REINTERPRETASI QS. AL-AHZAB [33]: 4-5 PERSPEKTIF HERMENEUTIKA MA’NA CUM MAGHZA

Nila Asyrofus Shofara, S.Ag., NIM.: 21205031053 (2023) REINTERPRETASI QS. AL-AHZAB [33]: 4-5 PERSPEKTIF HERMENEUTIKA MA’NA CUM MAGHZA. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (REINTERPRETASI QS. AL-AḤZAB [33]: 4-5 PERSPEKTIF HERMENEUTIKA MA’NĀ CUM MAGHZĀ) 21205031053_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf Download (3MB) | Preview
	Text (REINTERPRETASI QS. AL-AḤZAB [33]: 4-5 PERSPEKTIF HERMENEUTIKA MA’NĀ CUM MAGHZĀ) 21205031053_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (7MB) | Request a copy

Abstract

QS. al-Aḥzāb [33]: 4-5 seringkali dikaji dengan tema adopsi anak, khususnya tentang larangan menyamakan posisi anak angkat dengan anak kandung. Jika melihat keseluruhan teks, konteks, dan kelompok ayat, QS. al-Aḥzāb [33]: 4-5 mengandung wahyu yang sangat kompleks dan terurai dalam beberapa term, meliputi prinsip akidah, relasi antar anggota keluarga, adopsi anak angkat dan larangan dzihar. Ada banyak perbedaan interpretasi di kalangan mufassir dalam memaknai kandungan QS. al-Ahzab (33): 4. Kecenderungan perbedaan dalam menafsirkan dipengaruhi oleh konteks dan masa yang melatarbelakangi kehidupan mufassir. Diperlukan penelusuran lebih lanjut terhadap makna historis, signifikansi historis, dan siginifikansi dinamis kontemporer yang terkandung dalam QS. al-Aḥzāb [33]: 4-5 sehingga dapat menghasilkan makna yang komprehensif dan relevan dengan era sekarang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan kajian kepustakaan yang bersumber dari data-data terkait penelitian. Penelitian ini mengaplikasikan teori ma’nā cum maghzā sebagai pendekatan yang tepat dalam memahami al-Qur’an diantara sekian banyak aliran penafsiran yang berkembang di era kontemporer. Pendekatan ini dianggap relevan karena memiliki alat kerja yang terorganisir dan komprehensif sebagai usaha untuk menemukan pesan utama ayat. Selain itu, pendekatan ini juga mengkombinasikan perangkat ilmu klasik dengan multidisplin ilmu yang berkembang pada masa sekarang. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa QS. al-Aḥzab [33]: 4-5 tidak hanya berfokus pada problematika adopsi anak, dzihar, maupun keyakinan. Ada beberapa aspek yang telah dihasilkan dalam mengaplikasikan ma’nā cum maghza pada QS. al-Aḥzab [33]: 4-5, yakni Pertama, makna historis (al-ma’na at-tarikhi) menunjukkan sanggahan terhadap sebagian penduduk Makkah yang mengklaim dirinya memiliki dua hati; Penghapusan Allah terhadap hukum dzihar yang berlaku pada masa jahiliyah; Pengharaman bagi manusia yang mengadopsi anak dan sengaja menisbatkan nasab seorang anak kepada selain bapaknya, jika tidak disengaja, maka tidak berdosa. Kedua, signifikansi historis (al-maghza at-tarikhi) menunjukkan pelarangan terhadap dualitas yang berpotensi besar dimiliki oleh laki-laki. Larangan ini terimplementasi dalam penemuan terhadap signifikasi yang relevan dengan konteks penurunan ayat, meliputi larangan untuk melakukan tindakan yang membangkitkan goncangan dalam hati, jika tidak sengaja maka tidak berdosa; larangan menggandakan sesuatu yakni dualitas keyakinan, dualitas perasaan, dan dualitas keberhakan (kepemilikan); Perintah untuk jujur dan tidak melakukan hal-hal yang keluar dari ajaran Islam. Ketiga, signifikansi dinamis kontemporer (al-maghza al-mutaharrik al-mu’assir) menunjukkan pentingnya kemampuan untuk mengendalikan diri dari melakukan tindakan yang membangkitkan goncangan dalam hati dan meinggalkan segala aspek dualitas kehidupan serta terbiasa berbicara sesuai dengan hakikat dan tidak melakukan penyimpangan terhadap agama maupun sosial yang masing-masing dikorelasikan dengan beberapa pendekatan dari aspek psikologi, sosiologi, dan keagamaan.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item