HIDUP MINIMALIS DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

Wahyu Alhafiz Sitorus, NIM.: 17105030016 (2023) HIDUP MINIMALIS DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (HIDUP MINIMALIS DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN) 17105030016_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (HIDUP MINIMALIS DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN) 17105030016_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Salah satu tuntutan dalam Al-Qur’an adalah tentang hidup minimalis. Beberapa diantaranya terdapat dalam Al-Qur’an yaitu pada surah Al-Furqan ayat 67 yang melarang untuk berlebihan dan kikir dalam membelanjakan harta, Al-Qasas ayat 77 menjelaskan hendaknya seorang tidak lupa pada rezeki dan batasan yang digunakan untuk memaksimalkan penggunaan sesuatu, Al-A’raf ayat 31 tentang larangan israf dan Az-Zukhruf ayat 80 tentang muraqabatullah. Dalam hal ini peneliti akan mencari korelasi hidup minimalis yang terdapat dalam Al-Qur’an dengan konsep hidup minimalis Marie Kondo . Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) yang tergolong penelitian kualitatif. Sumber primer penelitian ini adalah Al-Qur’an dan hadis. Sedangkan sumber sekunder adalah kitab-kitab tafsir dan buku-buku tentang hidup minimalis karya Marie Kondo, maupun artikel ilmiah yang membahas tentang hidup minimalis. Penelitian ini bersifat deskriptif-analitik dengan mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan gaya hidup minimalis melalui beberapa literatur lalu menganalisis agar dapat digunakan dan tetap relevan di era sekarang. Dari penelitian ini, peneliti lihat adanya relasi antara ayat Al-Qur’an yang membahas hidup minimalis dengan yang metode Konmari Marie Kondo yaitu a) Simple living (hidup sederhana), b) Mindfulness living (kesadaran dalam kehidupan), c) Sparks Joy (memilih mana yang diperlukan). Dalam hal pengaplikasian, penyusun menarik beberapa kesimpulan yaitu; pertama, hidup sederhana, untuk mencapai hidup sederhana hendaknya seorang memaksimalkan penggunaan barang agar tidak terjerumus kepada sifat royal dan berlebihan. Hal seperti ini telah dijelaskan dalam Al-Qur’an pada surat al-Furqon ayat 67 yang menjelaskan tentang larangan tidak ceroboh dan royal terhadap harta benda dan pada surat Al-Qasas ayat 77 yang menjelaskan hendaknya seorang tidak lupa pada rezeki dan batasan yang digunakan guna memaksimalkan dalam menggunakan sesuatu. Kedua, kesadaran penuh terhadap kebutuhan, untuk menimbulkan kesadaran penuh tersebut seorang harus ingat bahwasanya semua yang dimiliki adalah titipan dan akan di pertanggung jawaban sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Az-Zukhruf ayat 80 bahwasanya Allah Swt. Selalu mengawasi apa yang dilakukan. Ketiga, memilih dan menyingkirkan barang yang tidak dibutuhkan, Al-Qur’an telah menjelaskan perintah seperti ini terdapat dalam surat al-Furqon ayat 67 tentang perintah meninfakan barang lebih kepada orang yang membutuhkan.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item