Dila Widiastuti, NIM.: 21106060012 (2025) ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK PRODUK TAS KULIT MENGGUNAKAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE DIGITAL STANDARD (SCOR DS) DAN HOUSE OF RISK (HOR) (Studi Kasus: PT. Mandiri Jogja Internasional). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.
|
Text (ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK PRODUK TAS KULIT MENGGUNAKAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE DIGITAL STANDARD (SCOR DS) DAN HOUSE OF RISK (HOR) (Studi Kasus: PT. Mandiri Jogja Internasional))
21106060012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (2MB) | Preview |
|
|
Text (ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK PRODUK TAS KULIT MENGGUNAKAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE DIGITAL STANDARD (SCOR DS) DAN HOUSE OF RISK (HOR) (Studi Kasus: PT. Mandiri Jogja Internasional))
21106060012_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) | Request a copy |
Abstract
PT. Mandiri Jogja Internasional merupakan perusahaan dan industri manufaktur yang memproduksi produk fashion dan aksesoris berbahan dasar kulit sapi asli, seperti tas, dompet, pouch, dan sepatu. Pada proses bisnisnya, PT. Mandiri Jogja Internasional memiliki permasalahan dalam aktivitas rantai pasoknya, yaitu keterlambatan kedatangan bahan baku kulit akibat kendala dalam proses penyamakan kulit, kekurangan bahan baku pendukung aksesoris karena kesalahan perhitungan akibat permintaan mendadak pelanggan, serta adanya kecacatan produk akibat kualitas bahan baku yang menurun. Sehingga perlu dilakukan manajemen risik rantai pasok berupa identifikasi risiko dan sumbernya menggunakan Supply Chain Operation Reference Digital Standard (SCOR DS) dan House of Risk (HOR). Tujuannya adalah untuk menentukan sumber risiko prioritas dan strategi mitigasi prioritas yang dapat dilakukan perusahaan untuk meminimalkan terjadinya dampak risiko dalam rantai pasok. Dari pemetaan aktivitas rantai pasok menggunakan SCOR DS berdasarkan framework proses plan, order, source, transform, fulfill, dan return, diperoleh 24 risk event dan 20 risk agent. Berdasarkan HOR Fase 1, diperoleh 12 risk agent prioritas yang harus segera ditangani dengan risk agent peringkat tertinggi adalah A2, yaitu perubahan mendadak permintaan pelanggan dengan skor Aggregate Risk Potential (ARP) senilai 3.654. Pada HOR Fase 2, diperoleh 15 preventive action prioritas dengan preventive action peringkat tertinggi adalah PA4, yaitu menjaga komunikasi yang jelas terkait kondisi dan ketersediaan bahan baku kulit dengan supplier dengan skor Effectiveness to Difficulty (ETD) senilai 37.710. 15 strategi mitigasi prioritas ini sebagai usulan perbaikan bagi perusahaan untuk dapat mengimplementasikan rekomendasi langkah pencegahan dalam mengurangi terjadinya risiko kegagalan dalam rantai pasok.
| Item Type: | Thesis (Skripsi) |
|---|---|
| Additional Information / Supervisor: | Dra. Marfuah Sri Sanityastuti, M.Si. |
| Uncontrolled Keywords: | House of Risk; Risk Event; Risk Agent; Supply Chain Operation Reference Digital Standard; Preventive Action |
| Subjects: | 600 Sains Terapan > 670 Teknik Industri |
| Divisions: | Fakultas Sains dan Teknologi > Teknik Industri (S1) |
| Depositing User: | Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id] |
| Date Deposited: | 25 Oct 2023 13:08 |
| Last Modified: | 29 Jul 2025 14:36 |
| URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/61795 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
![]() |
View Item |
