PANCASILA PERSPEKTIF AL-QUR’AN (Pendekatan Teori Tafsir Maqasidi Abdul Mustaqim)

Nafilah Chaudittisreen, NIM.: 18105030091 (2023) PANCASILA PERSPEKTIF AL-QUR’AN (Pendekatan Teori Tafsir Maqasidi Abdul Mustaqim). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (PANCASILA PERSPEKTIF AL-QUR’AN (Pendekatan Teori Tafsir Maqa>s{idi> Abdul Mustaqim)) 18105030091_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf Download (3MB) | Preview
	Text (PANCASILA PERSPEKTIF AL-QUR’AN (Pendekatan Teori Tafsir Maqa>s{idi> Abdul Mustaqim)) 18105030091_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (7MB) | Request a copy

Abstract

Tulisan ini muncul sebagai respons terhadap munculnya gerakan-gerakan yang ingin menggoyahkan ideologi Pancasila dengan ideologi khilafah atau gerakan-gerakan anti Pancasila. Ironisnya, gerakan radikal ini justru banyak muncul dari kalangan anak muda. Terkait fenomena ini, sudah banyak argumen untuk memperkuat Pancasila sebagai Ideologi Negara Indonesia, akan tetapi argumen filosofis dari perspektif tafsir, khususnya teori tafsir maqa>s{idi> Abdul Mustaqim secara lebih mendalam masih sangat jarang. Tulisan ini akan memaparkan tentang bagaimana sejarah Pancasila dilihat menggunakan teori tafsir maqa>s{idi> Abdul Mustaqim dan bagaimana relevansi ideologi Pancasila dengan Al-Qur’an jika dilihat dari perspektif teori tafsir maqa>s{idi> Abdul Mustaqim?. Tujuan dari penulisan ini adalah mengetahui sejarah Pancasila jika dilihat dari sudut pandang tafsir maqa>s{idi> Abdul Mustaqim dan mengetahui relevansi ideologi Pancasila dengan Al-Qur’an jika dilihat dari perspektif teori tafsir maqa>s{idi> Abdul Mustaqim juga sebagai pembuktian seberapa serasi antara nilai yang terkandung dalam Pancasila dengan nilai-nilai yang ada di dalam Islam. Metode penelitian dalam tulisan ini menggunakan pendekatan Teori Tafsir Maqa>s{idi> Abdul Mustaqim. Pada Teori Tafsir Abdul Mustaqim terdapat dua tambahan aspek maqashid yang sesuai dengan kondisi Indonesia, yaitu h}ifz\u al-daulah wa h{ifz\u al- bi’ah atau menjaga negara dan menjaga alam. Itulah sebabnya teori tafsir ini cocok dengan tema penelitian ini. Hasil dari penelitian tulisan ini, secara singkat menemukan bahwa, ternyata pada setiap nilai di dalam Pancasila sesuai dengan nilai-nilai fundamental Al-Qur’an dan mengandung aspek- aspek maqashid. Pada sila pertama, terdapat prinsip Ketauhidan yang mengandung dimensi maqa>s{id yaitu h}ifz\u al-di>n atau menjaga agama. Pada sila kedua, terdapat prinsip Kemanusiaan atau al-insa>niyyah yang didalamnya mengandung dimensi maqa>s{id h}ifz\u al-nafs atau menjaga jiwa manusia. Pada prinsip kebangsaan sila ketiga, terdapat dimensi maqa>s{id yaitu h}ifz\u al-daulah. Kemudian di dalam sila keempat yang memiliki prinsip Musyawarah, yang tidak bertentangan dengan Islam, serta mengandung dimensi maqa>s{id h}ifz\u al-‘aql. Terakhir pada sila kelima, terdapat prinsip Keadilan Sosial yang mengandung beberapa dimensi maqa>s{id, yaitu h{ifz\u al-maal, h{ifz\u al-nafs, h{ifz\u al-bi’ah dan h{ifz\u al-daulah. Keadilan dan kesejahteraan bukan hanya milik manusia, terapi juga hak bagi semua makhluk yang hidup di atas muka bumi. Pada tulisan ini juga membahas mengenai beberapa momen tentang Pancasila jika dilihat dari sudut pandang teori tafsir maqa>s{idi>. Yaitu saat munculnya perbedaan pendapat antara kubu Nasionalis dan kubu Islamis terkait menentukan bentuk dan dasar Negara Indonesia sebelum Proklamasi Kemerdekaan. Berakar dari momen di atas, berdampak kepada pengurangan kata dalam sila pertama, yang mengharuskan para tokoh Muslim mengalah demi keutuhan Negara Indonesia. Dalam kasus ini, keputusan yang diambil oleh tokoh Muslim dahulu mengandung dimensi maqa>s{id yaitu h}ifz\u al-daulah. Pada momen selanjutnya yang terjadi pasca jauh kemerdekaan, yaitu kemunculan “Salam Pancasila!” yang ditawarkan oleh Yudian Wahyudi tujuannya sebagai alternatif bentuk penghormatan dalam moderasi beragama.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item