ARGUMENTASI ‘ALI AS-SABUNI TERKAIT NASKH DALAM KITAB RAWAI’ AL-BAYAN FI TAFSIR AYAT AL-AHKAM MIN AL-QUR’AN

Mukhammad Khafidl Wildani, NIM.: 19105030096 (2023) ARGUMENTASI ‘ALI AS-SABUNI TERKAIT NASKH DALAM KITAB RAWAI’ AL-BAYAN FI TAFSIR AYAT AL-AHKAM MIN AL-QUR’AN. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (ARGUMENTASI ‘ALĪ AṢ-ṢĀBŪNĪ TERKAIT NASKH DALAM KITAB RAWĀI’ AL-BAYĀN FĪ TAFSĪR ĀYĀT ĀL-ĀḤKĀM MĪN ĀL-QUR’ĀN)
19105030096_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text (ARGUMENTASI ‘ALĪ AṢ-ṢĀBŪNĪ TERKAIT NASKH DALAM KITAB RAWĀI’ AL-BAYĀN FĪ TAFSĪR ĀYĀT ĀL-ĀḤKĀM MĪN ĀL-QUR’ĀN)
19105030096_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (7MB) | Request a copy

Abstract

‘Ali Aṣ-Sabuni mengartikan naskh tidak jauh berbeda dengan ulama terdahulu. Naskh diartikan sebagai penghapusan, penyalinan, peralihan, dan penggantian. Secara istilah beliau mengartikannya sebagai proses berakhirnya hukum yang terkandung dalam Al-Qur’an yang kemudian digantikan dengan hukum baru yang datang setelahnya. Beliau mengemukakan QS. Al-Baqarah [2]: 106 sebagai dalil adanya naskh dan QS. An-Nahl [16]: 101 sebagai bukti adanya pergantian dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Aṣ-Ṣā būnī menafsirkan QS. Al-Baqarah [2]: 106 dalam pengertian datangnya nilai “kemanfaatan” dan “kemaslahatan”. Bahwa ayat atau hukum yang telah dihapuskan atau digantikan pasti akan diganti oleh Allah Swt dengan pengganti yang lebih membawa nilai kemaslahatan untuk semua umat manusia. Konsep naskh yang beliau jelaskan dari suatu ayat hukum dalam menafsirkan Al-Qur’an, lebih condong untuk menjelaskan hukum-hukum yang terkadung dalam Al-Qur’an. Bahwa terdapat penghapusan ayat atau peralihan hukum karena datang ayat yang datang setelahnya. Argumentasi As-Sabuni terkait naskh dalam kitab Rawai’ Al-Bayan fi Tafsir Ayat Al-Ahkam min Al-Qur’an tidak terlepas akan riwayat dari berbagai pendapat dari ulama-ulama klasik maupun kontemporer yang sepakat menyatakan keabsahan naskh dari suatu ayat dalam Al-Qur’an. Ia juga terkadang tidak menyetujui sebuah pendapat yang menyatakan adanya naskh dalam suatu ayat ketika riwayat yang dimaksud tidak kuat statusnya. Adapun proses penahapan hukum (tadarruj al-ḥukm) yang Aṣ-Ṣābūnī kemukakan dalam kitab tersebut sangat menimbulkan asumsi bahwa keabsahan beliau dalam menafsirkan ayat-ayat hukum adalah untuk mengemukakan dalil-dalil atas hukum Islam dari Al-Qur’an. Terlebih jika suatu ayat telah mengalami naskh maka terkadang hukum yang asal bisa jadi dihapuskan dan terkadang mengalami pergantian atas penahapan suatu hukum. Keabsahan naskh yang dikemukakan oleh Aṣ-Sābuni dapat ditemukan dalam beberapa tema hukum Islam dalam ayat Al-Qur’an yang beliau tafsirkan dan kemukakan dalam kitab Rawāi’ Al-Bayan fī Tafsīr Ayat Al-Aḥkām min Al-Qur’an. Terjadinya naskh dapat ditemui semisal dalam kasus peralihan arah kiblat, masa ‘iddah seorang istri yang ditinggal mati suami, dan persoalan wasiat. Sedangkan peralihan hukum yang Aṣ-Ṣābūnī kemukakan dapat ditemukan dalam penjelasan beliau terkait kasus khamr dan riba. Adapun penolakan beliau terhadap klaim-klaim naskh yang tidak didasari dengan riwayat yang kuat juga beliau kemukakan dan komentari dengan menukil beberapa pendapat ulama bahwa ayat yang dimaksud bukan berstatus mansūkh tetapi dapat dikompromikan atas dasar riwayat yang kuat.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Drs. Muhammad Mansur, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Argumentasi ‘Alī Aṣ-Ṣābūnī, Naskh dalam kitab Rawāi’ Al-Bayān fī Tafsīr Āyāt Al-Aḥkām min Al-Qur’ān.
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id]
Date Deposited: 27 Sep 2023 13:31
Last Modified: 27 Sep 2023 13:31
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60633

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum