KESATUAN MAKNA DALAM PUISI AT-TALASIM KARYA ILIYA ABU MADI (ANALISIS SEMIOTIK RIFFATERRE)

Lalu Muhamad Rusdi Fahrizal, NIM.: 20201012005 (2022) KESATUAN MAKNA DALAM PUISI AT-TALASIM KARYA ILIYA ABU MADI (ANALISIS SEMIOTIK RIFFATERRE). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KESATUAN MAKNA DALAM PUISI AT-TALASIM KARYA ILIYA ABU MADI (ANALISIS SEMIOTIK RIFFATERRE))
20201012005_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (KESATUAN MAKNA DALAM PUISI AT-TALASIM KARYA ILIYA ABU MADI (ANALISIS SEMIOTIK RIFFATERRE))
20201012005_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Objek material pada penelitian ini adalah syair yang berjudul Aṭ-Ṭalāsim karya Iliyā Abū Māḍī, sedangkan yang menjadi objek formalnya adalah kesatuan makna, dan adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotik Riffaterre. Dalam semiotiknya, menggunakan dua level pembacaan, yaitu heuristik (pembacaan berdasarkan tingkat mimetis, berdasarkan arti kamus) dan hermeneutik (pembacaan proses pada level kedua dengan mencari matriks, model, dan hipogram). Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa dalam syair Aṭ-Ṭalāsim dalam pembacaan heuristik masih tersebar, belum memusat. Dalam pembacaan hermeneutik, penyair menyampaikan pemikirannya tentang sebuah teka teki yang mengajak pembaca untuk berfikir tentang ungkpan pertanyaan yang diucapkan oleh penyair. Adapun matriks yang didapatkan oleh penulis adalah “nilai-nilai kebenaran”. Menurut hemat penulis, dalam syair Aṭ- Ṭalāsim manusia memerlukan pilihan yang tepat, agar jalan hidup manusia bisa mengarah pada nilai-nilai kebenaran. Model dalam bait syair Aṭ-Ṭalāsim terdapat dalam dua kalimat yang berbunyi “walaqod abṣortu” dan “wa lī yā baḥru aqlin” yang artinya ungkapan penyair tentang akal yang dimiliki manusia, sebagai unsur pembeda dengan makhluk lainnya. Akal tersebut digunakan untuk mencari jalan kebenaran. Hipogram aktual yang menjadi latar belakang terbentuknya matrik ini adalah pemikiran filsafat aliran rasionalisme. Menurut kaum rasionalisme, sumber pengetahuan manusia didasarkan pada ide bawaan (innate idea) yang dibawa oleh manusia sejak lahir. Ide bawaan tersebut terbagi menjadi tiga bagian, yaitu; Pertama, pemikiran (cogitans), bahwa secara fitrah manusia membawa ide bawaan yang sadar pada dirinya adalah makhluk yang berfikir. Kedua, Allah (deus), manusia secara fitrah memiliki ide tantang suatu wujud yang sempurna, dan wujud yang sempurna tersebut tidak lain adalah Tuhan. Ketiga, keluasan (extensia), yaitu ide bawaan manusia, materi yang memiliki keluasan dalam ruang.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing: Dr. Moh. Kanif Anwari, S. Ag. M.Ag.
Uncontrolled Keywords: At-Ṭalasim, Heuristik, Hermeneutik
Subjects: Bahasa Arab
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Arab (S2)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 05 Jan 2024 10:44
Last Modified: 05 Jan 2024 10:44
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62707

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum