TRANSFORMASI SANGGAH HINDU-BALI DI YOGYAKARTA (STUDI KASUS SIMBOL SANGGAH DALAM KOMUNITAS HINDU BALI DI YOGYAKARTA)

Difa ‘Aidatul Fitriyah, NIM.: 16520006 (2023) TRANSFORMASI SANGGAH HINDU-BALI DI YOGYAKARTA (STUDI KASUS SIMBOL SANGGAH DALAM KOMUNITAS HINDU BALI DI YOGYAKARTA). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (TRANSFORMASI SANGGAH HINDU-BALI DI YOGYAKARTA (STUDI KASUS SIMBOL SANGGAH DALAM KOMUNITAS HINDU BALI DI YOGYAKARTA))
16520006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (TRANSFORMASI SANGGAH HINDU-BALI DI YOGYAKARTA (STUDI KASUS SIMBOL SANGGAH DALAM KOMUNITAS HINDU BALI DI YOGYAKARTA))
16520006_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Agama Hindu merupakan agama tertua di Indonesia. Seperti apa yang pernah dipelajari agama hindu paling banyak terdapat di Pulau Bali. Mayoritas orang Bali memeluk agama Hindu yang dimana memiliki banyak tradisi, simbol keagamaan dan upacara. Setiap mata memandang pasti ada daya tarik tersendiri untuk melihat. Bagi setiap umat Hindu simbol-simbol ini memiliki makna yang dapat menggetarkan hati agar selalu ingat kepada para leluhur dan Tuhan dengan segala manifestasi-Nya demi menjaga relasi antara roh suci dengan keberlangsungan hidup sehari-hari. Salah satu yang banyak dijumpai ialah simbol Sanggah. Simbol Sanggah ialah tempat suci pemujaan keluarga yang berfungsi sebagai sarana mendekatkan diri kepada Tuhan dan para leluhur. Sanggah juga merupakan tempat pemujaan suci sebagai nafas kehidupan keluarga Hindu dalam kehidupan sehari-hari dan pendukung segala aktivitas. Umat Hindu Bali selalu menjunjung tradisi dan budaya mereka meskipun mereka tidak bermukim di Bali. Umat Hindu Bali selalu berupaya menempatkan Sanggah sebagai tempat suci untuk keluarga, tetapi ada juga dari umat Hindu-Jawa yang menganggap Sanggah tidak wajib. Dalam peristiwa ini menyebabkan keberadaan Sanggah kadang kala tidak memberikan banyak arti bagi keluarga Hindu dalam kegiatan di Sanggah. Seperti pandangan Geertz terhadap peristiwa ialah Budaya adalah sistem makna dan simbol yang diatur, artinya individu berusaha mendefinisikan dunia, mengekspresikan emosi dan membuat penilaian mereka dalam suatu pola makna yang diwariskan melalui sejarah yang diekpsresikan dalam bentuk simbol. Dari simbol ini setiap individu bisa berkomunikasi, memelihara dan mengembangkan pengetahuan serta sikap di dalam kehidupan sehari-hari. Sanggah dimengerti sebagai tempat untuk leluhur dan selalu berupaya yang terbaik sebagai tempat pemujaan Tuhan dan para leluhur. Namun berbeda dengan Hindu Jawa yang ada di Yogyakarta yang tidak terlihat membangun simbol Sanggah di dalam area teras rumahnya. Ini menyebabkan timbulnya beberapa pertanyaan dan ketidakpahaman karena pengelolaan Sanggah yang kurang tepat. Beberapa faktor juga dapat dipengaruhi dalam fenomena ini seperti perbedaan kelompok etnis dan budaya dan faktor luas tanah yang kurang memadai. Namun perbedaan ini tidak menjadikan permasalahan bagi kedua etnis ini karena sama-sama memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan di dalam kehidupan dan mencapai Moksa.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Dr. Ahmad Salehudin S. Th. I., M. A.
Uncontrolled Keywords: Sanggah, Hindu Bali, Transformasi Simbol
Subjects: Studi Agama Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Studi Agama Agama (S1)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 26 Oct 2023 13:45
Last Modified: 26 Oct 2023 13:45
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/61884

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum