HAKIKAT MANUSIA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI ATAS PEMIKIRAN AHMAD TAFSIR)

Indah Rahayu Pamungkas, NIM.: 07410240 (2011) HAKIKAT MANUSIA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM (STUDI ATAS PEMIKIRAN AHMAD TAFSIR). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (HAKIKAT MANUSIA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM (Studi Atas Pemikiran Ahmad Tafsir)) BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (HAKIKAT MANUSIA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM (Studi Atas Pemikiran Ahmad Tafsir)) BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (2MB)

Abstract

Latar belakang penelitian ini adalah terkait kegagalan dunia pendidikan dalam menghantarkan manusia untuk menjadi manusia. Menurut Ahmad Tafsir, hal itu disebabkan oleh pendidikan yang ada tidak dilangsungkan dengan pemahaman yang baik tentang ihwal hakikat manusia. Jika pendidikan dilangsungkan berdasarkan pemahaman tentang hakikat manusia, maka menurutnya, pendidikan akan berhasil membawa setiap diri lahir dan tumbuh sebagai manusia Tuhan atau manusia Ilahi. Ungkapan manusia Tuhan dalam pemikiran Tafsir ini menarik untuk dicermati lebih lanjut, khususnya sisi keterkaitannya dengan hakikat manusia itu sendiri. Sayangnya eksplorasi pemikiran hakikat manusia Tafsir, berikut implikasi teoritis bagi konsep pendidikan yang Tafsir lahirkan, hingga sejauh ini belum juga ada yang mengkaji. Bermula dari itulah penulis di sini kemudian tertarik meneliti pemikiran hakikat manusia Tafsir berikut implikasinya bagi konsep pendidikan yang dilahirkannya. Dari itu penelitian memiliki dua rumusan masalah, (1), bagaimana konsep pemikiran Ahmad Tafsir tentang hakikat manusia? Dan (2), bagaimana implikasi pemikiran hakikat manusia Ahmad Tafsir tersebut terhadap konsep pendidikan Islamnya? Penelitian ini termasuk jenis penelitian literer, dengan sumber primer karangan Ahmad Tafsir yang berjudul Filsafat Pendidikan Islami: Integrasi, Jasmani, Rohani dan Kalbu Memanusiakan Manusia (2006). Penelitian ini didasarkan pada satu kerangka teori bahwa perbedaan kepercayaan filosofis akan selalu memiliki implikasi corak konsep pemikiran yang juga menjadi berbeda. Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, penulis di sini menemukan bahwa pemikiran hakikat manusia Tafsir secara umum di satu sisi sangat filosofis, dan di sisi yang lain, sangat sufistik. Itu terpahami terkait fase intelektual Tafsir yang pada mulanya dekat dengan pergulatan filsafat, dan kemudian terarah pada tasawuf. Meski terlihat betapa Tafsir agaknya jauh lebih dominan dipengaruhi nalar tasawuf, ketimbang filsafat. Menurutnya hakikat manusia terdiri dari tiga unsur, yakni unsur jasmani, unsur akal, dan unsur rohani. Dari ketiga unsur tersebut, hal terpenting adalah inti hakikat manusia, yakni aku diri manusia, yang sejatinya adalah Aku Ilahiah. Di titik inilah menurut Tafsir makna pendidikan bagi hidup manusia, sebagai upaya menolong atau membantu setiap diri dalam menemukan Aku Ilahiahnya. Pemikiran Tafsir ini sekurang-kurang memiliki dua implikasi penting bagi konsep pendidikan yang dimilikinya, yakni implikasi filosofis dan implikasi kurikulum. Implikasi filosofis terdiri dari aspek ontologi pendidikan; yakni tentang dasar dan hakikat pendidikan menurut Tafsir, kemudian epistemologi pendidikan, yakni tentang cara dan penyelenggaraan pendidikan dilangsungkan, serta yang ketiga aspek aksiologi pendidikan, yakni tentang tujuan atau fungsi pendidikan. Ada pun implikasi kurikulum terlihat dari penjabaran Tafsir bahwa pendidikan mesti melaksanakan program pendidikannya dalam tiga strata keilmuan, antara lain: (1) sains, (2) filsafat, dan (3) mistik.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item