KEMATANGAN BERAGAMA MAHASISWA NON-MUSLIM DI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

Annisa Rahmalia Dardiri, NIM.: 19105020037 (2023) KEMATANGAN BERAGAMA MAHASISWA NON-MUSLIM DI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (KEMATANGAN BERAGAMA MAHASISWA NON-MUSLIM DI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA) 19105020037_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (2MB) | Preview
	Text (KEMATANGAN BERAGAMA MAHASISWA NON-MUSLIM DI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA) 19105020037_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Hidup berdampingan dengan keanekaragaman keyakinan memberikan pengalaman yang tentu berbeda jika dibandingkan dengan seseorang yang hidup hanya berdampingan dengan komunitas atau penganut agama yang sama dengannya saja. Tentu saja hal ini termasuk dalam ranah pendidikan formal berbasis keagamaan Islam seperti UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang menerima mahasiswa non-muslim baik dari kalangan sarjana, magister, maupun doktoral yang hendak melanjutkan studi perguruan tinggi. Hal ini membuat penulis berpikir mengenai bagaimana perilaku sosial keagamaan dan kematangan beragama yang dimiliki oleh mahasiswa non-muslim tersebut, dan akhirnya penulis memutuskan untuk melakukan diskusi dengan mahasiswa non-muslim di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk mengetahui apakah dengan jumlah yang minoritas memiliki dampak yang negatif dan membuat mereka tidak berkembang, atau justru sebaliknya. Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan penelitian berbasis lapangan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan pendekatan keilmuan Psikologi Agama. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara dan triangulasi data sebagai analisis utama, dengan menggunakan teori kematangan beragama dari Gordon Willard Allport. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, perilaku sosial keagamaan mahasiswa non-Muslim di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dapat terlihat dari mudahnya informan untuk bergabung bersama teman lainnya, hal ini dapat dibuktikan bahwa dari tiga mahasiswa tersebut, masing-masing dari mereka memiliki teman dekat yang mengerti mengenai kehidupan mereka. Adapun dalam perilaku keagamaan, ketiganya merupakan penganut agama yang taat dan memiliki pola pikir yang hampir sama menggenai sikap fanatisme. Dalam praktik keagamaan, ketiganya termasuk masih rutin dalam mengunjungi Gereja, di saat banyak orang memilih untuk beribadah dirumah. Hal ini mereka lakukan setidaknya satu kali dalam satu pekan. Selain itu, ketiganya juga memiliki tanggapan yang hampir sama mengenai fanatisme, yakni tidak membenarkan adanya sikap yang berlebihan dalam beragama hingga dapat merugikan pihak lain, terlebih jika penganut agama lain. Meski begitu, mereka mengatakan bahwa sikap fanatisme akan baik jika seorang individu sangat taat kepada agamanya, namun tidak merugikan pihak lain, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah fanatisme dalam hubungan dirinya dengan Tuhan. Kedua, kematangan beragama Mahasiswa non-Muslim di lingkungan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dapat diiketahui baik dan sesuai dengan karakteristik yang telah digagas oleh Gordon Willard Allport, yakni bahwa kematangan beragama dapat dibuktikan dengan adanya sikap wawasan yang luas dan sikap rendah hati, menjadikan agama sebagai kekuatan motivasi, memiliki sikap yang konsisten terhadap ajaran agamanya, memiliki pandangan hidup yang komprehensif, integral dan heuristik.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item