BELAJAR TOLERANSI DARI PESANTREN DI MAYORITAS NON MUSLIM

Muhammad Irfai Muslim, - (2018) BELAJAR TOLERANSI DARI PESANTREN DI MAYORITAS NON MUSLIM. In: Prosiding Muktamar Pemikiran Santri Nusantara : Islam, Kearifan Lokal dan Tantangan Kontemporer, 10 -12 Oktober 2018, Krapyak Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (BELAJAR TOLERANSI DARI PESANTREN DI MAYORITAS NON MUSLIM)
BELAJAR TOLERANSI DARI PESANTREN DI MAYORITAS NON MUSLIM.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img]
Preview
Text (Surat Pernyataan)
surat-surat-pernyataan1683701951.pdf - Published Version

Download (17kB) | Preview

Abstract

Pesantren merupakan lembaga pendidikan asli (indigenous) milik bangsa Indonesia. Perjalanan dan kiprah pesantren sudah sangat mengakar di akar rumput masyarakat. Pesantren adalah lembaga yang mengkader dan membina para santrinya untuk menjadi generasi yang memiliki tata krama dan kesopanan yang baik serta memiliki kemampuan ilmu agama yang baik sebagai bentuk jawaban dalam menghadapi tantangan dan persoalanpersoalan yang terjadi di masyarakat. Toleransi yang dikembangkan oleh pesantren tidak hanya sebatas isapan jempol saja, namun jauh lebih dalam, pesantren telah mempraktekannya ratusan tahun yang lalu. Pesantren tidak hanya menjalankan fungsinya sebagai lembaga untuk mendidik dan membentuk karakter santri-santrinya, tetapi juga sebagai benteng akidah masyarakat sekitarnya. Tradisi-tradisi di masyarakat yang berkembang tidak begitu saja dihilangkan tetapi bagaimana pesantren bisa merecovery tradisi-tradisi tersebut sehingga menjadi tradisi yang tetap dilestarikan sebagai khazanah budaya masyarakat, disamping itu juga tidak bertentangan dengan syariat dan akidah Islam. Ada satu pesantren yang bisa menjadi referensi dalam pergulatannya dengan pengembangan toleransi. Pesantren Baitul Hikmah yang berdiri di tanah Sumba, tepatnya di Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat. Sebuah pesantren yang mengajarkan arti toleransi kepada masyarakat. Karena pesantren ini merupakan satu-satunya pesantren salaf yang berdiri di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas penduduknya adalah non-muslim. Menurut data BPS tahun 2012 penduduk muslim hanya 9 % (persen) dari total penduduk Kabupaten Sumba Barat. Dari pesantren ini, kita belajar bahwa Islam hadir bukan untuk menghancurkan atau memporakporandakan daerah sekitarnya. Islam hadir sebagai wajah yang penuh dengan kasih sayang terhadap sesama manusia. Islam yang diajarkan oleh pesantren adalah Islam yang bisa menjadi rahmat untuk seluruh alam, yang mampu berinteraksi dengan baik secara terbuka dan dengan hati yang lapang tanpa kebencian.

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Uncontrolled Keywords: Toleransi, Pesantren, Non-Muslim
Subjects: Pendidikan Islam (Pesantren) > Pondok Pesantren
Toleransi
Divisions: Prosiding (Proceeding)
Depositing User: Dra. Khusnul Khotimah, SS, M.IP -
Date Deposited: 10 May 2023 14:11
Last Modified: 10 May 2023 14:11
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58467

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum