PANDANGAN IMAM ABU HANIFAH DAN IMAM ASY-SYAFI’I TENTANG KEDUDUKAN ANAK HASIL ZINA (IMPLIKASI TERHADAP HUKUM WARISAN DAN HUKUM MENIKAHI ANAK HASIL ZINA)

Abd Wahid, NIM.: 04360081 (2011) PANDANGAN IMAM ABU HANIFAH DAN IMAM ASY-SYAFI’I TENTANG KEDUDUKAN ANAK HASIL ZINA (IMPLIKASI TERHADAP HUKUM WARISAN DAN HUKUM MENIKAHI ANAK HASIL ZINA). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PANDANGAN IMAM ABU HANIFAH DAN IMAM ASY-SYAFI’I TENTANG KEDUDUKAN ANAK HASIL ZINA (IMPLIKASI TERHADAP HUKUM WARISAN DAN HUKUM MENIKAHI ANAK HASIL ZINA))
BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (5MB) | Preview
[img] Text (PANDANGAN IMAM ABU HANIFAH DAN IMAM ASY-SYAFI’I TENTANG KEDUDUKAN ANAK HASIL ZINA (IMPLIKASI TERHADAP HUKUM WARISAN DAN HUKUM MENIKAHI ANAK HASIL ZINA))
BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Islam adalah Agama yang kaffah, mengatur semua lini kehidupan manusia, mengenai hal-hal yang menyangkut aqidah, ibadah, kemasyarakatan, kesehatan, lingkungan, hukum dan lain sebagainya, termasuk di dalamnya tentang hukum pernikahan dan kewarisan. Dalam hukum Islam, hubungan suami isteri antara laki-laki dan perempuan yang tidak terikat tali pernikahan disebut “zina”, sehingga apabila akibat hubungan dimaksud membuahkan janin, maka setelah dilahirkan anak tersebut adalah anak luar nikah atau yang dalam masyarakat lebih dikenal dengan istilah “anak zina”. Ahl ar-Ra’yi mempunyai pendapat yang menyatakan bahwa anak hasil zina tidak mempunyai hubungan kenasaban dengan bapak zinanya,dan banyak ulama yang sependapat dengan pendapat tersebut. Karena itu untuk mendekatkan pengertian anak hasil zina dalam hal waris dan menikahinya, menurut pandangan Imam Abu Hanifah dan Imam asy-Syafi’i dengan lebih terperinci. Penelitian ini merupakan metode penelitian pustaka dengan menggunakan data-data primer dan sekunder yang ditulis atau nukilan dari pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam asy-Syafi’i serta data-data lain yang berhubungan dengan pembahasan. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan usul fiqh. Kemudian penulisan dilakukan dengan cara mengetahui latar belakang atau pengertian anak hasil zina sekaligus mempresentasikannya dalam menetapkan produk hukum Islam. Penyusunan ini memfokuskan pada dua tokoh tentang anak hasil zina dalam hak waris dan menikahinya, Sebagaimana pandangan Imam Abu Hanifah anak hasil zina tidak boleh dinikahi oleh ayah zinanya sebagaimana keharaman anak perempuan yang sah. Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa, zina itu menyebabkan keharaman muşăharăh, maka kalau seorang laki-laki melakukan zina dengan seorang perempuan, maka laki-laki itu haram menikahi anak perempuan dan ibu wanita yang dizinainya itu. Berbeda dengan pendapat Imam asy-Syafi’i, seorang laki-laki boleh menikahi anak perempuannya dari hasil zina, saudara perempuan, baik dari anaknya yang laki-laki maupun yang perempuan, dan keponakan perempuan, baik dari saudaranya yang laki-laki maupun yang perempuan, sebab wanita-wanita itu secara syar’i adalah orang-orang yang bukan muhrim dan zina tidak menyebabkan adanya keharaman muşăharăh, maka laki-laki yang menzinainya boleh menikahi anak hasil zinanya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Drs. H. Fuad Zein, M.A. dan H. Wawan Gunawan, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Zina, Pemikiran, Imam Abu Hanifah, Imam asy-Syafi’i
Subjects: Perbandingan Madzhab
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 01 Dec 2023 15:16
Last Modified: 01 Dec 2023 15:28
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62453

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum