PRAKTIK PENJUALAN PULSA MULTITRONIK OLEH COUNTER DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI: DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO)

Syamsudin, NIM.: 04380053 (2011) PRAKTIK PENJUALAN PULSA MULTITRONIK OLEH COUNTER DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI: DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (PRAKTIK PENJUALAN PULSA MULTITRONIK OLEH COUNTER DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI: DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO)) BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (PRAKTIK PENJUALAN PULSA MULTITRONIK OLEH COUNTER DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI: DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO)) BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi mempermudah interaksi antara individu satu dengan yang lain secara berjauhan. Dengan kecanggihan teknologi, komunikasi dan interaksi antar individu tidak hanya dapat dilakukan dengan bertemu langsung dan bertatap muka, melainkan bisa juga dilakukan dengan jarak jauh (long distance). Salah satu media untuk berkomunikasi jarak jauh tersebut adalah telepon genggam atau telepon selular (handphone/HP atau ponsel). Dengan menggunakan handphone atau ponsel membuat komunikasi antar individu lebih praktis, efektif dan efisien. Cukup dengan telepon atau mengirim SMS (Short Message Service) suatu pesan dapat disampaikan. Penggunaan atau pengoperasian handphone ini menyertakan adanya apa yang dinamakan pulsa dalam HP. Adapun pulsa bukanlah merupakan suatu barang yang berbentuk nyata (konkrit), melainkan berbentuk nilai nominal. Pulsa ini digunakan sebagai ukuran atau parameter berapa besar biaya yang digunakan untuk komunikasi tersebut. Tanpa adanya pulsa, maka komunikasi melalui handphone tidak dapat dilakukan. Dengan demikian, di antara keduanya saling melengkapi dan menjadi kebutuhan bagi seseorang yang akan melakukan komunikasi melalui media ini. Pembeli dapat dengan mudah memperoleh pulsa dari counter penyedia pulsa melalui berbagai macam transaksi. Salah satu transaksi yang sering digunakan dalam pendistribusian pulsa antara konter (penjual) dengan konsumen (pembeli) adalah transaksi elektronik dengan satu chip atau multitronik. Secara ideal, transaksi (akad) ini dilakukan dengan cara konsumen membeli sejumlah nominal pulsa dengan menyerahkan uang sesuai dengan daftar harga pulsa yang dibeli. Pada saat yang sama, counter sebagai pihak penjual mentransfer sejumlah nominal pulsa sesuai dengan permintaan konsumen. Secara otomatis, ketika uang diserahkan, maka saat itu juga pulsa akan masuk ke nomor handphone konsumen, sehingga transaksi berjalan dengan lancar. Dalam jual beli pulsa ada 2 macam yakni chip center dan multitronik, chip center merupakan chip langsung dari pusatnya, dan multitronik merupakan chip yang bisa digunakan untuk beberapa chip dengan menampung beberapa chip center senigga transaksinya hanya sms dengan kode daelernya. Sehingga dengan banyaknya chip center sehingga lebih banya kemungkianan transaksi lambat, gangguan provider, maupun sistem rusak. Dalam kasus tersebut penulis ingin meneliti tentang praktik yang digunakan dan solusi konter bila terjadi wanprestasi terhadap di pandang dari sudut perspektif hulum Islam. Berdasarhkan penelitian penyusun maka terungkap bahwa kerja pada praktik jual beli didasari atas kehendak kedua belah pihak yakni adanya ijab qobul antara penjual dan pembeli walaupun ada beberapa konter yang belum menerapkan akad tertulis. Dalam penerapan penyelesaian wanprestasi waktu transaksi multitronik ada beberapa konter di kecamatan Bendosari ada yang belum memenuhi ketentuan-ketentuan hukum Islam karena ada sifat pemaksaan kepada pembeli tidak menggunakan akad khiyar syarat dan aib.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item