PEMIKIRAN AL-GHAZALI DAN PAULO FREIRE TENTANG MANUSIA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM

lwan Setiawan, NIM.: 00410113 (2005) PEMIKIRAN AL-GHAZALI DAN PAULO FREIRE TENTANG MANUSIA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PEMIKIRAN AL-GHAZALI DAN PAULO FREIRE TENTANG MANUSIA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM)
00410113_BAB I_BAB V_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (5MB) | Preview
[img] Text (PEMIKIRAN AL-GHAZALI DAN PAULO FREIRE TENTANG MANUSIA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM)
00410113_BAB II_BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (10MB) | Request a copy

Abstract

Pendidikan Islam juga tidak luput dari krisis global, krisis dalam pendidikan Islam ini menyangkut masalah mulai memudarnya identitas dan orientasi pendidikan Islam yang tidak sesuai dengan permasalahan manusia sekarang ini. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1). Seperti apa konscp pcmikiran Al-Ghazali dan Paulo Freire tentang manusia? 2). Apa implikasinya terhadap pendidikan Islam? Penelitian ini adalah merupakan penelitian library research. Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah kajian pustaka. Kesimpulan penelitian ini adalah: 1. AI-Ghazali memaharni manusia di dunia sebagai khalifatullah alau wakil Tuhan di bumi, konsekuensinya manusia harus memakmurkan dunia atau mcnjadi subjck atas kehidupan ini. Amanat untuk mcmakrnurkan dunia tidak dapat dielakkan manusia, karena rncnurut Al-Ghazali, antara iman dan amal saleh merupakan dua keping dari sifat manusia yang tidak dapat dipisahkan. Sedangkan Paulo Freire memahami bahwa manusia di dunia ini harus rnenjadi subjek, atau manusia yang mengalami pencerahan. Kesimpulan dari pembahasan terhadap pemikiran Al-Ghazali dan Paulo Freire tentang manusia adalah, perlunya manusia berjuang menjadi subjek kehidupan dan melaksanakan amanat dari Tuhan untuk menjadi pemimpin di bumi ini. yaitu usaha mengelola, memakmurkan dan memelihara bumi ini. Bagi manusia, dua hal ini mcrupakan tugas yang tidak dapat diclakkan. Untuk itulah. melakukan amal saleh dan kerja-kerja sosial atau "praxis"sosial adalah usaha manusia untuk menjadikan manusia bermanfaat bagi manusia lainnya. khususnya di dalam membebaskan manusia lainnya dari keterpurukan maupun penindasan. 2. Pendidikan Islam pada realitasnya belum bisa meneguhkan dan menggerakkan anak didik menjadi manusia-manusia yang bcrtanggung-jawab dan rnarnpu rnelaksanakan tugas-tugas kemanusiaan dan tugas-tugas ketuhanan. Bahkan sering menghasilkan orang-orang yang tidak mampu mclaksanakan tugas hidupnya. Untuk itu, perlunya memberi makna baru terhadap tujuan pendidikan Islam sccara mendasar harus dilakukan. Salah satu konsep yang pcnulis tawarkan untuk memaknai kembali hakekat pendidikan Islam adalah menggagas pendidikan Islam yang spiritual transformatif. Pendidikan Islam yang spiritual transformatif adalah usaha penanaman keimanan kepada Tuhan secara simpatik, ramah, menarik tanpa meninggalkan aspek sakral yang melingkupi keimanan seseorang. Konsep ini mengikat dan memadukan aspek vertikal dan horizontal yang diimplementasikan dengan melaksanakan amal shaleh, maupun praxis sosial yang bertujuan untuk membantu sesama.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Dr. Sumedi, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Pemikiran AI-Ghazali; Pemikiran Paulo Freire; Pendidikan Islam
Subjects: Pendidikan Agama Islam
Islam dan Pemikiran
Divisions: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan > Pendidikan Agama Islam (S1)
Depositing User: Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id]
Date Deposited: 13 Oct 2023 09:50
Last Modified: 13 Oct 2023 09:50
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/61250

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum