PELESTARIAN WAYANG KULIT DI BALAI BUDAYA MINOMARTANI

Rahul Damar Nalurindera, NIM.: 19105020040 (2023) PELESTARIAN WAYANG KULIT DI BALAI BUDAYA MINOMARTANI. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PELESTARIAN WAYANG KULIT DI BALAI BUDAYA MINOMARTANI)
19105020040_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text (PELESTARIAN WAYANG KULIT DI BALAI BUDAYA MINOMARTANI)
19105020040_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Kesenian wayang merupakan seni tradisional yang berkembang di Indonesia terutama di pulau Jawa. Wayang adalah wiracerita yang pada intinya mengisahkan kepahlawanan para tokoh yang berwatak baik menghadapi dan menumpas tokoh yang berwatak jahat. Kitab Mahabarata dan Ramayana dijadikan berbagai lakon wayang yang dipentaskan dalam bentuk wayang kulit. Menurunnya pertunjukan cerita wayang untuk saat ini dikarenakan waktu pertunjukan yang lama, bahasa yang digunakan tidak dimengerti, menganggapnya terlalu kuno. Pementasan wayang saat ini kurang diminati masyarakat, sehingga setiap ada pementasan wayang tidak terlalu menarik perhatian masyarakat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan antropologi agama. Adapun teori yang digunakan yaitu teori Ralph Linton berupa nilai-nilai tradisi yang telah berakulturasi dan bersentuhan secara langsung. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan antropologis, yaitu pendekatan yang digunakan untuk melihat wujud keagamaan dan kebudayaan dalam masyarakat. Pendekatan ini dipakai untuk mengamati dan menelusuri proses. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu observasi yakni dengan pengamatan secara langsung, interview yakni mengumpulkan informasi dengan mengajukan pertanyaan, dan dokumentasi yakni dengan menghimpun dokumen pendukung. Dilakukan dengan penelitian lapangan yang bersifat deskriptif analisis, yakni dengan melihat Akulturasi dalam pertunjukan wayang . Teknik analisis data ini dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian terjadi dan terbentuknya suatu sejarah yang melingkupi masyarakat tersebut. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa, tujuan yang dimiliki balai budaya adalah untuk melestarikan agar wayang kulit tidak punah dan sampai generasi berikutnya bisa menikmati kesenian ini. proses pembelajaran yang dilakukan di Balai Budaya Minomartani ini lebih fleksibel, tidak berdasarkan pada kurikulum tertentu. Balai budaya minomartani lebih menekankan materi tentang pedalangan dan gamelan. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa Balai Budaya Minomartani mempelajari tentang pengenalan. faktor pendukung yang pertama yaitu adanya dukungan dari sesepuh dusun yang ikut andil dalam membimbing dan melatih anggota dalam persiapan pertunjukan kesenian wayang. Kedua, yaitu rasa suka dan rasa memiliki yang tertanam dalam masing-masing anggota terhadap kesenian wayang juga merupakan faktor pendukung sehingga kesenian itu bisa dilestarikan sebagai acara rutinan. Ketiga, yaitu adanya dukungan dari pemuda dusun Minomartani. Antusias dalam membantu dilestariakannya kesenian Minomartani yang diberikan pemuda dusun Minomartani membuat para anggota semakin percaya diri untuk maju. Adapun faktor penghambat dalam pelestarian wayang adalah kurangnya respon dari pemerintah kabupaten dalam melestarikan budaya wayang kulit yang ada di disa Minomartani

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Dr. Ustadi Hamsah, S.Ag., M.Ag
Uncontrolled Keywords: Akulturasi, Jawa dan Islam, Wayang.
Subjects: Budaya dan Agama
Studi Agama Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Studi Agama Agama (S1)
Depositing User: Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id]
Date Deposited: 26 Sep 2023 08:33
Last Modified: 26 Sep 2023 08:33
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60598

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum