METODE PENGAJARAN BAHASA ARAB DI PUSAT BAHASA IAIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA (TINJAUAN TERHADAP KELAS MUBTADIIN)

Ikhdam Nur Rohana Zuhro, NIM.: 00420464 (2004) METODE PENGAJARAN BAHASA ARAB DI PUSAT BAHASA IAIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA (TINJAUAN TERHADAP KELAS MUBTADIIN). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (METODE PENGAJARAN BAHASA ARAB DI PUSAT BAHASA IAIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA (TINJAUAN TERHADAP KELAS MUBTADIIN)) 00420464_BAB I_BAB IV_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (6MB) | Preview
	Text (METODE PENGAJARAN BAHASA ARAB DI PUSAT BAHASA IAIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA (TINJAUAN TERHADAP KELAS MUBTADIIN)) 00420464_BAB II_BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Metode yang efektif sangat penting dalam proses kegiatan belajar mengajar. Metode menjadi penting untuk di bahas karena akan menentukan isi dan cara mengajarkan bahasa, terutama bahasa asing termasuk di sini Bahasa Arab yang menjadi bahasa kedua bagi para pelajar maupun mahasiswa. Di Pusat Bahasa IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta merupakan lembaga kebahasaan di IAIN Sunan Kalijaga yang bisa dibilang masih muda, dan salah satu bahasa yang ada di dalamnya salah satu bahasa yang ada di dalamnya adalah bahasa Arab. Hingga saat ini, Pusat Bahasa IAIN Sunan Kalijaga masih berusaha memformat bagaimana pembelajaran bahasa yang efektif dan tepat untuk mencapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan visi, misi dan tujuan berdirinya lembaga tersebut. Metode penelitian ini adalah kualitatif. Penulis mencari data yang penulis kehendaki, kemudian penulis akan mengadakan pengumpulan data dari obyek yang diteliti untuk kemudian diadakan pengolahan data yang penulis sebut sebagai analisis data. Hasil penelitian ini adalah: 1. Materi muhadasah menggunakan metode langsung (direct method) dengan modifikasi, artinya tidak secara utuh, karena selain menggunakan bahasa Arab, pengajar juga menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Selain itu, juga ditambah dengan pendekatan gramatika dan rumus-rumus. Adapun asumsi dasar yang digunakan oleh pengajar adalah bahwa mempelajari bahasa asing termasuk juga bahasa Arab adalah seperti mempelajari bahasa ibu. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara penyusun dengan pengajar, dimana beliau menyatakan bahwa bahasa adalah menirukan. 2. Materi qowa'id menggunakan metvde dedukt(f, karena dalam mengaJar, pengajar menjelaskan mengeuai kaidah-kaidah bahasa Arab untuk kemudian memberikan contoh-contoh kalimat sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada. Dalam hal ini, penggunaan metode tersebut berawal dari asumsi bahwa untuk mempelajari sesuatu hams dimulai dari mengetahui keseluruhan yang lebih besar, baru kemudian mengetahui bagian-bagian yang lebih keciL Selain itu, mengingat bahwa qowa'id adalah sebuah ilmu bahasa, dan bukan pelajaran bahasa. Hal ini senada dengan wawancara yang telah penyusun laksanakan dengan pengajar materi tersebut. Dalam wawancara tersebut, beliau menyatakan bahwa bahasa adalah seni, sehingga harus dilalui dalam proses kultural, bukan edukatifyang merupakan bagian-bagian dalam bahasa. 3. Materi tadribat menggunakan metode pengulangan terpisah yang dalam hal ni disebut sebagai distributed practice, dimana pola-pola pengajarannya dengan cara menjelaskan terlebih dahulu hal-hal yang belum dipahami unruk kemudian mengulangi kalimat yang dipelajari tidak dalam satu pola kalimat saja dan tidak berlangsung terns menerus dalam satu waktu atau kesempatan. Selanjutnya metode ini diulang pada kesempatan berikutnya. Metode ini berasumsi pada pendekatan kognitif, artinya pengajaran secara bertahap, sehingga dalam prakteknya, pengajar memberikan jeda waktu peserta diik untuk lebih memahami materi yang diberikan.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item