INTERKONEKSI MASLAHAH DALAM PENGAJIAN MALAM SABTU (SETON) DI DESA GILANGHARJO: KAJIAN MAQASID AL-SHARI’AH DAN TEORI HABITUS PIERRE BOURDIEU

Ahmad Royhan Afif, NIM.: 18200010259 (2023) INTERKONEKSI MASLAHAH DALAM PENGAJIAN MALAM SABTU (SETON) DI DESA GILANGHARJO: KAJIAN MAQASID AL-SHARI’AH DAN TEORI HABITUS PIERRE BOURDIEU. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (INTERKONEKSI MAS{LAH{AH DALAM PENGAJIAN MALAM SABTU (SETON) DI DESA GILANGHARJO: KAJIAN MAQASID AL-SHARI’AH DAN TEORI HABITUS PIERRE BOURDIEU)
18200010259_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (INTERKONEKSI MAS{LAH{AH DALAM PENGAJIAN MALAM SABTU (SETON) DI DESA GILANGHARJO: KAJIAN MAQASID AL-SHARI’AH DAN TEORI HABITUS PIERRE BOURDIEU)
18200010259_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Masyarakat merupakan ruang lingkup penelitian yang sangat luas. Berbagai fakta sosial muncul di dalamnya. Tindakan-tindakan masyarakat dalam beragama adalah salah satunya. Ini menunjukkan begitu eratnya kaitan antara agama dan masyarakat. Sebagaimana di desa Gilangharjo, kecamatan Pandak terdapat sebuah forum pengajian yang diadakan setiap malam Sabtu (seton). Pengajian seton merupakan kegiatan yang telah berdiri sejak tahun 1955. Dan sebagai kegiatan keagamaan di masyarakat, pengajian seton tentu memiliki nilai kemaslahatan. Dalam tulisan ini interkoneksi maslahah dalam kegiatan tersebut akan dikupas dengan teori maqashid. Sedangkan untuk proses terbentuknya dalam tulisan ini akan diuraikan dengan teori habitus Pierre Bourdieu. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan metodologi kualitatif yang bersifat naratif-deskriptif dengan pendekatan etnografi dan historis. Metode pengumpulan datanya adalah melalui wawancara atau interview, penelusuran data lapangan (observasi) yang memuat data primer (primary resource) dan data sekunder (secondary resources) dengan subjek penelitian, yakni informan atau narasumber dari para aktor yang memiliki peranan penting, dan obyek penelitian ini adalah kegiatan pengajian rutin seton itu sendiri. Apaun uji keabsahan datanya adalah dengan teknik trianggulasi. Secara sadar atau pun tidak, para agen yang berada di wilayah tersebut melakukan proses internalisasi terhadap apa yang mereka alami dan amati. Kemudian, mereka mengeksternalisasikan berdasar modal yang mereka miliki sehingga menjadi sebuah praktik sosial. Kegiatan pengajian malam Sabtu (seton) juga merupakan wujud implementasi perintah dan larangan dalam al-Qur’an terkait pemenuhan kebutuhan-kebutuhan keagamaan di masyarakat, yang meliputi kebutuhan dharuriyyah (kebutuhan primer) yang mencakup konsep hifzu atau yang dikenal dengan al-dharuriyyah al-khamsah , yakni menjaga agama (hifz al-din), menjaga jiwa (hifz al-nafs), menjaga akal (hifz al-‘aql), menjaga keturunan (hifz al-nasl), dan menjaga harta (hifz al-mal). Kemudian juga kebutuhan hajiyyah (sekunder), dan kebutuhan tahsiniyyah (tersier). Selain itu, kegiatan tersebut juga memuat nilai kemaslahatan (al-maslahah) yang pokok.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing: Dr. Ali Shadiqin, M. Ag
Uncontrolled Keywords: Maqasid Shariah, Pierre Bourdieu, Strukturalisme Genetik
Subjects: Islam dan Budaya
Masyarakat Islam
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Interdisciplinary Islamic Studies > Kajian Maqasid dan Analisis Strategik
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 03 Mar 2023 14:49
Last Modified: 03 Mar 2023 14:49
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56886

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum