengan lebih rinci memulai pada lafal praktik dan meningkat pada pemahaman materi, termasuk bahasan rasm. Pembahasan yang disajikan dalam buku serial tajwid Madrasah Murottilil Qur’an tidak sebagaimana umum disajikan dalam buku serial tajwid lain, seperti sajian hamzah yang diposisikan di awal runtutan huruf hijaiah; penyajian, penjelasan dan perbedaan tanda rasm; sajian persiapan membaca menggunakan mushaf rasm usmani, dan penjelasan materi yang lebih detail dari praktik sajian di materi buku sebelumnya. Oleh karenanya, keberbedaan buku serial tajwid Madrasah Murottilil Qur’an dengan buku-buku yang telah umum membentuk tiga rumusan masalah, di antaranya: Bagaimana gambaran umum dan sistematika penyusunan dari buku serial tajwid Madrasah Murottilil Qur’an? Bagaimana keterkaitan antar buku serial tajwid Madrasah Murottilil Qur’an? Bagaimana sumber, metode dan validitas buku serial tajwid Madrasah Murottilil Qur’an? Tiga dari pertanyaan tersebut dijawab dan dianalisa berdasarkan teori epistemologi (objek formal). Kajian tersebut termasuk pada jenis penelitian kualitatif dengan berorientasi pada kepustakaan dan literatur (library research). Penelitian ini menghasilkan temuan sebagaimana berikut, pertama, adapun diskripsi umum terkait buku serial tajwid Madrasah Murottilil Qur’an ialah bahwa Turutan A, Ba, Ta sebagai buku di tingkat pemula lebih banyak dan berfokus pada penyajian lafal praktik ber-rasm usmani. Buku tingkat selanjutnya berupa sajian lafal praktik yang dikonsep untuk membiasakan membaca lafal praktik ber-rasm usmani agar tidak salah baca dengan pembacaan lafal dengan rasm sebelumnya,. Sajian dengan konsep tersebut berada pada buku Persiapan Membaca Al-Qur’an dengan Rosm ‘Utsmaniy dan Tanda Baca yang Bertajwid. Buku terakhir adalah Standar Tajwid, sajian berupa penjelasan materi dari lafal yang sudah dipraktikkan di tingkat sebelumnya. Kedua, keterkaitan dari ketiga buku tersebut bukan tersaji pada pembagian materi namun pada peningkatan materi. Turutan A, Ba, Ta pada pengenalan bentuk dan lafal di masing-masing huruf, Persiapan Membaca Al- Qur’an meningkat dengan menyajikan praktik lafal pada huruf-huruf yang serupa, sedangkan Standar Tajwid memberikan penjelasan istilah dari kelompok huruf secara makhraj. Ketiga, sumber yang digunakan adalah selain pada lafal dalam ayat Al-Qur’an juga bentuk dan materi penyajian berdasar pada kitab-kitab ulama terdahulu termasuk Dalīl al-Ḥairān sebagai kitab dari Ibrāhīm al-Tunisī. Selain itu juga pada Qā‘idah Bagdādiyah yang pernah digunakan buku panduan belajar Basthul Birri di masa kecil. Metode penyusunan dilakukan dengan pengulangan materi secara bertingkat, dan secara lebih spesifik Turutan A, Ba, Ta memberi pola sajian terbatas pada runtutan dari huruf hijaiah. Validitas keilmuan dilihat berdasar teori koherensi, korespondensi dan pragmatis. Penelitian ini bukan hasil dengan segala kesempurnaan sebab banyak keterbatasan baik dari diri maupun di luar jangkauan peneliti. Oleh karenanya maka perlu penelitian lanjut untuk melengkapi kekurangan dan menyempurnakan kekeliruan.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item