KONTEKSTUALISASI HADIS FILANTROPI DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN MUTIARA INSAN MULIA YOGYAKARTA

Aan Mujibur Rohman, NIM.: 19205032054 (2022) KONTEKSTUALISASI HADIS FILANTROPI DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN MUTIARA INSAN MULIA YOGYAKARTA. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KONTEKSTUALISASI HADIS FILANTROPI DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN MUTIARA INSAN MULIA YOGYAKARTA)
19205032054_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (6MB) | Preview
[img] Text (KONTEKSTUALISASI HADIS FILANTROPI DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN MUTIARA INSAN MULIA YOGYAKARTA)
19205032054_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (7MB) | Request a copy

Abstract

Filantropi merupakan kegiatan fundrising yang akhir-akhir ini banyak digalakkan oleh lembaga-lembaga sebagai menyalur dana kemanusiaan. Baik di bawah Lembaga pemerintahan, organisasi masyarakat, ataupun pondok pesantren. Tidak jarang Lembaga-lembaga yang berak di bidang fundraising sosial ekonomi ini menjadikan hadis-hadis filantropi sebagai dalil, daya tarik, dan bahkan landasan bagi mereka sendiri dalam melaksanakan gerakan-gerakan fundraising sosial ekonomi yang mereka lakukan. Hadis-hadis filantropi ini juga menjadi sarana untuk menarik antusias masyarakat untuk menyalurkan harta mereka melalui Lembaga mereka, misalnya pesantren. Pesantren yang dulunya hanya terfokus pada pembelajaran tradisional, kitab kuning, hafalan, dan sebagainya, seiring dengan perkembangan zaman, juga turut mengambil peran dalam proses dan aktifitas filantropi ini dengan tujuan-tujuan kemanusiaan atau lain sebagainya yang berdasarkan sumber-sumber keislaman yakni Hadis-hadis Rasulullah saw. Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Mutiara Insan Mulia dengan aktifitas filantropinya setidaknya ada tiga hadis yang menjadi motivasi dan arah dalam menjalankan filantropi di pesantren tersebut. Hadis-hadis itu adalah hadis bahwa zakat merupakan bagian dari pondasi Islam, tidak akan terputusnya amal jariyah manusia, dan keutamaan merawat dan menyantuni anak yatim. Tiga hadis inilah yang akan menjadi sorotan penulis dalam melakukan penelitian ini dengan menggunakan teori konstuksi realitas yang dikenalkan oleh Berger dengan metode observasi, wawancara, dan penelusuran dokumen untuk mengumpulkan data-data yang akan penulis analisis. Dilihat dengan menggunakan teori Berger tentang konstruksi realitas bahwa kegiatan filantropi di PPTQ MIM mengalami tiga proses konstruksi sosial yakni eksternalisasi, objektifikasi, dan internalisasi. Pada proses ekternalisasi adalah adaptasi diri terhadap sosio-kultural. Di mana para aktor filantropi PPTQ MIM menggunakan teks keagamaan sebagai pusat dan pedoman dan tuntunan yang menjadi pandangan hidup (world view) terhadap segala aktivitas kehidupan yang mereka lakukan. Pada proses objektifikasi merupakan Interaksi diri terhadap sosio-kultural. Bahwa implementasi filantropi di PPTQ MIM yang didasarkan atas hadis-hadis keutamaan berzakat, infaq, shadaqah merupakan tindakan yang positif untuk bisa saling berbagi dalam kemaslahatan ummat. Sementara proses internalisasi adalah proses identifikasi diri terhadap sosio-kultural. Yakni adanya kelompok-kelompok sosial, yang terkumpul dalam suatu ideologi agama yang sama, yang kemudian terbagi sebagai pihak yang setuju dan pihak yang menentang kegiatan filantropi di PPTQ MIM.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing: Dr. Saifuddin Zuhri, S.Th.I, M.A
Uncontrolled Keywords: filantropi; zakat; ZISWAF; PPTQ MIM
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Pendidikan Islam (Pesantren) > Pondok Pesantren
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur'an dan Tafsir (S2)
Depositing User: Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id]
Date Deposited: 03 Mar 2023 16:26
Last Modified: 03 Mar 2023 16:26
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56895

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum