Tinjauan Dugaan Kasus Penistaan Agama Basuki Tjahaja Purnama Perspektif Etika Utilitarianisme John Stuart Mill

Niko Sulpriyono, NIM: 19105010042 (2023) Tinjauan Dugaan Kasus Penistaan Agama Basuki Tjahaja Purnama Perspektif Etika Utilitarianisme John Stuart Mill. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (Tinjauan Dugaan Kasus Penistaan Agama Basuki Tjahaja Purnama Perspektif Etika Utilitarianisme John Stuart Mill)
19105010042_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text (Tinjauan Dugaan Kasus Penistaan Agama Basuki Tjahaja Purnama Perspektif Etika Utilitarianisme John Stuart Mill)
19105010042_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama sangat memberikan perhatian dari berbagai pihak, di Indonesia maupun secara global. Dalam kasus penistaan agama yang dilakukan oleh mantan gubernur Jakarta yaitu Basuki Tjahaja Purnama merupakan bentuk dari perkataan yang dianggap mengandung bentuk ujaran kebencian yang dilontarkan ke khalayak umum. Perkataan Basuki Tjahaja Purnama yang dipermasalahkan ialah “jangan mau dibodohi pakai Al-Maidah ayat 51”. Jenis penelitian ini adalah kajian pustaka dengan data-data bersifat kualitatif. Metode dalam pengumpulan data yang digunakan juga bersifat studi pustaka dan dokumentasi. Dalam sumber primer penelitian ini menggunakan buku berjudul Utilitarianism oleh John Stuart Mill, An Introduction to Mill Utilitarian Ethics dari Henry west dan Direktori Putusan dari kejaksaan agung. Analisis data yang terkumpul akan dianalisa dengan model deskriptif interpretatif. Hasil dari penelitian ini adalah terbagi menjadi tiga bagian yaitu: pertama, konsep kebahagiaan terbesar. Konsep kebahagiaan terbesar John Stuart Mill mengklasifikasikan tindakan yang menghasilkan kebahagiaan yang hanya menuruti hawa nafsu (bodoh) dan menuruti kebahagiaan berdasarkan intelektual. Oleh karena itu, dalam kasus dugaan penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama jika dikaitkan dengan hawa nafsu akan mengarah kepada tindakan yang mengecam keras perkataan Basuki Tjahaja Purnama padahal tidak melihat esensi dibalik pengartian yang dia ucapkan. Di lain sisi, kebahagiaan berdasarkan intelektual akan mengarah kepada esensi dari perkataannya yang dimaksudkan untuk mewaspadai tindakan sewenang-wenang menggunakan Al-Maidah ayat 51 sebagai alat untuk memanipulasi opini publik untuk tidak memilih pemimpin non muslim. Kedua, Konsep kebebasan individu John Stuart Mill yang mengatakan bahwa kebebasan dalam ucapan haruslah diberikan kepada orang-orang yang kompeten untuk memberikan argumentasinya. Kerugian atas dasar ucapan tidak pernah dialami secara langsung walau membuat kita riih dan merasa terganggu dengan argumen tersebut. Basuki Tjahaja Purnama berhak untuk memiliki kebebasan individu untuk mengambil tindakan di depan publik walau perkataannya tidak disukai oleh banyak orang. Ketiga, konsep kebenaran dan keadilan. Menurut John Stuart Mill keadilan dalam sebuah hukum tidak boleh mengekang hak-hak kebebasan individu tidak akan dibatasi selagi tidak merugikan secara material dan fisik, jika hanya perkataan tidak harus dihukum melainkan diberikan ranah debat terbuka. Oleh karena itu, maka Basuki Tjahaja Purnama harus diberikan hak-hak kebebasan agar mendiskusikan perkataannya di ruang publik walaupun perkataannya bersifat kontroversial.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Dr. Alim Ruswanto, M. Ag.
Uncontrolled Keywords: Penistaan agama, Basuki Tjahaja Purnama, utilitarianisme, John Stuart Mill
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S1)
Depositing User: Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id]
Date Deposited: 21 Sep 2023 10:53
Last Modified: 21 Sep 2023 10:53
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60415

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum