KAJIAN HADIS TENTANG LARANGAN MEMULAI SALAM KEPADA NON MUSLIM DAN RELEVANSINYA TERHADAP ISU DISKRIMINASI MELALUI PENDEKATAN HERMENEUTIK HANS-GEORG GADAMER

Ahmad Ariwijaya, NIM.: 18105050053 (2023) KAJIAN HADIS TENTANG LARANGAN MEMULAI SALAM KEPADA NON MUSLIM DAN RELEVANSINYA TERHADAP ISU DISKRIMINASI MELALUI PENDEKATAN HERMENEUTIK HANS-GEORG GADAMER. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KAJIAN HADIS TENTANG LARANGAN MEMULAI SALAM KEPADA NON MUSLIM DAN RELEVANSINYA TERHADAP ISU DISKRIMINASI MELALUI PENDEKATAN HERMENEUTIK HANS-GEORG GADAMER)
18105050053_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (KAJIAN HADIS TENTANG LARANGAN MEMULAI SALAM KEPADA NON MUSLIM DAN RELEVANSINYA TERHADAP ISU DISKRIMINASI MELALUI PENDEKATAN HERMENEUTIK HANS-GEORG GADAMER)
18105050053_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Interaksi masyarakat Indonesia saat bersosial akan membentuk sebuah sistem tatanan yang bersifat majemuk. Terdiri dari suku, agama, ras, dan budaya. Tetapi, pluralisme pun terkadang sumber pemicu awal intoleran, karena sinkertisme di Indonesia yang sangat beragam. Salah satunya, penggalan hadis ‘janganlah kalian memulai mengucapkan salam terhadap non-muslim dan apabila bertemu di jalan maka desaklah mereka’. Secara teks, hadis tersebut sangat kontroversi dengan prinsip agama Islam yang mengedepankan kedamaian. Melihat ulasan hadis di atas, dapat mengecoh banyak orang awam, jika dalam memahami teks al-Qur’an dan Hadis yang tidak sepenuhnya dimengerti dengan baik. Peneliti meninjau beberapa permasalahan yang terkadang kurang dicermati. Pertama, apakah Hadis larangan mengucapkan salam menjadi problematika diskriminasi, melihat adanya kejanggalan makna, jika hadis tersebut ditelusuri secara tekstual? Kedua, bagaiman memahami hadis-hadis larangan memulai mengucapkan salam dengan pendekatan hermeneutik Hans-Georg Gadamer? Ketiga, bagaimana kaitannya Ulama Indonesia dan hermeneutik Gadamer dalam proses memahahmi larangan mengucapkan salam dengan konteks Keindonesiaan? Terkait menjawab persoalan di atas, peneliti menggunakan metode kualitatif yang bersifat kepustakaan (literature review) dengan menggunakan sumber data primer dan sekunder. Dengan begitu peneliti menyederhanakan hasil. 1) Hadis larangan salam sudah teruji kesahihan sanad dan matannya 2) Mengulik pemahaman Hadis larangan salam dengan metode hermeneutik Hans-Georg Gadamer bahwa, hadis ini terkait dalam masalah peperangan, disebutkan dalam kitab Fiqh al-Jihad karya Yusuf Qardhawi, selanjutnya akan memadukan dari segi Ulama Indonesia, dan syarah. 3) Mengaplikasikannya dalam konteks keindonesiaan. Sehingga makna salam di rana sosial masyarakat lebih diperjelas, tentu perlu adanya sebuah simbol baru dalam mengucapkan salam (assalamu’alaikum) di lintas agama, tetapi tidak bermaksud merubah esensi salam. Ketika sesama muslim bertemu hendaklah mengucapkan assalamu’alaikum, tetapi sewaktu-waktu muslim bertemu dengan non-muslim, maka ucapkan saja selamat pagi, selamat siang, apa kabar, dan lain-lain. Agar terealisasinya koneksi umat beragama.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Bapak Dr. H. Agung Danarta, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Diskriminasi; Larangan Salam; Hans-Georg Gadamer; Hermeneutik.
Subjects: Hadis
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Hadis (S1)
Depositing User: Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id]
Date Deposited: 18 Jul 2023 14:24
Last Modified: 18 Jul 2023 14:24
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59936

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum