METODE PENDIDIKAN BAGI PENGEMBANGAN RASA AGAMA PADA ANAK USIA AWAL

Siti Saidah, NIM.: 01410803 (2005) METODE PENDIDIKAN BAGI PENGEMBANGAN RASA AGAMA PADA ANAK USIA AWAL. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (IvIETODE PENDIDIKAN BAGI PENGEMBANGAN RASA AGAMA PADA ANAK USIA AWAL) 01410803_BAB I_BAB V_DAFTAR PUSTAKA rev.pdf - Published Version Download (6MB) | Preview
	Text (IvIETODE PENDIDIKAN BAGI PENGEMBANGAN RASA AGAMA PADA ANAK USIA AW AL) 01410803_BAB II_BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (22MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang pendidikan bagi anak usia awal, pemilihan metode pendidikan yang tepat bagi anak usia awal serta pemilihan metode yang tepat bagi pengembangan rasa agama pada anak usia awal. Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi karya tulis ilmiah yang mampu memperkaya wawasan tentang metode pendidikan bagi pengembangan rasa keberagamaan pada anak fase awal sesuai dengan tahapan yang dilalui anak usia awal, karakteristik perkembangan kejiwaan serta karakteristik keagamaan anak usia awal. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan tentang metode pendidikan bagi pengembangan rasa agama pada anak usia awal. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi yaitu mengumpulkan berbagai informasi, baik berupa teori-teori, generalisasi maupun konsep yang dikemukakan oleh para ahli yang ada pada sumber kepustakaan yaitu dari buku, surat kabar, majalah, artikel, televisi (SCTV), sumber data terdiri dari data primer dan data skunder. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan paedagogis, psikologis dan pendekatan yuridis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu mcngumpulkan dan menyusun suatu data kemudian diusahakan adanya analisis dan interpretasi atau penafsiran dari data tersebut dengan menggunakan pola pikir deduktif dan induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan bagi anak usia awal penting karena 50% kecerdasan anak terbentuk pada empat tahun pertama, anak usia awal belum memiliki konsep dasar untuk dijadikan wama dasar konsep awal, pendidikan dilakukan dengan pemberian stimulasi untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar anak siap menerima pengetahuan, sikap, nilai, cara kerja, keterampilan pada perkembangan dan pendidikan selanjutnya. Pendidikan terdiri dari lima komponen yaitu tujuan, subjek didik, materi, metode dan evaluasi, namun dalam pendidikan anak usia awal metode berada pada proporsi utama dibandingkan dengan komponen pendidikan yang lain, ketika seorang pendidik memberikan suatu pengalaman kepada anak usia dini, maka pendidik lebih memikirkan 'bagaimana cara' dari pada 'materi apa', karena secara eksplisit suatu materi akan dapat diserap oleh anak ketika metode pendidikan yang diberikan sesuai dengan kemampuan perkembangan dan pertumbuhan anak. Cara pemilihan metode yang tepat bagi pendidikan anak usia awal, yaitu mengetahui tujuan yang ingin dicapai. Metode dipilih berdasarkan dua dasar pertimbangan, diantaranya; periodisasi anak usia awal yang terdiri dari periode neonatus, periode bayi dan periode childhood, serta memahami karakteristik perkembangan kejiwaan anak usia awal yang terdiri dari tiga elemen; perkembangan fisik yang meliputi pertumbuhan otak dan otot, perkembangan organ indera dan gerak motorik, perkembangan kognitif yang meliputi perkembangan persepsi dan perkembangan bahasa, serta perkembangan psikososial yang meliputi perkembangan emosi, moral, dan sosial. Melalui pemahaman atas dasar pertimbangan tersebut maka pendidik dapat selektif untuk memilih dan menentukan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran sehingga tercipta iklim pembelajaran yang menarik, menyenangkan, tidak membosankan, bervariasi, kreatif dan indah yang didasarkan pada prinsip bermain dan bemyanyi. Perkembangan keagamaan pada usia anak merupakan fundarnen bagi perkembangan perasaan keagamaan pada periode berikutnya, karena usia anak belum mempunyai konsep-konsep dasar yang dapat digunakan untuk menolak ataupun menyetujui segala yang masuk pada dirinya, sehingga nilai agama yang ditanarnkan akan menjadi wama pertama dari dasar konsep diri anak dan pada proses selanjutnya akan menjadi dasar penilaian terhadap nilai yang masuk pada diri anak, perkembangan keagamaan anak dipengaruhi oleh faktor internal yaitu perkembangan kejiwaan anak baik secara kognitif maupun secara afektif dan faktor ekstemal yaitu faktor pendidikan yang disengaja dan pendidikan yang tidak disengaja atau faktor lingkungan. Metode yang tepat bagi pengembangan rasa agama pada anak usia awal harus didasarkan atas pertimbangan karakteristik perkembangan kejiwaan anak secara umum menyangkut perkembangan kognitif, fisik dan psikomotorik, juga harus didasarkan atas pertimbangan perkembangan karakteristik keagamaan pada diri anak yang terdiri dari ideas accepted on authority, unreflective, anthromorphic, egocentric, verbalized and ritualistic, imitative, spontaneous in some respect, dan wondering sehingga akan menghasilkan metode yang inovatif dan kreatif sesuai dengan perkembangan kejiwaan dan karakteristik keagamaan yang dimiliki anak tersebut. Metode yang telah dipilih bersifat fleksibel dapat dimodifikasi dengan memasukkan aktivitas bemyanyi dan bermain sesuai dengan kondisi, kebutuhan dan minat anak, karena kegiatan yang dilakukan dengan ceria, bebas dan tanpa beban akan mengasah kecerdasan otak, kecerdasan emosi, kecerdasan kognitif dan keterampilan fisik anak, metode yang diberikan dengan suasana yang menyenangkan dapat memberikan persepsi yang positif pada diri anak terhadap ajaran agama.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item