HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PERKAWINAN MASYARAKAT SAMIN DI DUSUN JEPANG DESA MARGOMULYO KECAMATAN MARGOMULYO KABUPATEN BOJONEGORO

Ahmad Rizza Masrum, NIM.: 03350031 (2007) HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PERKAWINAN MASYARAKAT SAMIN DI DUSUN JEPANG DESA MARGOMULYO KECAMATAN MARGOMULYO KABUPATEN BOJONEGORO. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PERKAWINAN MASYARAKAT SAMIN DI DUSUN JEPANG DESA MARGOMULYO KECAMATAN MARGOMULYO KABUPATEN BOJONEGORO) 03350031_BAB I_BAB V_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview
	Text (HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PERKAWINAN MASYARAKAT SAMIN DI DUSUN JEPANG DESA MARGOMULYO KECAMATAN MARGOMULYO KABUPATEN BOJONEGORO) 03350031_BAB II_BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Perkawinan adalah suatu akad atau ikatan perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk menghalalkan hidup bersama sebagai suami isteri dalam rangka mewujudkan kebahagiaan hidup berumah tangga yang penuh kedamaian, ketentraman serta kasih sayang. Ketentuan tentang hukum perkawinan dalam Islam telah dibahas secara rinci dan jelas, mulai dari memilih pasangan sampai dengan terlaksananya perkawinan tersebut. Di dalam masyarakat Samin Dusun Jepang, mereka mempunyai aturan dan adat istiadat sendiri yang berbeda dengan perkawinan masyarakat pada umumnya dan perbedaan itu cenderung bertentangan dan tidak sesuai dengan hukum Islam, aturan yang berlaku baik formal atau non formal. Sehingga penyusun ingin melihat kejelasan atau status hukum dari pelaksanaan perkawinan mereka agar tidak terjadi ketimpangan antara hukum perkawinan mereka dengan hukum Islam atau aturan yang berlaku. Dimana dalam masalah perkawinan mereka mengenal dua sifat atau sistem perkawinan, yaitu: endogami dan monogami mutlak. Sedangkan dalam pelaksanaan perkawinan ada yang berbeda dengan masyarakat lain pada umumnya, di antaranya yaitu adanya tahap pengabdian (magang) dan kerukunan (sikep rabi). Magang adalah pengabdian diri si pemuda kepada keluarga si gadis ( calon mertua), dalam proses magang ini si pemuda bersama-sama dengan keluarga si gadis melakukan aktifitas sehari-hari. Sedangkan kerukunan adalah hubungan suami istri yang dilakukan pada waktu magang, dengan terjadinya kerukunan berarti menandakan proses magang berakhir, karena si gadis dan si pemuda sudah "rukun", menjalani hubungan (bersetubuh) melalui proses alami (didorong oleh rasa cinta, saling menyayangi satu sama lain) yang dalam masyarakat samin disebut dengan istilah "sikep rabi." Penyusun menggunakan metode penelitian dengan terjun langsung ke masyarakat (penelitian lapangan) sehingga diperoleh data yang jelas untuk dianalisa dalam pandangan hukum Islam, dengan melihat aspek-aspek persesuaiannya dalam hukum Islam dan melihat aspek-aspek penyimpangan tradisi perkawinan tersebut dalam hukum Islam. Sehingga dapat di ketahui kejelasan atau status hukum dari pelaksanaan perkawinan tersebut. Serta penyusun berusaha memberikan solusi atau saran dalam rangka penyempumaan terhadap tradisi yang dirasa menyimpang dari ajaran hukum Islam, dengan maksud agar masyarakat Samin Dusun Jepang tidak ada ketimpangan dalam adat atau tradisi yang menyebabkan perpecahan antara tetangga karena melanggar atau menyalahi adat atau tradisi. Berdasarkan pendekatan dan metode yang digunakan, terungkap bahwa perkawinan masyarakat Samin yang terjadi di Dusun Jepang bertentangan dengan hukum Islam, selain bertentangan dengan nas juga terdapat unsur madjarat dan menyalahi aturan dari konsep dasar ataupun tujuan hukum (maqasid asy-syari 'ah) dalam hukum perkawinan Islam.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item