EPISTEMOLOGI IHTIJAJ (ARGUMENTASI QIRA’AT) DALAM KITAB TAFSIR TABARI

Atraf Husein El-Hakim, NIM.: 21205031056 (2023) EPISTEMOLOGI IHTIJAJ (ARGUMENTASI QIRA’AT) DALAM KITAB TAFSIR TABARI. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (EPISTEMOLOGI IḤTIJĀJ (ARGUMENTASI QIRA’AT) DALAM KITAB TAFSIR TABARI)
21205031056_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text (EPISTEMOLOGI IḤTIJĀJ (ARGUMENTASI QIRA’AT) DALAM KITAB TAFSIR TABARI)
21205031056_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Prinsip dasar dari kajian mengenai qira’at adalah riwayat. Hal tersebut disebabkan adanya variasi qira’at itu berdasarkan pada status periwayatannya. Ia akan tertolak ketika periwayatannya bermasalah. Secara bacaan dan tulisan, variasi ini muncul berdasarkan riwayat. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan keilmuan, kajian mengenai qira’at berkembang pada analisis kritis dirayah. Analisis kritis ini sebenarnya bukan hal yang sesuai, karena hal tersebut sudah melalui periwayatan yang mutawatir. Kekuatan mutawatir akan terbantahkan pada analisis dirayah, maka kemudian muncul kajian mengenai iḥtijāj atau pemberian argumentasi untuk varian qira’at. Analisis terhadap varian qira’at ini sebuah fenomena yang tidak bisa terbantahkan. Fenomena iḥtijāj atau argumentasi qira’at muncul pada saat kalangan rasionalis berkuasa. Wacana-wacana keagamaan pada saat itu dimunculkan secara rasional. Hal ini yang mendorong Ṭabari untuk merasionalisasi varian qira’at untuk membuat penegasan akan legitimasi bacaannya. Dalam fenomenanya, kebanyakan kitab tafsir tidak banyak menggunakan pertimbangan pemilihan qira ’at untuk mengkonstruksi pemahaman terhadap ayat. Kebanyakan dari mufasir akan ber-taqlid kepada salah satu bacaan, tanpa menyeleksinya. Akan tetapi, Ṭabari dengan kemampuannya dalam bidang qira’at, dan pada saat itu belum adanya standarisasi qira’at yang diinisiasi oleh Ibnu Mujahid, membuatnya seakan terbebaskan untuk menyeleksi bacaan. Penelitian mengenai iḥtijāj yang dilakukan oleh Ṭabari akan dilihat dalam kacamata epistemologi. Isu epistemologi bukan hanya menuju pada isu filsafat, akan tetapi juga pada isu qira’at. Metode ini mencoba mencari pola pikir, kepentingan, dan kedudukan Ṭabari dalam melakukan iḥtijaj. Teori yang digunakan adalah teori epistemologi yang digagas oleh Abdul Mustaqim. Sumber, metode, dan validitas kebenaran itijaj yang dilakukan oleh Ṭabari akan bisa ditemu dengan kajian ini. Pengembangannya, kajian ini akan juga menemukan tendensi Ṭabari dan konsekuensi dari pemilihannya terhadap pemaknaan ayat Al-Qur’an. Penulis pada akhirnya menemukan bahwa Ṭabari memberikan ḥujjah untuk variasi qira’at, pada dasarnya bukan untuk kepentingan membela qira’at. Akan tetapi, ia lebih banyak menggunakan kajian iḥtijāj-nya untuk melakukan ikhtiyār kepada salah satu bacaan untuk memberikan legitimasi terhadap penafsirannya. Hal tersebut karena iḥtijāj merupakan salah satu pintu masuk yang luas untuk memberikan pandangan penafsirannya. Penulis juga berargumen bahwa Ṭabari memiliki kepentingan-kepentingan politis-teologis dalam memilih bacaan. Stabilitas Sunni di tengah gejolak Mu’tazilah menjadi hal yang dimunculkan di balik pemilihannya terhadap salah satu varian qira’at, meskipun secara mayoritas tetaplah kepentingan dalam analisis bahasanya yang lebih mendominasi.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing: Prof. Dr. H. Abdul Mustaqim M.A
Uncontrolled Keywords: Ṭabari, Iḥtijāj, Epistemologi
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur'an dan Tafsir (S2)
Depositing User: Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id]
Date Deposited: 03 Oct 2023 07:48
Last Modified: 03 Oct 2023 07:48
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60719

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum