ASPEK BAHASA SIMBOLIS DALAM FILSAFAT ILUMINASI SUHRAWARDI

Surya, NIM. 015 10486-99 (2007) ASPEK BAHASA SIMBOLIS DALAM FILSAFAT ILUMINASI SUHRAWARDI. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (ASPEK BAHASA SIMBOLIS DALAM FILSAFAT ILUMINASI SUHRA ,WARDI) 01510486-99_BAB I_BAB V_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview
Preview	Text (ASPEK BAHASA SIMBOLIS DALAM FILSAFAT ILUMINASI SUHRA ,WARDI) 01510486-99_BAB II_BAB IV.pdf - Published Version Download (11MB) | Preview

Abstract

Filsafat iluminasi dikenal sulit dan ketat. Sementara di sisi lain, flsafat ini disebut-sebut sebagai flsafat yang berhasil berintegrasi terhadap tasawuf, suatu hal yang sebelumnya seperti tidak mungkin. Lazimnya disebut sebagai integras; antara nalar diskursif dan nalar intuitif dalam islam. Filsafat ini juga dikenal sebagai earn untuk mengantar dunia pikiran memasuki dimensi mistis melalui pengalaman tubuh. Kualitas pengalaman yang diperdapat yang disebut sebagai pengalaman iluminasi, nantinya dapat diperiksa secara diskursif. Aspek bahasa simbolis dalam filsafat iluminasi suhra wardi Suhrawardi menuangkan kualitas pengalaman iluminasinya secara sistematis dalam kitab Hikmat al Isyraq. Penelitian yang kami lakukan adalah untuk menelisik kcrnbali asumsi tersebut. Pola penjelasan dalam Hikmal al Isyraq sangat dominan rnenggunakan bahasa simbolis. Maka penelitian ini berusaha menyelidiki filsafat iluminasi melalui struktur bahasa tersebut. Hasilnya, beberapa asumsi yang selama ini diamini ternyata harus direvisi kembali. Yaitu mengenai aspek integrasi antara filsafat dan tasawuf serta yang Iebih penting mengenai pembuktian pengalaman iluminasi secara diskursif. Integrasi tidak terjadi, yang terjadi hanyalah suatu generalisasi tentang bagaimana filsafat menegatifkan dirinya sendiri. Suatu puncak pemikirnn filsafat untuk meninggalkan filsafat. Ketika filsafat telah ditinggalkan, tasawuf atau mis tis rnengambil peran. Disini filsafat seakan menjadi penguat dan pendasaran untuk tasawuf itu sendiri. Sedangkan hal begini sudah lazim terjadi dalam tasawuf maupun disiplin lain, dimana filsafat menjadi piranti epistemologis untuk menjustifikasi sesuatu keyakinan maupun sikap. Sedangkan dalarn dirnensi mistisnya, sama sekali tidak rnernberi pengaruh apa-apa terhadap kelanjutan filsafat itu sendiri. Begitu pula dengan aspek pernbuktian diskursif. Pernbuktian diskursif berarti suatu verifikasi ilmiah. Hal ini rnesti bersifat kolektif dan jelas acuannya. Narnun filsafat ilwninasi sebagai basil, yang terangkurn dalarn berbagai proposisi metaforis, acuaannya rnenjadi_ rernang-remang. Akibatnya verifikasi ilmiah tidak mungkin bisa dilakukan. Pembuktian hanya dapat terjadi secara intersubjektif, yaitu suatu pernbuktian di tingkatan individu.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item