INKLUSIVITAS PEMIKIRAN MUFASSIR KONTEKSTUALIS DOSEN UIN SUNAN KALIJAGA TENTANG KAUM DIFABEL

M. Said Habibi, NIM.: 23205031054 (2025) INKLUSIVITAS PEMIKIRAN MUFASSIR KONTEKSTUALIS DOSEN UIN SUNAN KALIJAGA TENTANG KAUM DIFABEL. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (INKLUSIVITAS PEMIKIRAN MUFASSIR KONTEKSTUALIS DOSEN UIN SUNAN KALIJAGA TENTANG KAUM DIFABEL) 23205031054_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (5MB) | Preview
	Text (INKLUSIVITAS PEMIKIRAN MUFASSIR KONTEKSTUALIS DOSEN UIN SUNAN KALIJAGA TENTANG KAUM DIFABEL) 23205031054_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (8MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini berangkat dari realitas sosial yang menunjukkan bahwa kaum difabel masih mengalami marginalisasi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam ranah keagamaan. Padahal, al-Qur’an secara eksplisit menunjukkan keberpihakannya kepada kelompok rentan melalui kisah dan prinsip-prinsip keadilan sosial. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis konstruksi pemikiran mufassir kontekstualis dosen UIN Sunan Kalijaga dalam menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan difabel serta pengaruh konstruksi sosial dalam proses penafsiran tersebut. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif-deskriptif dengan pendekatan tafsir kontekstual Abdullah Saeed dan sosiologi pengetahuan Karl Mannheim. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi, analisis isi, serta wawancara mendalam dengan tokoh-tokoh utama, yaitu Sahiron Syamsuddin, Abdul Mustaqim, Arif Maftuhin, dan Ro’fah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemikiran para mufassir kontekstualis tersebut dibentuk oleh sejumlah faktor sosial seperti latar belakang pendidikan global, posisi institusional dalam struktur akademik, keterlibatan sosial, serta orientasi ideologis terhadap nilai-nilai keadilan dan kesetaraan. Tafsir yang mereka hasilkan cenderung progresif dan responsif terhadap isu-isu kontemporer, termasuk dalam memberikan afirmasi terhadap hak-hak kaum difabel. Penelitian ini menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan kajian serupa dengan menjangkau konteks institusi lain, memperluas pendekatan teori tafsir, serta melibatkan partisipasi aktif dari komunitas difabel dalam proses interpretasi. Dengan demikian, diharapkan akan lahir paradigma tafsir yang lebih inklusif dan humanis dalam menjawab tantangan sosial keagamaan kontemporer.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item