PENAFSIRAN PARA ULAMA TERHADAP AYAT-AYAT LUPA DI DALAM AL-QUR’AN

Fikrotus Salimah, NIM.: 05530034 (2011) PENAFSIRAN PARA ULAMA TERHADAP AYAT-AYAT LUPA DI DALAM AL-QUR’AN. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PENAFSIRAN PARA ULAMA TERHADAP AYAT-AYAT LUPA DI DALAM AL-QUR’AN)
BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (PENAFSIRAN PARA ULAMA TERHADAP AYAT-AYAT LUPA DI DALAM AL-QUR’AN)
BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Manusia dalam bahasa arab disebut dengan al-Insan, yang berasal dari lafadz insiyan dari lafadz nisyan yang berarti lupa atau lalai. Lupa adalah merupakan sifat dasar manusia, entah karena lupa yang disengaja, lupa karena lemahnya kecerdasan atau mungkin karena imbas dari kecelakaan. Al-Qur'ān mengungkapkan kelalaian ini sebagai lupa yang banyak terjadi pada manusia, sehingga manusia melupakan Rabb-nya yang menciptakan dan memberikannya kenikmatan yang sedemikian banyak. Lupa itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu lupa yang dapat ditoleransi dan lupa yang tidak dapat ditoleransi. Lupa atau lalai yang dapat ditoleransi adalah lupa yang tidak disengaja, atau lupa yang dikarenakan banyaknya informasi yang diterima sehingga menyebabkan lupa, sedangkan lupa yang tidak mendapat toleransi adalah jenis lupa yang memang disengaja untuk dilupakan, atau karena keteledoran dan kurangnya perhatian akan hal tersebut. Untuk itu penelitian ini, penulis mencoba menelusuri bagaimana para mufassir menafsirkan lafadz-lafazd lupa yang ada di dalam al-Qur'ān beserta sebab dan cara mengatasinya. Di dalam al-Qur'ān lafadz yang dartikan lupa ada tiga, yaitu nasiya, ghafala, dan sahā. Ketiga lafadz ini mempunyai definisi yang berbeda-beda, nasiya diartikan suatu keadaan yang berada diluar kesanggupan manusia, dan merupakan suatu kelalaian yang sudah pernah dilakukan. Ghafala diartikan, lupa yang terjadi pada diri sendiri sebab sedikinya perhatian atau lengah terhadap hal tersebut. Sedangkan saha, berarti suatu kesalahan yang dilakukan sebab lalai. Pada dasarnya ketiga lafadz ini memiliki makna dasar yang sama, akan tetapi apabila ditelaah lebih mendalam akan ditemukan sedikit perbedaan diantara ketiganya. Ada banyak sekali penyebab lupa, adakalanya memang karena kemampuan memori otaknya yang lemah, karena sedikitnya perhatian (menyepelekan) terhadap hal yang dilupakan tersebut, atau karena terlena dengan urusan yang tidak penting dan menuruti hawa nafsunya. Dan adakalanya lupa yang disebabkan karena terbenturnya kepala yang sedemikian keras sehingga menyebabkan lupa, dan ada pula yang disebabkan karena usia yang sudah lanjut, yang mana kemampuan mencamkan dalam ingatan sudah melemah. Cara mengatasinya juga bermacam-macam, yaitu dengan cara mengingatkan atau mengenalkan kembali, dengan mengurangi makan makanan yang berlemak, memperpanjang sujud dan puasa, dan dengan cara menulis hal-hal yang penting yang semestinya tidak dilupakan. Pada dasarnya lafadz nasiya, ghafal, dan saha tersebut mempunyai arti yang sama yaitu lupa, akan tetapi kebiasaan orang arab dalam menggunakan ketiga lafadz tersebut dengan pengertian yang berbeda-beda.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Prof. Dr. Muhammad Chirzin M.Ag
Uncontrolled Keywords: Ayat-Ayat Lupa, Nasiya, Ghafala, Saha, Laha, Tafsir
Subjects: Tafsir Hadist
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 12 Dec 2023 08:47
Last Modified: 12 Dec 2023 08:47
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62574

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum