PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) UNTUK MENGUKUR TINGKAT KINERJA RANTAI PASOK: STUDI KASUS PERUSAHAAN PENGECORAN LOGAM

Raikhan Bachtiar Ahmad Arfani, NIM.: 19106060042 (2023) PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) UNTUK MENGUKUR TINGKAT KINERJA RANTAI PASOK: STUDI KASUS PERUSAHAAN PENGECORAN LOGAM. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) UNTUK MENGUKUR TINGKAT KINERJA RANTAI PASOK: STUDI KASUS PERUSAHAAN PENGECORAN LOGAM) 19106060042_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (2MB) | Preview
	Text (PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) UNTUK MENGUKUR TINGKAT KINERJA RANTAI PASOK: STUDI KASUS PERUSAHAAN PENGECORAN LOGAM) 19106060042_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) | Request a copy

Abstract

PT. XYZ merupakan perusahaan pengecoran logam yang bergerak dalam bermacam pembuatan produk terkait suku cadang kereta api, diantaranya adalah spacing, heat resist support pipe, breake beam set, base plate, bearing jembatan kereta api. Sedangkan jenis produk lain terdiri dari screw press, hammer pemukul, dan roller screen parts. Fokus utama jenis produk dalam penelitian tersebut adalah produk spacing. Penelitian terkait kinerja rantai pasok dilakukan kepada perusahaan pengecoran logam. Penelitian dilakukan di perusahaan pengecoran logam tersebut, dikarenakan terdapat beberapa kinerja rantai pasok di perusahaan tersebut memiliki indeks kinerja yang buruk. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian kinerja rantai pasok menggunakan model SCOR. Analisa penelitian yang dilakukan terkait metriks kinerja tersebut menggunakan diagram sebab akibat, sehingga dapat mengetahui metriks kinerja yang memiliki nilai buruk dan usulan memperbaikinya. Jenis pengukuran yang dilakukan adalah dengan proses plan, source, make, deliver, dan return. Berdasarkan penelitian, terdapat beberapa metriks kinerja bernilai rendah dan perlu adanya perbaikan segera, diantaranya adalah metriks pengadaan produk serta kelengkapan dokumen dengan nilai 0%, metriks lama waktu pengadaan bahan baku dari pemasok ke perusahaan dengan nilai 30,55%, metriks produk kualitas layak jual dengan nilai 45,54%, metriks jumlah pesanan terkirim serta kelengkapan dokumen dengan nilai 61,10%, metriks bahan baku return dari perusahaan dengan nilai 18,33%, metriks lama waktu siklus produk return dari pemasok dengan nilai 10%. Setelah analisa tersebut dilakukan, serta metriks kinerja yang memiliki nilai rendah diketahui, lalu terdapat usulan perbaikan berdasarkan beberapa faktor, yaitu faktor manusia, faktor mesin, faktor metode, dan faktor lingkungan. Usulan perbaikan tersebut telah dikordinasikan dan validasi dari pihak perusahaan.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item