KONSEP KESETARAAN DALAM PENAFSIRAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN RELASI GENDER (QS. 4: 3 DAN QS. 4: 34): STUDI KOMPARASI IBN ‘ASYUR DAN MUSDAH MULIA

Nurus Syarifah, NIM.: 18200010211 (2023) KONSEP KESETARAAN DALAM PENAFSIRAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN RELASI GENDER (QS. 4: 3 DAN QS. 4: 34): STUDI KOMPARASI IBN ‘ASYUR DAN MUSDAH MULIA. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KONSEP KESETARAAN DALAM PENAFSIRAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN RELASI GENDER (QS. 4: 3 DAN QS. 4: 34): STUDI KOMPARASI IBN ‘ASYUR DAN MUSDAH MULIA)
18200010211_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (KONSEP KESETARAAN DALAM PENAFSIRAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN RELASI GENDER (QS. 4: 3 DAN QS. 4: 34): STUDI KOMPARASI IBN ‘ASYUR DAN MUSDAH MULIA)
18200010211_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Tesis dengan judul “Konsep Kesetaraan dalam Penafsiran Ayat-Ayat Al-Qur’an Relasi Gender (QS. 4: 3 dan QS. 4: 34): Studi Komparasi Ibn ‘Asyur dan Musdah Mulia” merupakan karya tulis yang mengeksplorasi interpretasi dan pemikiran dari Ibn ‘Asyur dan Musdah Mulia terhadap ayat yang berhubungan dengan gender, khususnya tentang poligami dan kepemimpinan serta komparasi terhadap keduanya. Poligami dan kepemimpinan merupakan topik yang erat kaitannya dengan gender. Di mana bagi kaum laki-laki cenderung memberikan keuntungan. Sebaliknya bagi kaum perempuan lebih memberikan kerugian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan komparatif sebagai media untuk menganalisis objek yang terdapat dalam pembahasan. Kemudian untuk memetakan permasalahan dalam penelitian secara saintifik, penulis menggunakan metode deskriptif analitis yang berbasis pada kepustakaan (library research) dan jenis penelitian ini yaitu kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk mengkolektif data yaitu teknik dokumentasi. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa baik Ibn ‘Asyur maupun Musdah Mulia, keduanya memiliki konsep kesetaraan gender yang sama-sama menjunjung kaum perempuan, walaupun dengan detail pemikiran masing-masing. Dalam ayat poligami, kesetaraan gendernya dituangkan dalam pemberian kriteria yang ketat terhadap kaum laki-laki apabila mereka ingin melakukan poligami. Kriteria yang ketat tersebut yaitu harus bisa berlaku dan bersikap adil, walaupun menurut Ibn ‘Asyur poligami bukan merupakan perbuatan yang dilarang. Adapun konsep kesetaraan gender Musdah Mulia dituangkan melalui kritik tajamnya terhadap poligami. Menurutnya, poligami merupakan tindakan yang bisa menyakiti hati perempuan sebagai istri, sehingga seorang istri berhak menolak poligami dengan dasar menjaga keutuhan rumah tangga. Kemudian dalam ayat kepemimpinan, Ibn ‘Asyur mengatakan bahwasanya baik laki-laki maupun perempuan diperbolehkan menjadi seorang pemimpin berdasarkan adat-istiadat dengan syarat tidak bertentangan dengan syariat hukum. Sedangkan dalam pandangan Musdah Mulia, laki-laki dan perempuan setara dalam aspek kepemimpinan. Adapun kepemimpinan yang dimaksud bisa dalam konteks rumah tangga dan politik. Dalam konteks rumah tangga, saling menjaga, mengayomi dan mengingatkan merupakan tugas bersama sepasang suami-istri sebagai bentuk “equality”. Dalam konteks politik, kesempatan laki-laki dan juga perempuan sama besarnya untuk menjadi pemimpin suatu organisasi masyarakat maupun suatu daerah adalah sama.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing: Prof. Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, M.A.
Uncontrolled Keywords: poligami; kepemimpinan; gender
Subjects: Tafsir Al-Qur'an
Gender
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Hermeneutika Al Qur'an
Depositing User: Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id]
Date Deposited: 04 May 2023 15:32
Last Modified: 08 Mar 2024 05:48
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58307

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum