KEBANGKITAN ISLAM PERSPEKTIF NAWAWI DUSKY (ANALISIS KRITIS PENAFSIRAN AL-QUR’AN DALAM BULETIN DA’WAH DDII)

Fikri Fanani, NIM.: 20205032003 (2022) KEBANGKITAN ISLAM PERSPEKTIF NAWAWI DUSKY (ANALISIS KRITIS PENAFSIRAN AL-QUR’AN DALAM BULETIN DA’WAH DDII). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (KEBANGKITAN ISLAM PERSPEKTIF NAWAWI DUSKY (ANALISIS KRITIS PENAFSIRAN AL-QUR’AN DALAM BULETIN DA’WAH DDII)) 20205032003_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (1MB) | Preview
	Text (KEBANGKITAN ISLAM PERSPEKTIF NAWAWI DUSKY (ANALISIS KRITIS PENAFSIRAN AL-QUR’AN DALAM BULETIN DA’WAH DDII)) 20205032003_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (732kB) | Request a copy

Abstract

Kebangkitan Islam merupakan trend yang mengajak kaum Muslimin untuk kembali menggunakan sistem Islam, baik itu secara pribadi, masyarakat atau negara. Gerakan ini telah ada sejak lama yakni zaman Umar bin Abdul Aziz, al-Ghazali, al-Banna dan Qutb. Gerakan tersebut berpengaruh ke Indonesia hingga muncullah organisasi Islam yang dibawa Persatuan Islam dan Nahdlatul Ulama’. Salah satu sebab munculnya gerakan ini ialah merajalelanya imperialisme dan kolonialisme Barat terhadap negara-negara muslim. Untuk melawan penindasan tersebut, gerakan Islam muncul dengan menjadikan Islam dijadikan sebagai ideologi. Nawawi Dusky sebagai tokoh organisasi Islam yang bergerak dibidang dakwah (DDII) memiliki wacana kebangkitan Islam yang wacananya lahir melalui penafsirannya terhadap Alquran. Sebagai warga negara Indonesia, Dusky sepintas melahirkan sebuah wacana yang dapat bertabrakan dengan dasar negara yaitu Pancasila. Semangat kembali menggunakan sistem Islamnya berbanding terbalik dengan founding fathers yang telah menetapkan Indonesia bukan negara agama. Kebangkitan Islam Dusky, melalui beberapa penafsirannya terhadap Alquran nampak tetap mengakui Pancasila. Lalu, bagaimana konsep kebangkitan Islam dalam penafsirannya terhadap Al-Qu’ran, bagaimana praktik diskursif serta konsekuensi sosialnnya. Jenis penelitian ini adalah kepustakaan dengan sumber primer tulisan Nawawi Dusky di buletin Da’wah DDII dan data sekunder dari penelitian terdahulu yang relevan. Teori yang digunakan penelitian ini adalah Analisis Wacana Kritis Norman Faiclough yang menganalisis tiga tingkatan yaitu tingkat teks, praktik diskursif dan praktik sosial. Kesimpulan penelitian ini 1) Konsep kebangkitan Islam Dusky berdiri di atas penafsirannya terhadap 21 ayat dalam Al-Qur’an. Ada dua bentuk hubungan penafsirannya: 1) Alquran sebagai dasar pijakan yang memiliki keterkaitan, 2) Alquran dijadikan sebagai pembuka pembicaraan untuk memperingati peristiwa tertentu yang dihubungan dengan KI. Dalam kenegaraan, KI Dusky berbentuk teokrasi bukan demokrasi. Sikapnya terhadap pancasila ialah menerima dan mengakui saat kebangkitan Islam belum mulai. Setelah bangkit, pancasila dapat hilang disebabkan Islam agama yang sempurna dijadikan way of life yang mengatur seluruh sendi kehidupan. 2) Praktik diskursif dalam penafsiran Dusky ialah teks Dusky yang diproduksi oleh Dusky melalui editing dari pihak tim buletin dakwah. Teks tersebut dikonsumsi oleh kalangan internal DDII dan masyarakat luas sebagai target pemasaran. Konsumen dari internal DDII (sekaligus penulis di buletin dakwah) ialah Yunan, Sabri dan Ahmad. Pada saat yang sama, hubungan produsen-konsumen tersebut dibentuk oleh praktik sosial yang terjadi saat itu yaitu adanya ideologi yang berseberangan dengan ide KI. 3) Konsekuensi sosial dari KI Dusky dibagi penulis menjadi tiga: 1) Secara sistem kenegaraan, perubahan struktur, identitas dan relasi keagamaan, Islam sebagai jawaban yang tercermin dalam peleburan rohani-jasmani, hukum Islam dan egaliterianisme laki-perempuan.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item